Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kehilangan minat bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Istilah budak korporat sering kali terdengar di obrolan media sosial. Bagi yang belum tahu, budak korporat adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terjebak dalam dunia kerja dengan pola yang sangat kaku dan penuh tuntutan. Saking tingginya tuntutan tersebut, kehidupan pribadi sang pekerja sampai terkena dampaknya.

Namun, tentu tidak semua karyawan pantas disebut sebagai budak korporat. Ada beberapa kondisi tertentu yang mungkin cocok untuk menggambarkan kondisi demikian.

Kamu bisa melabelkan budak korporat pada seseorang yang mengalami situasi seperti di bawah ini. Baca sampai selesai biar kamu tahu apakah kamu termasuk budak korporat atau bukan.

1. Menghabiskan waktu lebih banyak di kantor daripada di rumah

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Satu tanda paling mencolok dari seseorang yang menjadi budak korporat adalah waktunya yang hampir seluruhnya dihabiskan di tempat kerja. Jika kamu terus-menerus bekerja lembur tanpa ada batasan waktu yang jelas, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu mulai kehilangan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mungkin saja kamu telah menjadi bagian dari roda gigi perusahaan tanpa sadar.

Apalagi jika kamu sering lembur tanpa kompensasi yang memadai dan merasa terbebani dengan pekerjaan yang menumpuk. Bahkan di hari libur atau akhir pekan, pikiranmu masih tertuju pada pekerjaan. Jika demikian, sudah bisa dipastikan kamu adalah salah satu budak korporat.

2. Sulit menolak pekerjaan tambahan dan selalu memikirkan pekerjaan

ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/Jonathan Borba)

Budak korporat sering kali merasa terpaksa mengatakan “iya” pada semua permintaan dari atasan atau rekan kerja. Bahkan sekalipun itu melampaui kapasitas kemampuannya. Perasaan takut akan kehilangan posisi atau keinginan untuk mendapatkan pengakuan orang lain akan membuatmu menerima lebih banyak tugas daripada yang sanggup kamu tangani.

Kamu juga bisa disebut sebagai budak korporat jika kamu sulit mendapatkan waktu cuti. Entah karena kamu yang gak berani meminta izin cuti atau memang kebijakan kantor yang tidak memberikan cuti pada karyawannya.

3. Kualitas hidup menurun karena hanya mengukur nilai diri dari pekerjaan

ilustrasi bekerja (pexels.com/TirachardKumtanom)

Budak korporat cenderung mengukur harga dirinya berdasarkan seberapa sukses ia di tempat kerja. Pujian dari atasan, promosi, atau keberhasilan dalam proyek menjadi satu-satunya tolok ukur kebahagiaan dan kepuasan diri. Kehidupan di luar kantor dianggap kurang penting, dan pencapaian di tempat kerja menjadi sumber utama identitasnya.

Pada akhirnya, kamu mungkin kurang tidur, jarang berolahraga, dan mengabaikan asupan makanan yang sehat karena terlalu fokus pada pekerjaan. Stres yang berkepanjangan juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental, seperti kecemasan dan kelelahan. Alhasil, kualitas hidupmu dapat menurun drastis.

4. Tidak punya rencana karier jangka panjang

ilustrasi menyendiri di kantor (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tanda selanjutnya yang menunjukkan seseorang menjadi budak korporat, yaitu ketika ia tidak memiliki arah tujuan yang jelas pada kariernya ke depan. Ketika kamu sudah terjebak dalam rutinitas kerja, mungkin kamu akan kehilangan arah dalam perencanaan karier jangka panjang. Kamu terjebak dalam pekerjaan harian yang menumpuk, dan tidak lagi berpikir tentang tujuan atau ambisi masa depan.

Pada akhirnya, kamu hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek tanpa memikirkan apa yang sebenarnya ingin dicapai. Situasi ini mungkin bisa membuatmu merasa bosan dan stagnan. Padahal, seharusnya kamu bisa terus berkembang, tidak diam di tempat.

5. Gaji yang gak sesuai dengan beban kerja

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Satu tanda paling jelas yang menunjukkan seseorang menjadi budak korporat adalah ketika beban pekerjaan yang ia jalani tidak mendapatkan upah yang sesuai. Coba kamu renungkan sejenak, apakah gajimu terlalu kecil untuk pekerjaanmu sekarang? Jika iya, dan kamu masih memilih bertahan di sana, artinya kamu adalah budak korporat.

Menjadi budak korporat tidak hanya berdampak pada keseimbangan kehidupan kerja, tetapi juga dapat merusak kesehatan fisik dan mental. Untuk menghindari hal ini, kamu mesti menjaga batasan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta mengejar tujuan hidup yang lebih seimbang.

Mungkin sudah saatnya untuk mulai mengevaluasi kembali prioritas hidup dan mencari cara untuk lebih menikmati hidup di luar dunia kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team