5 Cara Sederhana untuk Lebih Legawa Hadapi Penolakan Kerja

- Melakukan yang terbaik selama proses rekrutmen untuk meringankan perasaan menyesal
- Berdoa untuk diberi ketenangan hati dan pikiran serta menerima apa pun hasilnya
- Sampaikan terima kasih pada tim HR, keluarkan emosi negatif, dan batasi konsumsi yang memicu perbandingan
Seratus kali penolakan rasanya tetap gak cukup untuk membuat kamu mati rasa. Di saat kamu mengira sakit dan kecewanya akan berkurang, ternyata justru bertambah dengan perasaan hopeless lainnya. Hari-hari berusaha tetap menjaga semangat yang semakin mengecil. Berharap supaya masih tersisa sampai offering letter untuk kamu terima.
Penantian mendapatkan pekerjaan bisa terasa sangat melelahkan. Prosesnya sering kali lama dan gak berakhir dengan suatu kejelasan. Saat akhirnya menerima balasan dan isinya hanya berupa penolakan mungkin rasanya seperti ingin menyerah saja. Tapi daripada itu, berikut lima hal yang bisa kamu lakukan agar lebih pasrah tanpa harus menyerah.
1. Melakukan yang terbaik selama proses rekrutmen

Proses rekrutmen kerja yang memakan waktu lama pasti memakan energi. Ditolak setelah berharap lama bisa diterima tentunya makin bertubi-tubi sakitnya. Tapi sayangnya, suka atau tidak harus tetap kamu terima. Karena keputusan menolak atau menerima adalah hak perusahaan yang gak bisa kamu ganggu gugat, no matter what.
Melakukan yang terbaik memang gak menghindarkan kamu sepenuhnya dari rasa kecewa. Hanya, paling tidak, meringankan perasaan menyesal yang kamu punya. Kamu jadi bisa melepaskan dengan lebih ikhlas karena tau sudah berusaha semaksimal mungkin. Gak terus terjebak dengan skenario "what if" karena gak ada yang ingin kamu ubah.
2. Berdoa untuk diberi ketenangan hati dan pikiran

Tuhan gak akan menguji hambanya lebih dari kemampuan mereka. Kalau kamu gagal, artinya Tuhan percaya bahwa kamu sanggup untuk menghadapinya. Minta doang yang spesifik boleh aja, tapi minta juga untuk disiapkan untuk menerima apa pun hasilnya. Karena pasti ada alasan di balik setiap penolakan, ada perlindungan Tuhan yang gak selalu kelihatan, dan ada saat di mana semua kesulitan itu akan kamu lupakan. Rencana-Nya akan selalu lebih baik dari semua keinginanmu. Coba untuk gak hanya meminta diberi kesuksesan, tapi juga diberi ketenangan serta hati yang lapang. Karena Tuhan adalah yang maha berkuasa atas perasaan manusia.
3. Sampaikan terima kasih jika memungkinkan

Penolakan sering datang dengan kalimat yang menyatakan bahwa keputusan diambil setelah pertimbangan mendalam. Balasan yang diberikan personal oleh tim HR biasanya bisa di reply. Jangan kamu diamkan dan coba sampaikan rasa terima kasihmu pada mereka. Sesuatu yang kesannya sepele tapi termasuk salah satu tips biar kamu lebih diingat oleh tim rekruiter. Mengucapkan terima kasih secara sopan juga bikin kamu, somehow, lebih percaya diri. Seolah kamu membuktikan bahwa it's their loss too untuk kehilangan kandidat sebaik kamu. Ngasih balasan ke tim rekruter kayak memberikan closure untuk dirimu sendiri dan gak mengakhiri hubungan on a bad note.
4. Mengeluarkan semua emosi negatif yang kamu rasakan

Energi negati yang kamu pendam berpengaruh lebih banyak pada tubuhmu dari yang kamu kira. Jangan tahan rasa marah, kecewa, sedih, atau frustasimu sendirian. Salurkan kepada orang lain, dalam jurnal harian, atau bahkan jadikan konte media sosial agar siapa tau bermanfaat. Bukan berarti kamu harus mengumbar masalah secara berlebihan, hanya memberi ruang bagi perasaanmu untuk keluar dengan sehat. Beban mental gak selalu terlihat oleh mata, tapi bebannya bisa jauh lebih berat dari beban fisik.
5. Batasi konsumsi sesuatu yang memicu rasa perbandingan selama beberapa hari

Sering kali, semua terasa baik-baik saja sebelum kamu melihat apa yang dimiliki orang lain. Awalnya ditolak kerja lima kali bukan masalah sama sekali. Sampai mendadak berubah jadi sebuah kegagalan setelah kamu dengar kabar bahwa temanmu langsung diterima kerja hanya lewat satu kali percobaan. Lowongan kerja yang semula terlihat seperti sebuah kesempatan berubah jadi sindiran bahwa kamu masih belum dapat pekerjaan. Memberi jeda dari hal-hal pemicu perbandingan adalah bentuk self-protection yang tanpa sadar kamu perlukan.
Mendengar kata-kata penyemangat tak lagi mempan setelah kamu mengalami banyak penolakan. Tapi, berhenti tidak termasuk dalam opsi. Lakukan apa yang perlu kamu lakukan. Keluarkan uneg-uneg yang perlu kamu keluarkan. Ambil jeda saat kamu memerlukannya. Fighting!


















