Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Ampuh Hindari Burnout saat Transisi Karier, Jangan Tumbang!

ilustrasi perempuan stres bekerja (pexels.com/@anthonyshkraba production)
ilustrasi perempuan stres bekerja (pexels.com/@anthonyshkraba production)
Intinya sih...
  • Validasi rasa takutmu, jangan diabaikan. Rasa takut itu wajar dan kamu berhak mengakui tanpa merasa lemah.
  • Berhenti membandingkan perjalananmu dengan orang lain. Fokus pada pencapaian sendiri dan hargai usaha yang sudah dilakukan.
  • Buat rutinitas kecil yang stabil di tengah ketidakpastian. Kegiatan sederhana bisa menjadi jangkar emosional di masa transisi.

Pernahkah kamu merasa semangat bercampur takut saat mencoba langkah baru dalam karier? Di satu sisi kamu antusias, tapi di sisi lain beban pikiran rasanya berat banget sampai bikin susah tidur. Kalau gak dijaga, masa transisi kayak gini gampang memicu burnout tanpa kamu sadari.

Proses beradaptasi memang gak pernah semulus yang dibayangkan, apalagi kalau harus mulai dari nol di tempat baru. Harapan yang tinggi kadang malah menambah tekanan di kepala. Yuk, simak lima cara praktis supaya kamu tetap waras dan gak kehilangan semangat selama masa transisi karier ini!

1. Validasi rasa takutmu, jangan diabaikan

ilustrasi perempuan berpikir (freepik.com/freepik)

Banyak orang merasa harus terlihat selalu tangguh di fase transisi, padahal rasa takut itu wajar banget. Kamu berhak mengakui ketakutan tanpa harus merasa lemah. Dengan memvalidasi rasa takut, kamu justru bisa memetakan langkah yang lebih realistis.

Coba tuliskan apa saja hal yang bikin kamu khawatir selama proses pindah karier ini. Setelah ditulis, tanyakan lagi ke diri sendiri apakah ketakutan itu benar-benar berdasar. Dengan begitu, pikiran kamu gak terus berputar di drama yang sebenarnya belum tentu terjadi.


2. Berhenti membandingkan perjalananmu dengan orang lain

ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/jcomp)

Transisi karier adalah proses yang personal banget, jadi gak adil kalau kamu menilainya dengan standar orang lain. Kalau terus-terusan membandingkan, kamu cuma menambah tekanan di kepala sendiri. Ingat, setiap orang punya waktunya masing-masing untuk sampai di titik nyaman.

Alih-alih fokus ke pencapaian orang lain, coba apresiasi usaha yang sudah kamu lakukan sejauh ini. Kamu layak bangga karena berani melangkah keluar dari zona nyaman. Proses ini adalah ceritamu sendiri, jangan biarkan rasa minder mengganggu langkahmu.

3. Buat rutinitas kecil yang stabil di tengah ketidakpastian

ilustrasi perempuan menikmati teh (freepik.com/lookstudio)

Saat hidup berubah, kita butuh sesuatu yang stabil buat menenangkan hati. Rutinitas sederhana seperti minum teh sore, menulis jurnal, atau berjalan kaki setiap pagi bisa jadi jangkar emosional di tengah kekacauan. Kegiatan kecil ini bikin kamu tetap merasa punya kendali atas hidupmu.

Jangan anggap remeh rutinitas sehari-hari yang menyehatkan mental. Meskipun terlihat sepele, ritual sederhana bikin kamu gak mudah hanyut dalam rasa cemas. Dengan sedikit stabilitas, kamu bisa menghadapi transisi dengan kepala lebih jernih.

4. Jangan menunda meminta bantuan profesional

ilustrasi mengobrol dengan psikolog (freepik.com/shurkin son)

Stigma tentang bantuan profesional masih bikin banyak orang menunda pergi ke psikolog. Padahal justru di fase penuh tekanan seperti transisi karier, kamu perlu support ekstra supaya gak tumbang. Bicara dengan profesional bukan tanda kamu lemah, tapi bentuk sayang pada diri sendiri.

Kalau sudah mulai susah tidur, kehilangan nafsu makan, atau terus gelisah, jangan ragu mencari pertolongan. Psikolog atau konselor bisa bantu kamu menemukan perspektif baru. Dengan begitu, kamu gak merasa sendirian menghadapi semua perubahan ini.

5. Seleksi informasi yang kamu konsumsi setiap hari

ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/lifestylememory)

Proses transisi bikin kita haus informasi, tapi hati-hati memilih sumbernya. Kebanyakan membaca kisah sukses orang lain justru bikin kamu merasa tertinggal dan stres sendiri. Padahal belum tentu jalan mereka cocok buat kamu.

Batasi konsumsi konten motivasi berlebihan kalau itu malah bikin kamu makin insecure. Pilih informasi yang sesuai kebutuhanmu sekarang, bukan yang hanya bikin kamu tambah overthinking. Kendalikan arus informasi, supaya mental tetap sehat di masa transisi ini.

Transisi karier memang penuh tantangan, tapi bukan berarti kamu harus melewatinya dengan menderita. Rawat kesehatan mentalmu supaya langkahmu tetap mantap dan jelas ke depan. Yuk, beri ruang untuk bernapas dan nikmati prosesnya tanpa harus menyakiti diri sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us