TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Buruk Hustle Culture, Pekerja Wajib Tahu! 

Waspadai budaya gila kerja yang tidak sehat! 

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Cup of Couple)

Fenomena hustle culture kini marak terjadi di kalangan pekerja, khususnya milenial. Bekerja secara berlebihan melebihi waktu normal rela dilakukan demi mencapai keuksesan yang diinginkan. Alhasil, aspek-aspek lain di kehidupannya jadi banyak yang terabaikan.

Sayangnya, budaya ini tidak sepenuhnya bisa dibenarkan, lho. Pasalnya, ada beragam dampak buruk yang bisa muncul jika hustle culture ini terus dilakukan. Mau tahu apa saja? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Tidak memiliki work life balance 

ilustrasi bekerja berlebihan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Bagi seorang hustle culture, sepanjang hari mulai dari pagi hingga malam hanya diisi dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Padahal, antara waktu bekerja, pribadi, hingga sosial harusnya dialokasikan secara seimbang.

Nah, kondisi ini akhirnya membuatmu kehilangan work life balance. Ingatlah, sebagai manusia kita juga memerlukan waktu istirahat, bercengkerama dengan orang lain, ataupun me time juga, lho. Jangan hanya berkutat dengan pekerjaanmu saja.

Baca Juga: 7 Strategi Hadapi Lingkungan Kerja Toxic untuk Karyawan Baru

2. Kesehatan fisik dan mental terguncang 

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Maikhail Nilov)

Memprioritaskan pekerjaan diatas aspek lainnya bukanlah pilihan yang tepat. Jika kalian masih saja mengikuti hustle culture ini maka bersiaplah kesehatan fisik hingga mentalmu akan terguncang. Potensi drop sewaktu-waktu bisa saja muncul akibat kelalaianmu menjaga kesehatan diri.

Selain rentan sakit, bekerja secara berlebihan juga membuatmu rentan stres. Dalam jangka panjang, hal ini akhirnya merembet kemana-mana. Ingatlah, jika tubuh kita juga ada batasnya. Alih-alih mempercepat pencapaian tujuan, memaksakan diri di luar batas kemampuan justru bisa menghambat kemajuan dirimu.

3. Produktivitas malah menurun 

ilustrasi tidak bersemangat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang, hustle culture seolah-olah memberi ilusi meningkatkan produktivitas karena waktu bekerja yang lebih banyak. Namun, coba kalian renungkan lagi, deh!

Pikiran yang diajak on terus tanpa jeda istirahat justru membuka potensi besar untuk stres. Stres yang berkepanjangan akhirnya membuatmu burnout sehingga semangat kerja jadi menurun. Hal ini tentunya membuat produktivitasmu ikut menurun juga, bukan?

4. Menciptakan lingkungan kerja yang toxic 

ilustrasi persaingan tidak sehat (pexels.com/August De Richelieu)

Hustle culture ini memberi dorongan bagi kita untuk bekerja secara terus-menerus melebihi orang lain agar bisa jadi yang terbaik. Namun, tahukah kamu hal ini justru bisa menciptakan lingkungan kerja yang toxic?

Ketika setiap pekerja memiliki ambisi mencapai puncak, maka peluang terjadinya kompetisi yang tidak sehat akan lebih mudah muncul. Melakukan cara yang kejam sekalipun rela dilakukan demi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Baca Juga: 5 Tips Beri Good Impression Saat Interview Kerja, Pelamar Kerja Cek!

Verified Writer

Agata Melinda Kristi

Let's take and give positive energy only, setuju?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya