TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sebab Atasan Tak Percaya saat Kamu Mengadukan Ulah Rekan Kerja

Hubungan kalian selama ini jadi pertimbangan

ilustrasi bicara dengan atasan (pexels.com/RODNAE Productions)

Mengadukan perbuatan rekan kerja yang tidak baik pada atasan menjadi salah satu cara agar dia berhenti berulah dan mendapatkan sanksi yang semestinya. Misalnya, kecurangan-kecurangannya dalam bekerja. 

Saat teguran berkali-kali darimu tak lagi dihiraukannya, melaporkan ulahnya pada atasan layak dipilih. Akan tetapi, harapanmu untuk mendapatkan keadilan terkadang gak terwujud. Bukannya segera menindaklanjuti aduan, atasan justru mencurigai kamu.

Tentunya sikap atasan ini membuatmu kesal dan merasa tidak puas. Namun, ternyata atasan pun punya alasan untuk tak tergesa-gesa memercayai kamu, lho. Apa sajakah itu? Mari kita lihat kemungkinan-kemungkinannya.

1. Hubunganmu dengan teman tersebut memang kurang baik

ilustrasi bicara dengan atasan (pexels.com/Felicity Tai)

Setelah mendengarkan aduanmu, atasan akan melihat dulu ke belakang. Maksudnya, hubungan antara kamu dengan teman yang diadukan ulahnya. Apabila sebelum ini hubungan kalian memang kurang harmonis, atasan perlu meningkatkan kewaspadaannya.

Sebab bisa saja, kamu hanya tengah terlalu kesal pada teman itu lantas merekayasa cerita. Ia sebetulnya tidak melakukan hal-hal yang salah atau merugikan. Kamu cuma ingin membalas dendam atau senang melihatnya mengalami kesulitan dalam pekerjaan.

Baca Juga: 5 Langkah Tetap Produktif di Tengah Rekan Kerja Pemalas, Harus Fokus!

2. Kesaksianmu tidak disertai bukti

ilustrasi bicara dengan atasan (pexels.com/RODNAE Productions)

Pada dasarnya, atasan tetap menyimak kesaksianmu dan menjadikannya sebagai catatan berharga. Akan tetapi, untuk ia bertindak lebih jauh, modal kesaksianmu saja belumlah cukup. Harus ada dasar yang lebih kuat.

Jadi, penting buat kamu menyertakan bukti akan kebenaran kesaksianmu. Makin banyak bukti yang dimiliki bakal makin baik. Soalnya kalau sebatas kesaksian, bukankah semua orang juga dapat berkata apa pun?

3. Tidak ada orang lain yang mendukung kesaksianmu

ilustrasi bicara dengan atasan (pexels.com/Kindel Media)

Meski adanya bukti amat penting, kadang memang sulit buat kamu memperolehnya. Kamu tidak sempat merekam kejadiannya atau temanmu memang sangat rapi dalam melakukan kecurangan-kecurangan.

Apabila kamu tidak punya bukti, minimal harus ada saksi lain yang mendukung aduanmu. Namun, yang perlu diperhatikan ialah usahakan saksi tersebut orang yang netral, bukan teman dekatmu.

Apalagi bila kamu dan orang yang diadukan punya riwayat hubungan yang kurang baik seperti dalam poin pertama. Jika saksi lain masih termasuk orang terdekatmu, nanti atasan malah mengira kalian kompak ingin menjatuhkan si tertuduh.

4. Sebaliknya, teman yang dituduh punya alibi yang kuat

ilustrasi bicara dengan atasan (pexels.com/Jack Sparrow)

Guna menindaklanjuti aduanmu, atasan pastinya tidak puas kalau cuma mendengar dari satu pihak. Dia bakal memanggil orang yang kamu laporkan untuk mengklarifikasi isi aduanmu.

Di sinilah nasib aduanmu sedang ditentukan. Seandainya temanmu memiliki alibi yang kuat bahwa dirinya tak bersalah atau tidak melakukan perbuatan seperti yang kamu tuduhkan, habis sudah dirimu.

Pisau yang kamu arahkan padanya dapat berbalik menjadi membahayakan diri sendiri. Terlepas dari siapa yang benar di antara kalian, rasa percaya atasan pada alibi temanmu akan mendorongnya buat memberikan teguran keras padamu. Bahkan bisa jadi kamulah yang kena sanksi.

Baca Juga: 5 Penyebab Atasan Sulit Memercayaimu, Harus Bagaimana?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya