Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hal yang Bikin Career Anxiety Tumbuh di Lingkungan Kerja yang Ideal

ilustrasi wanita mengalami kecemasan di kantor
ilustrasi wanita mengalami kecemasan di kantor (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Lingkungan kerja profesional membuat pekerja merasa harus selalu tampil kompeten meski lelah, menekan emosi, dan memicu career anxiety.
  • Kantor yang tertata membuat pekerja takut bertanya tentang arah karier, menyebabkan rasa sendirian di lingkungan yang terlihat pasti.
  • Pekerjaan nyaman saat ini tetapi cemas tentang relevansi di masa depan, sering membandingkan diri dengan rekan kerja, dan merasa bersalah mencari peluang lain.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lingkungan kerja yang ideal sering digambarkan sebagai tempat aman untuk bertumbuh dan berkembang. Fasilitas memadai, rekan kerja suportif, serta budaya yang sehat membuat banyak orang merasa sudah berada di posisi yang tepat. Namun, di balik kenyamanan itu, tidak sedikit pekerja justru menyimpan kecemasan tentang arah kariernya.

Career anxiety tidak selalu muncul karena tekanan ekstrem atau konflik terbuka. Justru dalam kondisi yang terlihat baik-baik saja, rasa cemas sering tumbuh secara perlahan dan sulit dijelaskan. Inilah enam hal di lingkungan kerja ideal yang diam-diam menumbuhkan career anxiety.


1. Merasa harus selalu tampil kompeten meski sedang lelah

ilustrasi wanita profesional sedang menggunakan laptop
ilustrasi wanita profesional sedang menggunakan laptop (pexels.com/Produksi ANTONI SHKRABA)

Lingkungan kerja yang profesional sering membuat pekerja merasa harus selalu terlihat mampu. Rasa lelah dianggap sebagai kelemahan yang sebaiknya disembunyikan. Akhirnya, banyak orang memilih tetap tampil kuat meski energinya terkuras.

Tekanan untuk selalu kompeten ini membuat emosi jarang mendapat ruang. Pekerja takut dinilai tidak sanggup jika mengakui kelelahan. Career anxiety tumbuh ketika seseorang terus memaksa diri tanpa tahu batasnya.

2. Takut bertanya karena semua orang terlihat sudah tahu arah kariernya

ilustrasi dua wanita dan seorang pria di tempat kerja
ilustrasi dua wanita dan seorang pria di tempat kerja (pexels.com/Alena Darmel)

Di kantor yang tertata, banyak rekan kerja tampak percaya diri dengan jalur masing-masing. Hal ini membuat kebingungan pribadi terasa memalukan untuk diungkapkan. Bertanya soal masa depan karier sering dianggap sebagai tanda ketertinggalan. 

Akhirnya, banyak pekerja memilih diam dan menyimpan kebingungan sendiri. Tidak ada ruang aman untuk mengaku bahwa arah karier masih terasa kabur. Career anxiety tumbuh dari rasa sendirian di tengah lingkungan yang terlihat pasti.


3. Merasa aman sekarang, tapi cemas tentang posisi di masa depan

ilustrasi wanita sedang berpikir
ilustrasi wanita sedang berpikir (pexels.com/Karola G)

Pekerjaan saat ini terasa nyaman dan stabil secara finansial. Tidak ada konflik besar yang mengganggu keseharian kerja. Namun, di balik rasa aman itu, muncul kekhawatiran tentang relevansi diri di masa depan.

Pertanyaan tentang posisi lima atau sepuluh tahun ke depan sering muncul diam-diam. Tidak ada jawaban pasti yang bisa menenangkan pikiran. Career anxiety tumbuh karena masa depan terasa samar meski kondisi sekarang baik.


4. Sering membandingkan progres diri dengan rekan kerja

ilustrasi wanita melihat rekan di sampingnya
ilustrasi wanita melihat rekan di sampingnya (pexels.com/Yan Krukau)

Lingkungan kerja ideal biasanya dipenuhi individu yang kompeten dan ambisius. Tanpa disadari, pencapaian orang lain menjadi tolok ukur bagi diri sendiri. Setiap promosi atau keberhasilan rekan kerja bisa memicu rasa tertinggal.

Perbandingan ini sering terjadi secara halus dan berulang. Fokus bergeser dari proses pribadi ke hasil orang lain. Career anxiety tumbuh ketika nilai diri diukur dari kecepatan orang sekitar.


5. Merasa bersalah ketika ingin mencari peluang lain

ilustrasi wanita menggunakan ponsel di kantor
ilustrasi wanita menggunakan ponsel di kantor (pexels.com/Karola G)

Lingkungan kerja yang suportif sering menumbuhkan rasa loyalitas yang kuat. Keinginan untuk mencari tantangan baru terasa seperti bentuk ketidaksyukuran. Banyak pekerja akhirnya memendam niat untuk berkembang di tempat lain.

Rasa bersalah ini membuat keputusan karier terasa berat. Seseorang terjebak antara kebutuhan pribadi dan rasa tidak enak hati. Career anxiety tumbuh karena pilihan terasa terbatas oleh perasaan sendiri.


6. Terus menunda keputusan karier karena segalanya terasa cukup

ilustrasi wanita sedang bekerja
ilustrasi wanita sedang bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tidak adanya masalah besar membuat perubahan terasa tidak mendesak. Keputusan penting terus ditunda karena takut mengambil langkah yang salah. Zona nyaman perlahan menjadi tempat bertahan tanpa arah yang jelas.

Waktu berjalan sementara pertanyaan karier tetap menggantung. Penundaan ini awalnya terasa aman, tetapi lama-kelamaan menekan. Career anxiety tumbuh ketika seseorang sadar bahwa diam juga merupakan sebuah pilihan.

Career anxiety bukan selalu tanda kegagalan atau ketidakmampuan. Dalam banyak kasus, ia tumbuh dari lingkungan kerja yang terlihat ideal namun menyisakan kebingungan personal. Memahami kondisi-kondisi ini membantu melihat kecemasan karier secara lebih jujur. Karier bukan hanya soal bertahan di tempat yang nyaman, tetapi juga tentang keberanian mendengar kegelisahan diri sendiri.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Zodiak yang Mengalami Perubahan Nasib di Akhir 2025, Ada Kamu?

25 Des 2025, 11:03 WIBLife