TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sepenting Apa Jejak Digital saat Melamar Pekerjaan? HRD Kasih Bocoran!

Ternyata gak seseram itu, sih #IDNTimesLife

ilustrasi medsos (pexels.com/freestocks.org)

Apakah ada dari antara kamu yang membuat media sosialmu serapi dan seindah mungkin karena ingin melamar kerja? Kamu takut media sosialmu dilihat oleh para HRD dan kamu mengunci aksesnya?

Jejak digital mungkin memang jadi perhatian untuk sebagian pelamar. Ada yang malu cuitannya dinilai oleh HRD, lalu memengaruhi proses lamaran kerjanya. Namun, sepenting apakah jejak digital saat melamar kerja?

Menjawab rasa ingin tahumu, Albert Mahendra selaku HR officer Jakmall.com dan Karoline A Sinaga, M.Psi, Psi. sebagai HR practitioner and psychologist berbagi pengalamannya di sini. Simak, ya!

1. Menurut Albert, mengetahui jejak digital pelamar itu bisa dibilang penting dan tidak penting

ilustrasi medsos (pexels.com/Edward Jenner)

Bagi Albert, jejak digital pelamar bisa dianggap penting sekaligus tidak penting. Ia pun menjelaskannya dalam kasus singkat.

"Ini bisa dibilang penting dan gak penting, ya, karena tentunya HR tidak ingin mendapatkan seorang toxic employee. Selalu akan ada jalan untuk bisa menemukan jejak digital kamu melalui berbagai cara," bocornya.

Baca Juga: Lagi Bosan dengan Pekerjaan? Jangan Memperparahnya dengan 6 Sikap Ini

2. Namun, jejak digital bukanlah faktor utama yang menentukan keberhasilanmu dalam melamar kerja

ilustrasi medsos (pexels.com/Giftpundits.com)

Meski contoh kasus yang disebutkan Albert tadi terasa krusial, rupanya jejak digital bukanlah prioritas atau tolok ukur utama keberhasilan dalam melamar kerja. Sebab, jejak digital hanyalah prediksi awal dari karakter pelamar.

"Itu bukan jadi faktor utama, ya. Bisa jadi hal itu akan dibawa di interview. Jika bisa dijelaskan pada saat interview, itu bagus. Selain itu, jejak digital hanya akan jadi prediksi awal saja. Setelah itu, semua akan tergantung dengan kemampuan adaptasimu di perusahaan," jelasnya.

3. Senada dengan Albert, Karoline menyebut jika sekarang sudah tidak banyak lagi recruiter yang mencari tahu jejak digital pelamarnya

ilustrasi medsos (pexels.com/Andrea Piacquadio)

"Jujur gak banyak lagi, ya, recruiter yang kepoin jejak digital atau kepoin social media-nya," sebut Karoline.

Menurutnya, mengetahui jejak digital pelamar akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan posisi yang dibutuhkan. Ada faktor lain seperti kemampuan komunikasi, keahlian, dan pengalaman yang dinilai lebih berharga.

4. Diakui Karoline bahwa mencari jejak digital pelamar memang jadi tren pada masanya

ilustrasi medsos (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Karoline pun menjelaskan mengapa mengetahui jejak digital pelamar sempat ramai dilakukan para HRD. Terlebih, ini dilakukan di awal-awal kemunculan media sosial.

"Dulu, adanya social media Instagram, Facebook, Twitter itu, kan, orang jadi apa-apa ngomong gitu. Apa-apa berceloteh di media sosial. Dengan kita mengetahui social media-nya, dia ngomong apa aja. Itu, kan, kita bisa memprediksi 'oh, ini tipe kalau yang ada masalah di kantor, akan share keluar gak?' Gitu, jadi lebih ke arah situ, sih!" papar dia. 

Baca Juga: 5 Kesalahan Saat Pekerjaan Menumpuk, Bikin Gak Kunjung Selesai

Verified Writer

Febriyanti Revitasari

I believe the grass is no more greener on the other side

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya