TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hikmah Dibalik Quarter-Life Crisis, Ajakan untuk Mengenali Diri

Gak ada kejadian yang sia-sia

ilustrasi seseorang merenung (pexels.com/Julia Volk)

Quarter-life crisis adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidakpastian dan kebingungan yang dialami banyak orang di usia awal 20-an hingga 30-an. Pada masa ini, banyak orang merasa cemas dan bingung soal arah hidup, tujuan, bahkan identitas dirinya. Apa kamu termasuk orang yang pernah atau sedang mengalami masa ini?

Meskipun quarter-life crisis sering kali dianggap sebagai periode yang cukup sulit untuk dijalani, sebenarnya ada hikmah tersembunyi di balik krisis ini, lho. Gak percaya, yuk telusuri poin-poin berikut ini!

1. Pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri

ilustrasi seseorang memvalidasi diri (pexels.com/Tim Douglas )

Quarter-life crisis sering kali mendorong atau bahkan memaksa kamu untuk melakukan refleksi mendalam tentang siapa dirimu sebenarnya, apa yang kamu inginkan, dan apa yang bikin kamu merasa bahagia. Kamu harus mengikuti keinginan untuk mengenali diri ini. Karena dengan cara inilah kamu bisa sukses melalui fase sulit tersebut.

Dalam proses ini, kamu bisa menggali lebih dalam tentang nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup yang sebenarnya. Pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri ini bisa membantu mengarahkanmu menuju jalur yang sesuai dengan kepribadian dan tujuan hidup.

2. Peningkatan dalam kesiapan menghadapi tantangan hidup lainnya

ilustrasi seorang high-value woman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Quarter-life crisis tanpa disadari menjadi momen penting di mana kamu belajar untuk menghadapi tantangan hidup secara lebih mandiri. Tekanan untuk menemukan pekerjaan yang memuaskan, membangun hubungan yang sehat, dan menemukan makna hidup akan bisa mengasah ketangguhan mental dan kemandirian.

Proses ini mempersiapkanmu untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi di masa depan. Setelah melalui krisis hidup ini, kamu bisa menghadapi masalah lain dalam hidup dengan penuh keyakinan dan keberanian.

Baca Juga: 8 Solusi untuk Keluar dari Jebakan Quarter Life Crisis, Jangan Panik

3. Keterampilan beradaptasi dan ketahanan mental jadi meningkat

ilustrasi seseorang sulit melakukan self-compassion (pexels.com/Feyza Yıldırım)

Quarter-life crisis, bisa dibilang juga akan memaksa kamu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan dan ketidakpastian hidup. Proses ini mendorong kamu untuk mengembangkan keterampilan adaptasi yang penting dalam menghadapi dinamika kehidupan yang terus berubah.

Selain itu, kamu juga jadi belajar untuk mengelola tekanan dan stres dengan cara yang sehat. Alhasil, ini akan memperkuat ketahanan mentalmu.

4. Kamu jadi sadar akan prioritas hidup yang sebenarnya

ilustrasi seseorang yang percaya diri (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Krisis ini juga bisa menggugah kesadaran akan prioritas hidup yang sebenarnya. Kamu jadi lebih menyadari bahwa kebahagiaan sejati gak hanya bergantung pada kesuksesan material, tetapi juga pada keseimbangan dalam aspek-aspek lain kehidupan. Seperti kesehatan, hubungan sosial, dan kepuasan pribadi.

Kesadaran ini mendorong kamu untuk mengejar kehidupan yang lebih berarti dan seimbang. Melewati krisis ini membuatmu jadi pribadi yang lebih dewasa, kan?

5. Membentuk hubungan yang lebih dalam dan sehat

ilustrasi seseorang berdiskusi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Quarter-life crisis akan menjadi titik balik di mana kamu mulai mencari hubungan yang lebih dalam dan positif dengan orang-orang di sekitarmu. Kamu akan mulai mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional di bidang psikologi untuk membantu melewati periode ini.

Proses ini memperkuat ikatan emosional dengan orang lain, terutama orang yang menjadi support system-mu. Juga, menciptakan lingkungan yang mendukung dalam perjalanan hidup.

Baca Juga: 5 Penyebab Utama Quarter Life Crisis dan Bagaimana Mengatasinya

Verified Writer

Desy Damayanti

Black is the new pink ❣️ ig: desy_damay

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya