Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Berada di tengah-tengah masyarakat membuat kita harus bisa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi merupakan salah satu ciri dari manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan pernah hilang darinya.
Namun, tidak semua orang bisa menerapkan komunikasi yang positif, terutama saat berada di lingkungan kerja atau organisasi. Komunikasi yang positif adalah yang tujuannya untuk membangun suatu hal ke arah yang lebih baik agar suasana kerja bisa lebih kondusif.
Salah satu yang bisa diterapkan adalah dengan membangun feedback culture. Berikut ini merupakan lima cara yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan budaya memberi dan juga menerima feedback.
1. Jika ingin memberi feedback, identifikasikanlah terlebih dahulu masalahnya
Ilustrasi orang berdiskusi (unsplash.com/Zainul Yasni) Tidak dimungkiri bahwa manusia selalu dihadapkan dengan berbagai masalah setiap harinya. Perlu diingat bahwa masalah ada untuk dihadapi dan diselesaikan. Untuk itulah kita perlu menjadi seseorang yang peka terhadap lingkungan di sekitar kita.
Amatilah lingkungan kerjamu, entah dari sisi positifnya atau mungkin ada sesuatu hal yang menurutmu perlu diperbaiki. Jangan menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan tempat kamu berada.
2. Jelaskan permasalahan yang ada secara spesifik
Ilustrasi orang berdiskusi (unsplash.com/Charles Deluvio) Setelah mengidenfitikasi masalahnya, kamu perlu mengambil tindakan untuk mendiskusikan hal tersebut. Bukan hanya sekedar memberitahu, "Kamu tidak bisa diandalkan," sebaiknya sampaikan poin yang membuatmu bisa berpikir seperti itu tentang rekanmu.
Jangan mengharapkan bahwa seseorang bisa menyadari kesalahan yang mereka perbuat. Kadang kala ada dari mereka yang tidak mengetahui bahwa tindakannya berdampak negatif karena setiap manusia memiliki cara pandangnya masing-masing.
Dengan memberikan poin sesuai fakta dan dijelaskan secara spesifik sesuai dengan apa yang kamu perhatikan, penerima feedback akan lebih bisa menelaah tindakannya yang mana yang menjadi permasalahan. Tentunya harus disampaikan dengan bahasa yang sopan, ya.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kita Butuh Feedback untuk Kesuksesan Karier
3. Berikan gambaran tentang dampak yang bisa ditimbulkan untuk memperjelas feedback yang diberikan
Ilustrasi orang berdiskusi (unsplash.com/Amy Hirschi) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sambungan dari poin nomor 2, penyampaian tentang dampak yang timbul dari tindakan rekanmu adalah hal yang penting. Kamu bisa mengingatkan tentang dampak negatif yang sudah terjadi atau yang mungkin bisa terjadi jika tidak adanya perubahan.
Poin ini akan semakin membuat feedback yang kamu berikan menjadi lebih terarah. Jadi rekanmu yang menerima feedback tidak akan menganggap bahwa kamu sekedar omong kosong atau yang lebih parah menganggapmu hanya ingin menjatuhkannya saja. Kalau seperti itu, hubungan akan jadi runyam, ya.
4. Biasakan untuk selalu berpikir secara terbuka dan memandang jauh ke depan ketika menerima feedback
Ilustrasi orang bekerja dalam tim (unsplash.com/Redd) Saat kamu sudah bisa menjadi feedback giver yang baik, bukan berarti kamu juga bisa menjadi feedback receiver yang baik pula. Dalam membangun kebiasaan sebagai penerima feedback, kamu perlu membiasakan diri untuk berpikir terbuka.
Dengarkan dan cermati apa yang pemberi feedback coba diskusikan denganmu secara utuh, dari titik awal hingga dampaknya. Setelah itu barulah kamu merenungkan apa yang bisa kamu perbaiki agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Jika si pemberi feedback tidak menyampaikan permasalahan secara spesifik, jangan ragu untuk meminta penjelasan yang lebih darinya.
Baca Juga: Tetap Tenang, Ini 5 Tips Menghadapi Feedback Negatif dari Rekan Kerja