5 Benefit Terbitkan Buku di Penerbit Indie, Prosesnya Cepat!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suka menulis? Ingin membuat tulisanmu menjadi sebuah buku tapi mengalami kendala di penerbitan mayor? Tenang, kini ada solusinya. Menerbitkan buku secara self publishing melalui jasa penerbit indie adalah solusi terbaik bagi para penulis pemula yang sulit menerbitkan bukunya di penerbit mayor.
Penerbit indie memberikan fasilitas kepada penulis untuk menerbitkan bukunya kapan saja. Jalur indie memiliki keuntungan yang gak kalah keren dari penerbit mayor, lho. Apa saja sih keuntungannya? Yuk, simak di bawah ini!
1. Pasti terbit dan birokrasi lebih ringkas
Kebanggaan seorang penulis terletak pada sejumlah artikel atau buku yang dihasilkannya. Jika di penerbit mayor selalu ada kekhawatiran buku tidak lolos terbit karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi serta persaingan yang begitu ketat, maka tidak demikian halnya di penerbit indie. Naskah yang kamu buat, sudah pasti menjadi buku, baik dalam skala besar maupun kecil.
Prosesnya pun cepat, tidak ada birokrasi yang panjang seperti layaknya di penerbit mayor. Naskah bisa langsung diproses tanpa harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa masuk ke sesi pencetakan. Intinya, bukumu bisa cepat bertemu dengan pembaca. Asik, bukan?
2. Mengangkat personal branding
Keuntungan menerbitkan buku secara mandiri selanjutnya adalah meningkatkan personal branding. Seorang trainer, motivator atau pakar di bidang tertentu akan meningkat popularitas dan citra kepakarannya setelah menerbitkan buku.
Seorang pengajar atau dosen juga dapat menerbitkan buku referensi atau buku ajar untuk mahasiswa. Selain memperoleh passive income, juga akan memiliki citra yang expert dalam bidang yang digeluti. Citra kampus atau lembaga tempat mendedikasikan ilmu juga otomatis ikut naik.
3. Menentukan harga jual sendiri
Editor’s picks
Penulis indie dapat menentukan harga jual bukunya sendiri. Margin profit bisa diatur menyesuaikan ongkos cetak sehingga keuntungan penulis bisa lebih besar. Tanpa distributor dan toko buku, uang promosi bisa dikurangi sehingga keuntungan yang didapat bisa lebih banyak. Enaknya lagi, semua hasil keuntungan itu 100 persen menjadi milik penulis.
Penerbit indie hanya memberikan harga produksi. Ketika bukumu laku keras di pasaran, kamu bisa mencetak ulang kembali bukumu dengan menggunakan hasil penjualan buku sebelumnya.
Baca Juga: 5 Tips agar Stok Ide Menulis Tidak Cepat Habis, Konsisten Terus!
4. Kemasan sesuai keinginan dan biaya lebih rendah
Penulis bebas menentukan seperti apa buku akan diwujudkan. Mulai dari ukuran fisik buku, layout isi, jenis font yang dipakai untuk teks, warna dominan sampul/cover, hingga pilihan kertas yang akan digunakan untuk mencetak buku.
Di penerbit indie atau self publishing, biaya edit naskah, layout buku dan desain cover yang ditanggung oleh penulis bisa jauh lebih rendah dibanding di penerbit mayor. Karena buku hanya dicetak bila ada pesanan, atau dicetak sedikit terlebih dahulu. Bahkan biayanya bisa gratis jika penulis ingin memprosesnya sendiri.
5. Tidak perlu stok buku banyak
Berbeda dengan penerbit mayor yang untuk mencetak buku harus dalam jumlah banyak, dan itu pun masih beresiko jika buku tidak laku harus diretur. Maka pada self publishing, sangat minim resiko. Penulis tidak perlu menyetok banyak buku.
Dengan sistem print on demand, penulis bisa melakukan pre-order, alias baru mencetak saat mendapatkan pesanan dari pembaca, berapa pun jumlahnya. Cara ini dianggap efektif untuk penulis baru yang belum mendapatkan pasar.
Kini, memiliki buku yang ditulis sendiri bukan lagi sebuah impian. Penerbit indie bisa mewujudkan impianmu. Jadi, kapan mau nerbitin bukumu?
Baca Juga: Paling Umum Dilakukan, Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.