TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kamu Gak Perlu Balikan sama Mantan yang Hobi Main Tangan

Cukup sekian dan terima kasih!

ilustrasi melihat foto mantan (pexels.com/George Milton)

Alasan orang mantap putus dari sang pacar bisa bermacam-macam. Bisa karena masalah sepele sampai yang terbilang fatal. Seperti salah satunya karena mantannya itu sering main tangan. Kekerasan dalam hubungan asmara mau apa pun alasannya memang gak bisa dibenarkan. 

Adalah keputusan yang tepat ketika kamu berani berpisah dari toxic people seperti dia. Lantas bagaimana jika setelah beberapa bulan berpisah, akhirnya hatimu kembali luluh dan ingin balikan dengannya? Wah, jangan buru-buru memutuskan begitu, ya! Pertimbangkan dulu lima alasan berikut. Supaya kamu sadar, bahwa balikan sama mantan yang suka main tangan itu gak worth it sama sekali.

1. Kalau benar-benar sayang padamu, seharusnya dia gak sampai hati menyakitimu

ilustrasi orang bersedih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pikirkan lagi jika memang si dia benar-benar sayang dan cinta sama kamu, jangankan memukul, berkata kasar saja tidak pernah. Lalu kenapa doi malah gampang banget melayangkan tangannya ke wajahmu, tiap kali kalian bertengkar, ya? Orang macam ini, sih gak usah dibawa-bawa lagi ke masa depanmu, deh. 

Melupakan doi beserta segala kenangan indah kalian dulu memang gak mudah. Tapi bukan berarti kamu bisa kembali ke pelukannya begitu saja, dong. Ingat bagaimana dia tega menyakitimu secara fisik dan mental. Rasanya waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan bersamanya sekali lagi.

2. Kamu akan dianggap bodoh karena mau menjatuhkan diri ke lubang yang sama

ilustrasi curhat ke teman (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kali ini kamu perlu mendengar pendapat dari orang-orang terdekatmu, sebelum nekat mengajaknya balikan. Pasti mayoritas dari mereka bakal menyarankan untuk move on dan tidak usah berurusan lagi dengannya. Sebab gak ada jaminan mantanmu tidak akan melakukan hal yang sama, jika kalian benar-benar bersama lagi.

Kamu bakal dicap 'bodoh' jika tetap mau rujuk dengannya. Karena setelah kalian kembali berpacaran, tabiat buruknya itu muncul lagi. Nah, malah kamu sendiri yang rugi, kan? Sudah sakit fisik dan mental, masih harus menanggung kecewa sekaligus malu. Masa masih mau ngotot balikan, sih?

Baca Juga: Dispatch Ungkap Timeline Hubungan Kim Seon Ho dan Mantan Pacar

3. Lebih baik jomlo daripada berpacaran dengan orang yang gak bisa memperlakukanmu dengan baik

ilustrasi main tangan (pexels.com/Keira Burton)

Terkadang hasrat ingin kembali pada mantan itu muncul karena didorong rasa kesepian setelah berpisah darinya. Biasanya ada yang memanggilmu 'sayang' dan rajin mengucapkan selamat malam sebelum tidur. Sekarang, kok terasa sepi. Bahkan kamu sampai merindukan momen perdebatanmu dengannya. 

Padahal setiap kali bertengkar dia gak pernah absen main tangan, lho. Kalau begitu adanya, lebih baik kamu jomlo saja dulu. Untuk apa punya pacar tapi batinmu sering disiksa? Semua cuma soal waktu. Wajar sekarang kamu merasa kesepian, tapi lama-lama juga bakal terbiasa, kok.

4. Kamu akan terus dihantui rasa khawatir jika nanti 'penyakitnya' kambuh lagi

ilustrasi orang berdebat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Katakanlah kamu terlanjur balikan sama doi. Yakin hubungan kalian bakal terus baik-baik saja? Sadar apa tidak, rasa trauma itu pasti ada dan membekas di hatimu. Ini, nih yang membuat kamu kadang suka was-was saat sedang berdebat dengannya. Tanpa sadar kamu jadi dihantui rasa takut bakal mengalami kekerasan itu lagi. 

Memang hubungan yang tidak menenangkan seperti ini yang kamu harapkan? Lebih baik jaga jarak darinya dan urungkan saja niatmu buat balikan. Sayang waktu, tenaga dan perasaanmu harus dibayang-bayangi perbuatan buruknya terus-menerus.

Baca Juga: 5 Penyesalan Cowok Saat Tahu Mantan Pacar Sudah Bisa Move On

Verified Writer

Angel Rose

Jadikan tulisanmu sebagai virus yang menularkan kebaikan <3 ^^ Ig: @caecilia.angel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya