Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tanggung jawab kerja (freepik.com/tirachardz)

Mengambil cuti kerja memang terasa menggoda, apalagi kalau sudah lama tidak punya waktu rehat dari padatnya rutinitas kantor. Tapi, sebelum buru-buru mengajukan permohonan cuti, ada baiknya kamu memikirkan beberapa hal penting dulu. Salah langkah, cuti yang seharusnya jadi momen menyenangkan malah bisa berujung masalah sepulangnya kamu ke kantor.

Supaya pengalaman ambil cuti lebih maksimal, baik untuk dirimu sendiri maupun tim kerja, yuk, pertimbangkan lima faktor berikut ini sebelum mengisi form cuti. Dengan begitu, kamu bisa menikmati waktu luang tanpa rasa was-was.

1. Tanggung jawab dan beban kerja

ilustrasi tanggung jawab kerja (freepik.com/tirachardz)

Sebelum memilih tanggal cuti, cek dulu tugas dan tanggung jawab yang sedang menumpuk di meja kerja. Apakah ada project besar yang sedang berjalan atau deadline penting yang tidak bisa ditinggal? Jangan sampai cutimu justru membuat pekerjaan makin menumpuk atau bikin tim kerepotan karena harus menggantikan posisimu.

Diskusikan dengan atasan atau rekan kerja tentang rencana cutimu, agar mereka tahu dan bisa mengantisipasi. Dengan begitu, hubungan profesional tetap terjaga dan kamu pun bisa pergi cuti dengan pikiran lega.


2. Kondisi finansial

ilustrasi kondisi finansial (freepik.com/freepik)

Libur panjang biasanya identik dengan pengeluaran ekstra, entah untuk traveling atau sekadar makan di luar lebih sering. Cek lagi kondisi tabunganmu, apakah sudah siap untuk men-cover semua kebutuhan selama cuti? Jangan sampai pulang liburan, dompet malah menipis dan kamu mesti berhemat ekstra di akhir bulan.

Kalaupun tidak ada agenda liburan ke luar kota, tetap pastikan kebutuhan dasar sudah aman. Persiapkan juga dana darurat untuk pengeluaran tak terduga yang mungkin muncul saat cuti berlangsung.

3. Kebijakan perusahaan

ilustrasi kebijakan perusahaan (freepik/ArthurHidden)

Setiap perusahaan punya aturan terkait pengajuan dan penggunaan cuti. Ada yang mengharuskan pemberitahuan beberapa hari sebelumnya, ada pula yang punya batasan cuti di tanggal-tanggal tertentu. Baca baik-baik kebijakan kantor agar cutimu tidak bermasalah di kemudian hari.

Lebih baik ajukan cuti jauh-jauh hari, terutama jika waktunya bersamaan dengan hari libur panjang atau peak season. Jangan lupa cek juga sisa jatah cutimu, jangan sampai hangus gara-gara lupa klaim!


4. Dampak terhadap kolega

ilustrasi teman kerja (freepik.com/pressfoto)

Saat kamu cuti, beban pekerjaanmu biasanya dialihkan ke rekan satu tim. Komunikasikan rencanamu lebih awal agar mereka punya waktu menyesuaikan jadwal dan membagi tugas. Ini juga menunjukkan sikap profesional dan empati dalam bekerja.

Jangan lupa sampaikan update terkait pekerjaan yang belum selesai atau instruksi penting sebelum berangkat cuti. Dengan begitu, suasana kerja tetap kondusif dan kamu pun bisa menikmati cuti tanpa merasa bersalah.

5. Alasan kesehatan dan keseimbangan hidup

quality time keluarga (freepik.com/tirachardz)

Jadikan cuti sebagai bentuk self-care, bukan sekadar ingin liburan. Jika tubuh dan pikiran sudah mulai lelah atau tanda-tanda stress mulai muncul, ambil cuti adalah pilihan yang bijak. Waktu istirahat akan membantumu kembali ke kantor dengan energi dan semangat baru.

Manfaatkan cuti untuk hal-hal yang benar-benar bermanfaat, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, mencoba hobi baru, atau sekadar rehat total dari dunia kerja. Jangan ragu untuk memprioritaskan kesehatan fisik dan mentalmu.

Dengan mempertimbangkan kelima faktor di atas, kamu bisa mengambil cuti kerja dengan lebih bijak dan tanpa beban. Jadi, sudah siapkah kamu merencanakan cuti berikutnya dan menikmati waktu rehat maksimal? Jangan ragu, karena cuti bukan cuma hak, tapi juga bentuk apresiasi pada diri sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team