Arti Mayday di Balik Peringatan Hari Buruh Dunia, Sudah Tahu?

- Istilah Mayday berasal dari gerakan buruh Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 yang menuntut jam kerja delapan jam sehari.
- Insiden Haymarket di Chicago menjadi puncak perlawanan buruh, membawa Mayday sebagai simbol perjuangan pekerja di seluruh dunia.
- Mayday adalah suara untuk memperjuangkan hak-hak pekerja, mengingatkan bahwa kesejahteraan pekerja adalah kunci kesejahteraan masyarakat.
Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau Mayday. Bagi sebagian orang, Mayday mungkin hanya terdengar seperti istilah libur nasional atau bahkan panggilan darurat. Namun, di balik kata tersebut, tersimpan sejarah panjang dan perjuangan besar yang melibatkan jutaan buruh di seluruh dunia.
Untuk memahami makna sebenarnya dari Mayday, penting bagi kita melihat akar sejarah, simbolisme, dan nilai yang dibawanya dalam peringatan Hari Buruh. Berikut adalah tiga poin utama yang menjelaskan arti mendalam Mayday sebagai momen penting bagi kaum pekerja.
1. Berawal dari tuntutan jam kerja yang adil

Istilah Mayday dalam konteks Hari Buruh, tidak muncul begitu saja. Ia berakar dari aksi besar-besaran para buruh di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 yang menuntut jam kerja delapan jam sehari. Pada masa itu, para pekerja dipaksa bekerja antara 10 hingga 16 jam per hari dalam kondisi yang sangat tidak manusiawi. Gerakan ini dipimpin oleh berbagai serikat buruh yang ingin memperjuangkan hak-hak dasar pekerja.
Puncak dari gerakan ini terjadi di Haymarket Square, Chicago, yang kemudian dikenal sebagai Insiden Haymarket. Aksi damai berubah jadi kerusuhan setelah terjadi ledakan bom yang menewaskan beberapa polisi dan pekerja. Meskipun banyak aktivis buruh yang ditangkap dan bahkan dihukum mati, perjuangan mereka menjadi simbol perlawanan yang dikenang setiap 1 Mei. Sejak saat itu, Mayday dijadikan sebagai Hari Buruh Internasional oleh banyak negara.
2. Mayday dan simbol perlawanan

Meski dalam dunia penerbangan dan maritim kata Mayday sering diartikan sebagai panggilan darurat, dalam konteks Hari Buruh, maknanya sangat berbeda. Mayday menjadi simbol perlawanan terhadap sistem kerja yang menindas serta bentuk solidaritas buruh di seluruh dunia. Kata ini mencerminkan semangat perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan pengakuan atas hak-hak pekerja.
Muchtar Pakpahan, tokoh buruh senior sekaligus pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) pernah mengatakan, "Perjuangan buruh adalah perjuangan untuk kemanusiaan."
Setiap kali Mayday diperingati, berbagai kelompok buruh dan aktivis turun ke jalan membawa pesan yang kuat: perjuangan belum selesai. Mereka menyoroti isu-isu seperti upah rendah, jam kerja panjang, kurangnya perlindungan hukum, hingga ketimpangan sosial di tempat kerja. Mayday adalah suara kolektif yang mengingatkan kita bahwa kesejahteraan pekerja adalah fondasi dari kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3. Lebih dari sekadar libur nasional

Bagi sebagian orang, 1 Mei hanyalah hari libur tambahan dalam kalender. Namun bagi para pekerja dan aktivis buruh, Mayday adalah hari yang sarat makna. Ini adalah waktu untuk mengenang sejarah panjang perjuangan buruh sekaligus momen untuk menyuarakan harapan dan tuntutan yang masih belum terpenuhi. Peringatan ini jadi ajang refleksi tentang bagaimana dunia kerja bisa lebih adil dan manusiawi.
Di banyak negara, perayaan Mayday diisi dengan aksi damai, diskusi publik, hingga kegiatan seni yang menggambarkan semangat perjuangan buruh. Momentum ini memperkuat solidaritas antarkelompok pekerja lintas sektor dan generasi. Lebih dari sekadar libur nasional, Mayday adalah hari untuk menyatukan suara demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, sejahtera, dan beretika.
Mayday bukan sekadar sejarah, tapi pengingat bahwa perjuangan pekerja masih terus berjalan hingga hari ini. Dengan memahami maknanya, kita bisa lebih menghargai hak-hak buruh dan ikut mendukung terciptanya keadilan di dunia kerja.