Jangan Lakukan 5 Hal Ini Jika Tidak Ingin Disebut ‘Public Enemy’ di Kantor

Karena hampir sepertiga bagian hidup kita dihabiskan di kantor, mau tidak mau kita pasti dihadapkan dengan situasi dimana kita akan mengenal berbagai karakter. Ada beberapa di antaranya yang memang membuat nyaman suasana, namun tak sedikit juga orang yang menyebalkan dan membuat kesal.
Keberadaan mereka biasanya sangat mengganggu dan tak jarang membuat kinerja di kantor menjadi turun. Tak salah jika ada beberapa orang yang menyebut mereka sebagai ‘public enemy’. Dimana pun mereka berada, seorang ‘public enemy’ biasanya memang akan dijauhi karena membuat suasana menjadi runyam.
Namun, kebanyakan dari mereka ternyata tidak menyadari bahwa mereka memiliki sikap sebagai seorang ‘public enemy’. Biasanya mereka merasa baik-baik saja dengan dirinya dan sama sekali tidak peduli dengan sikap orang lain terhadap dirinya sendiri.
Nah, bagi kamu yang masih ‘waras’ dan tak ingin menjadi seorang ‘public enemy’ di kantor, sebaiknya hindari hal-hal berikut ini.
1. Berulangkali melakukan kesalahan elementer

Manusiawi jika seorang pegawai melakukan kesalahan. Namun, jika kesalahan tersebut dilakukan secara berulang tanpa ada perbaikan, tentu saja hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja tim.
Ada beberapa target tim yang tidak akan pernah tercapai jika seandainya salah seorang dalam tim tersebut melakukan kesalahan elementer yang sama. Satu orang melakukan kesalahan akan berdampak negatif bagi kemajuan tim.
Maka tak heran, satu orang tersebut sering disebut sebagai public enemy yang sangat menjengkelkan.
2. Sering berubah-ubah mood tanpa alasan yang jelas

Karakter seseorang yang moody atau sifat yang berubah-ubah dalam waktu singkat akan membuat suasana kerja menjadi sangat tidak nyaman. Satu waktu ia akan menjadi rekan kerja yang menyenangkan, namun di saat yang lain ia menjadi sosok yang menyebalkan.
Pagi jadi kawan, bisa saja siang jadi musuh. Perilaku moody seperti ini akan membuat pelakunya dijauhi rekan-rekan kerjanya yang lain. Orang yang memiliki sifat yang ‘tidak tetap pendirian’ menunjukkan bahwa ia belum memiliki kecakapan emosi yang baik.
3. Bergosip dari satu hal ke hal yang lain tanpa henti

Sudah pasti, orang yang gemar membicarakan orang lain dari sisi negatif tentu saja akan membuat rekan kerjanya menjauhinya. Pekerjaan mereka membahas keburukan dan kekurangan rekan kerjanya yang lain, dari satu orang ke orang lain.
Tak puas membahas orang, perilaku si penggosip ini akan mencari bahan obrolan lain dari satu hal ke hal yang lain. Tak ada satu kalimat baik pun terucap dari ‘public enemy’ seperti ini. Rekan kerja yang menjadi salah satu timnya pun tentu saja akan merasa tidak nyaman jika si pelaku berada dalam satu tim-nya.
4. Sensitif dengan perkataan atau perbuatan orang lain

Rekan kerja mana sih yang betah berlama-lama berbincang dengan pegawai sensitif yang mudah sekali ‘ngambek’. Meski sifatnya hanya sekadar bercanda, tak jarang orang yang sensi akan merasa perkataan tersebut sebagai sebuah hal yang sudah menyakiti hati dan perasaannya.
Orang yang memiliki sifat sensitif yang terlalu berlebihan tidak akan dianggap sebagai pegawai yang profesional.
5. Meremehkan pekerjaan dan menyibukkan rekan kerja

Coba lihat di sekeliling lingkungan kerja kamu, akan selalu saja ada satu atau lebih pegawai yang meremehkan pekerjaannya sendiri. Mereka merasa pekerjaan tersebut tidak penting dan bisa dikerjakan kapan dan dimana pun.
Saat deadline, mereka biasanya akan meminta bantuan rekan kerjanya yang lain karena terdesak oleh waktu. Rekan kerja yang lain biasanya akan dibuat repot dengan ulah si public enemy tersebut.
Jadi, sama sekali tak ada faedahnya jika kamu menjadi seorang ‘public enemy’ di kantor. Selain akan merugikan diri sendiri dan orang lain, performa dan kinerja kamu pun tentu saja akan terganggu.
Yuk, jauhi hal-hal negatif yang menggiring kita ke arah dimana karakter ‘public enemy’ berakar.