TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi, Mana yang Paling Tepat?

Pemimpin hebat adalah yang mampu menginspirasi orang lain

ilustrasi pemimpin wanita(pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan sebuah organisasi. Pemimpin yang baik akan mampu membawa organisasinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin yang hebat dialah yang mampu menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik.

DilansirVerywell Mind, ada lima gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam organisasi. Masing-masing tipe kepemimpinan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

1. Gaya kepemimpinan otoriter

ilustrasi tim kerja(pexels.com/RDNE Stock project)

Gaya kepemimpinan otoriter disebut juga gaya kepemimpinan otokratis. Pemimpin otokratis adalah pemimpin yang mengambil semua keputusan sendiri. Pemimpin jenis ini tidak memberikan banyak ruang bagi bawahan untuk berpartisipasi.

Kelebihan kepemimpinan otokratis adalah dapat membuat keputusan dengan cepat dan efisien. Hal ini karena gaya kepemimpinan otoriter tidak memerlukan pendapat dan masukan dari orang lain.

Kekurangannya adalah dapat membuat bawahan merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi.

Baca Juga: Jusuf Kalla: Anies Punya Track Record Kepemimpinan Baik

2. Kepemimpinan demokratis

ilustrasi pemimpin dan bawahannya(pexels.com/MART PRODUCTION)

Pemimpin demokratis adalah pemimpin yang melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin jenis ini memberikan kesempatan bagi bawahan untuk berkontribusi dan memberikan ide.

Pemimpin demokratis cenderung membuat pengikutnya merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari tim, yang membantu menumbuhkan komitmen terhadap tujuan kelompok.

Kelebihan kepemimpinan demokratis adalah dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas bawahan. Kekurangannya adalah dapat membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih lama.

3. Kepemimpinan delegatif

ilustrasi pemimpin wanita(pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Gaya kepemimpinan delegatif atau laissez-faire adalah gaya kepemimpinan yang memberikan kebebasan kepada bawahan untuk bekerja secara mandiri. Pemimpin delegatif ini tidak banyak terlibat dalam pengambilan keputusan dan membiarkan bawahan untuk menentukan sendiri cara mereka bekerja.

Kelebihan gaya kepemimpinan delegatif dapat menciptakan lingkungan kerja yang kreatif dan inovatif. Bawahan akan lebih mungkin untuk berinovasi jika mereka memiliki kebebasan untuk mencoba hal-hal baru.

Sedangkan untuk kekurangannya yaitu dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian. Bawahan mungkin merasa bingung dan tidak yakin apa yang diharapkan dari mereka jika pemimpin tidak memberikan arahan yang jelas

4. Kepemimpinan transaksional

ilustrasi pemimpin dan anggota tim-nya(pexels.com/cottonbro studio)

Gaya kepemimpinan transaksional memandang hubungan pemimpin dengan bawahan sebagai suatu transaksi. Dalam kepemimpinan transaksional, bawahan dituntut untuk patuh pada pemimpin mereka.

Gaya kepemimpinan transaksional biasanya berfokus pada pengikut atau bawahan yang menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan dengan imbalan kompensasi uang.

Kepemimpinan transaksional dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas bawahan. Bawahan akan termotivasi untuk bekerja jika mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan penghargaan jika mereka berprestasi.

Namun salah satu kelemahan terbesarnya adalah gaya transaksional cenderung menghambat kreativitas dan pemikiran out-of-the-box dari para pengikutnya.

Baca Juga: Sejumlah Menteri Terjerat Korupsi, Kepemimpinan Jokowi Dinilai Lemah

Verified Writer

Rinada

Masih belajar dan maaf jika ada kesalahan!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya