TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Workplace Bullying di Kantor dan Cara Mencegahnya

Perundungan di tempat kerja yang sering gak disadari

Live Instagram peluncuran e-booklet "Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying" Unilever dan Sudah Dong (17/11/2022). (dok. Unilever)

Tindakan bullying memang banyak terjadi sejak zaman dahulu. Umumnya, bullying memang terjadi di lingkungan sekolah. Namun, ternyata bullying pun banyak terjadi di lingkungan kerja atau dikenal juga dengan sebutan workplace bullying. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui dan aware terkait workplace bullying.

Dalam live interaktif di Instagram Unilever pada Kamis (17/11/2022), Unilever bersama komunitas anti-bullying Sudah Dong meluncurkan e-booklet tentang workplace bullying berjudul FYI: Sadari, Kenali, Atasi Bullying di Lingkungan Kerja. Peluncuran e-booklet ini merupakan aksi nyata dari Unilever untuk mencegah perundungan di tempat kerja. Inilah beberapa informasi penting tentang workplace bullying yang disampaikan melalui e-booklet!

1. Apa itu workplace bullying?

Live Instagram peluncuran e-booklet "Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying" Unilever dan Sudah Dong (17/11/2022). (IDN Times/Nisa Meisa Zarawaki)

Workplace bullying memang belum banyak diketahui oleh orang-orang. Karena biasanya kasus yang marak diperbincangkan di tempat kerja adalah terkait kekerasan atau harassment. Namun, workplace bullying ini sebenarnya berbeda dengan harassment.

"Workplace bullying itu belum ada payung hukumnya, berbeda dengan kekerasan atau harassment. Secara spesifik, workplace bullying adalah tindakan eksternal yang menargetkan kelompok atau seseorang, sehingga membuat mereka tertekan secara psikologis," jelas Tantri Arihta Sitepu, volunteer dari komunitas Sudah Dong.

Sebenarnya bentuk perundungan di tempat kerja gak jauh berbeda dengan bullying pada umumnya. Bullying ini bisa berupa verbal atau bahkan fisik. Bedanya adalah perilaku bullying ini dilakukan di tempat kerja, oleh satu karyawan untuk rekan kerja lainnya. Contohnya adalah candaan menyakitkan, diskriminasi, mencela, atau bisa juga berupa memberikan deadline yang gak masuk akal.

2. Dampak workplace bullying pada korbannya

Live Instagram peluncuran e-booklet "Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying" Unilever dan Sudah Dong (17/11/2022). (IDN Times/Nisa Meisa Zarawaki)

Sama halnya seperti bullying secara umum, perundungan di tempat kerja pun akan berdampak cukup buruk pada korbannya. Sebenarnya, bullying di tempat kerja memang kerap bersifat non-profesional. Namun, dampaknya bisa berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau pekerja.

"Dampaknya bisa berupa demotivasi, kesehatan mental yang memburuk, atau bahkan memengaruhi produktivitas dalam menyelesaikan pekerjaan," kata Tantri.

Meskipun dampaknya terjadi secara internal, namun akan berpengaruh juga terhadap profesionalitas dan produktivitas di tempat kerja. Tantri menambahkan, korban workplace bullying juga nantinya akan merasa gak worth it berada dalam lingkungan kerja tersebut.

Baca Juga: Waspada, 6 Dampak Buruk Kamu Tetap Bekerja dalam Workplace Toxicity

3. Alasan pentingnya aware terhadap workplace bullying bagi perusahaan

Live Instagram peluncuran e-booklet "Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying" Unilever dan Sudah Dong (17/11/2022). (IDN Times/Nisa Meisa Zarawaki)

Semua orang yang bekerja dalam suatu perusahaan sebenarnya harus mengetahui dan memahami workplace bullying. Karena efeknya bukan hanya secara individu, namun juga bisa berdampak buruk terhadap suatu perusahaan atau workplace.

"Menurut survey dari The Deloitte Global di tahun ini, millennials dan gen Z ternyata menolak untuk bekerja di tempat yang bertentangan dengan kode etik mereka sendiri. Dua generasi tersebut sangat mementingkan mental health. Jika suatu perusahaan kurang aware dengan mental health, maka perusahaan terancam kehilangan talent berkualitas dari dua generasi tersebut," ujar Kristy Nelwan, Head of Communication dari Unilever Indonesia.

Itulah mengapa, perusahaan pun sebenarnya wajib mengetahui dan memahami workplace bullying. Jika memungkinkan, perusahaan juga bisa membangun wadah khusus untuk para karyawan yang terkena bullying di tempat kerja. Karena gak bisa dipungkiri, perusahaan yang mengutamakan kepentingan mental health para karyawan pun biasanya banyak disenangi oleh kaum millennials dan gen Z.

4. Perilaku umum yang mungkin saja termasuk workplace bullying

Live Instagram peluncuran e-booklet "Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying" Unilever dan Sudah Dong (17/11/2022). (IDN Times/Nisa Meisa Zarawaki)

Terkadang, terdapat beberapa perilaku yang bisa menyakitkan bagi orang lain, baik berupa ucapan atau tindakan. Banyak orang yang gak menyadari bahwa perkataan dan tindakan mereka ternyata termasuk bullying. Karena banyak juga tindakan yang dianggap biasa, ternyata bisa berbentuk perundungan untuk orang lain.

"Perilaku paling umum adalah tentang candaan. Saat bercanda, sebaiknya kita harus mempertimbangkan ucapan yang dikeluarkan. Apakah candaan itu merujuk ke satu orang tertentu dan bisa menyerang mentalnya? Jangan sampai mengeluarkan candaan yang membuat orang lain tertekan," tegas Kristy.

Banyak orang menganggap bahwa kata-kata yang dikeluarkan dalam candaan sifatnya memang gak serius. Sehingga, gak mungkin menyakiti hati orang lain. Namun, ternyata workplace bullying yang paling banyak dilakukan datang dari sebuah candaan.

Baca Juga: Sering Gak Sadar, Ini 5 Tanda Kamu Sedang Bekerja di Toxic Workplace!

Verified Writer

Nisa Meisa

Carpe Diem

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya