Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi brand strategist
ilustrasi brand strategist (pexels.com/Karola G)

Intinya sih...

  • Menganalisis pasar dan perilaku konsumen

  • Menentukan identitas dan posisi merek (brand positioning)

  • Merancang strategi branding dan kampanye komunikasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah terpikir kenapa sebuah merek bisa terasa “dekat” dengan kamu, meski kamu belum pernah membeli produknya? Atau kenapa logo, warna, dan gaya komunikasi sebuah brand terasa konsisten di berbagai platform? Jawabannya ada di tangan Brand Strategist sosok di balik layar yang merancang arah dan identitas sebuah merek agar tetap relevan, kuat, dan mudah diingat.

Seorang Brand Strategist bukan hanya ahli pemasaran, tapi juga arsitek yang membangun fondasi citra dan persepsi publik terhadap suatu brand. Pekerjaan mereka menggabungkan analisis bisnis, kreativitas, psikologi konsumen, hingga komunikasi visual. Yuk, kita bahas 5 jobdesk utama seorang Brand Strategist yang menentukan sukses tidaknya sebuah merek di pasar.

1. Menganalisis pasar dan perilaku konsumen

ilustrasi menganalisis pasar (pexels.com/Fox)

Jobdesk pertama yang paling penting bagi Brand Strategist adalah melakukan riset pasar dan memahami perilaku konsumen. Mereka harus tahu siapa target audiens, apa kebutuhannya, bagaimana gaya hidupnya, dan apa yang memengaruhi keputusan mereka dalam membeli. Proses ini melibatkan analisis data, survei, hingga observasi tren sosial dan digital.

Hasil riset ini menjadi dasar untuk membangun strategi branding yang tepat sasaran. Misalnya, apakah sebuah merek lebih cocok menggunakan pendekatan emosional, rasional, atau aspiratif? Tanpa pemahaman mendalam tentang konsumen, strategi branding bisa meleset jauh dari harapan. Karena itu, kemampuan analitis dan rasa ingin tahu yang tinggi adalah senjata utama seorang Brand Strategist.

2. Menentukan identitas dan posisi merek (brand positioning)

ilustrasi menentukkan posisi merek (pexels.com/ Leeloo The First)

Setelah memahami pasar, Brand Strategist bertanggung jawab untuk menentukan posisi dan identitas merek. Ini mencakup nilai-nilai yang ingin diwakili oleh brand, gaya komunikasinya, hingga kepribadian visual seperti warna, logo, dan tone of voice. Posisi merek harus jelas apakah brand ingin tampil premium, fun, elegan, ramah, atau inovatif.

Proses ini tidak bisa asal-asalan. Seorang Brand Strategist harus mampu menemukan unique selling proposition (USP) yang membedakan merek dari kompetitor. Identitas ini kemudian menjadi pedoman dalam setiap aspek komunikasi dan pemasaran. Dengan positioning yang kuat, sebuah brand bisa menanamkan citra yang konsisten di benak konsumen.

3. Merancang strategi branding dan kampanye komunikasi

ilustrasi menentukkan strategi merek (pexels.com/RDNE Stock project)

Tugas berikutnya adalah menyusun strategi branding yang komprehensif mulai dari perencanaan komunikasi, storytelling, hingga arah kampanye pemasaran. Brand Strategist bekerja sama dengan tim kreatif, desainer, dan digital marketer untuk memastikan pesan merek tersampaikan secara konsisten di berbagai media.

Misalnya, ketika meluncurkan produk baru, Brand Strategist harus merancang bagaimana pesan brand disampaikan lewat iklan, media sosial, hingga pengalaman konsumen. Mereka juga memastikan kampanye tersebut sesuai dengan karakter dan visi brand. Di sinilah kemampuan berpikir strategis sekaligus kreatif benar-benar diuji.

4. Mengawasi konsistensi brand di semua kanal

ilustrasi menganalisis konsistensi brand (pexels.com/RDNE Stock project)

Brand yang kuat adalah brand yang konsisten di semua titik interaksi mulai dari website, media sosial, kemasan produk, hingga layanan pelanggan. Karena itu, Brand Strategist punya tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh komunikasi dan visual tetap sejalan dengan identitas merek.

Mereka biasanya membuat brand guideline atau panduan visual yang berisi aturan tentang logo, warna, font, dan gaya komunikasi. Panduan ini menjadi acuan bagi seluruh tim agar tidak keluar jalur dari arah brand yang telah ditentukan. Konsistensi ini penting karena membangun kepercayaan dan loyalitas di mata konsumen. Sekali sebuah merek tampak tidak konsisten, citranya bisa langsung menurun.

5. Mengevaluasi dan mengoptimalkan kinerja brand

ilustrasi mengoptimalkan kinerja brand (pexels.com/Leeloo The First)

Pekerjaan Brand Strategist tidak berhenti setelah kampanye berjalan. Mereka juga bertugas untuk mengevaluasi hasil strategi dan melihat bagaimana performa brand di pasar. Hal ini bisa dilihat dari berbagai indikator seperti awareness, engagement, loyalitas pelanggan, hingga peningkatan penjualan.

Melalui data dan insight tersebut, Brand Strategist akan menyesuaikan arah strategi agar brand tetap relevan dengan tren dan kebutuhan konsumen. Dunia bisnis selalu berubah cepat dan Brand Strategist harus gesit beradaptasi. Inilah alasan kenapa mereka disebut sebagai “navigator” yang menjaga agar merek tetap berada di jalur kesuksesan.

Seorang Brand Strategist bukan hanya pembuat logo atau slogan menarik, tapi sosok strategis yang menentukan arah dan masa depan sebuah merek. Mereka berpikir jauh ke depan, memastikan setiap keputusan branding punya dasar kuat dan berorientasi pada hasil jangka panjang.

Dengan kombinasi analisis, kreativitas, dan ketajaman strategi, Brand Strategist berperan penting membangun brand yang bukan hanya dikenal, tapi juga dicintai oleh konsumen. Jadi, jika kamu tertarik dengan dunia marketing dan punya passion untuk menciptakan identitas brand yang bermakna, profesi ini bisa jadi jalan karier yang sangat menjanjikan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team