Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (pexels.com/Yan Krukau)

Pernahkah kamu merasa tertekan, cemas, atau bahkan trauma karena perundungan di tempat kerja? Ya, workplace bullying atau perundungan di tempat kerja merupakan masalah serius yang dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental.

Bullying di tempat kerja dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti intimidasi verbal, fisik, atau emosional yang dilakukan oleh rekan kerja, atasan, atau bawahan. Perilaku ini dapat membuat kamu merasa tertekan, cemas, dan bahkan trauma.

Berikut adalah lima dampak negatif workplace bullying pada kesehatan mental.

1. Depresi dan kecemasan

ilustrasi kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Korban workplace bullying sering mengalami depresi dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh stres dan tekanan yang terus-menerus mereka alami. Depresi dan kecemasan dapat memengaruhi mood, pola tidur, nafsu makan, dan kemampuan untuk berkonsentrasi.

Gejala depresi dan kecemasan akibat workplace bullying dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa contohnya adalah:

  • Depresi: Merasa sedih, putus asa, dan tidak berharga; kehilangan minat pada kegiatan yang disukai; perubahan nafsu makan dan pola tidur; kesulitan berkonsentrasi; dan pikiran untuk bunuh diri.
  • Kecemasan: Merasa gelisah, gugup, dan mudah marah; sulit untuk fokus; mengalami tremor dan keringat dingin; dan mengalami serangan panik.

2. Penurunan harga diri

ilustrasi prasangka (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bullying dapat membuat korban merasa tidak berharga, tidak kompeten, dan tidak dicintai. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga diri dan rasa percaya diri. Korban mungkin merasa ragu dengan kemampuan mereka dan takut untuk mengambil risiko.

Penurunan harga diri akibat workplace bullying dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, seperti:

  • Merasa malu dan bersalah;
  • Mengkritik diri sendiri secara berlebihan;
  • Menghindari interaksi sosial;
  • Merasa tidak pantas untuk sukses;
  • Dan memiliki keyakinan negatif tentang diri sendiri.

3. Trauma

ilustrasi pengacara (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Workplace bullying dapat menyebabkan trauma psikologis. Korban mungkin mengalami flashbacks, nightmares, dan ketakutan yang intens. Trauma dapat membuat korban sulit untuk mempercayai orang lain dan membangun hubungan yang sehat.

Gejala trauma akibat workplace bullying dapat meliputi:

  • Flashbacks: Mengalami kembali kejadian bullying secara tiba-tiba dan intens.
  • Nightmares: Mimpi buruk tentang bullying.
  • Ketakutan: Merasa takut dan cemas berlebihan, terutama di tempat kerja.
  • Kesulitan untuk mempercayai orang lain: Menjadi curiga dan sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
  • Penghindaran: Menghindari tempat, orang, dan situasi yang mengingatkan mereka pada bullying.

4. Stres dan kelelahan

ilustrasi kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bullying dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang kronis. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental korban. Korban mungkin mengalami sakit kepala, sakit perut, insomnia, dan kelelahan.

Stres dan kelelahan akibat workplace bullying dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Sakit kepala: Sering mengalami sakit kepala atau migrain.
  • Sakit perut: Mengalami sakit perut, mual, dan diare.
  • Insomnia: Kesulitan untuk tidur atau tidur yang tidak nyenyak.
  • Kelelahan: Merasa lelah dan tidak berenergi sepanjang hari.
  • Penurunan sistem kekebalan tubuh: Menjadi lebih mudah terserang penyakit.

5. Gangguan makan dan tidur

ilustrasi bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Stres dan kecemasan akibat bullying dapat menyebabkan gangguan makan dan tidur. Korban mungkin mengalami kesulitan untuk makan atau tidur, atau mereka mungkin makan berlebihan atau tidur terlalu banyak.

Gangguan makan dan tidur akibat workplace bullying dapat berupa:

  • Anorexia nervosa: Merasa takut untuk naik berat badan dan memiliki citra tubuh yang terdistorsi.
  • Bulimia nervosa: Makan berlebihan dan kemudian memuntahkan makanan atau melakukan tindakan lain untuk membuang kalori.
  • Insomnia: Kesulitan untuk tidur atau tidur yang tidak nyenyak.
  • Sleep apnea: Berhenti bernapas selama beberapa detik saat tidur.
  • Hypersomnia: Tidur berlebihan, lebih dari 9 jam per hari.

Jika kamu mengalami workplace bullying, jangan ragu untuk mencari bantuan. Kamu bisa berbicara dengan orang yang kamu percaya, seperti teman, keluarga, atau terapis. Kamu juga bisa melaporkan bullying kepada atasan atau HRD. Bullying bukan salahmu. Kamu berhak untuk mendapatkan tempat kerja yang aman dan nyaman!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team