Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang content writer (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi seorang content writer (pexels.com/Vlada Karpovich)

Intinya sih...

  • Content Writer fokus pada artikel dan blog, Copywriter fokus pada iklan dan promosi.

  • Content Writer perlu menguasai SEO, Copywriter perlu memahami teknik persuasi.

  • Content Writer mendukung strategi konten jangka panjang, Copywriter terlibat dalam kampanye marketing jangka pendek.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia pemasaran digital, dua posisi yang sering dianggap mirip namun sebenarnya sangat berbeda adalah Content Writer dan Copywriter. Keduanya sama-sama berkutat dengan kata-kata, tetapi memiliki tujuan, pendekatan, dan gaya penulisan yang berbeda.

Supaya kamu tidak bingung lagi dan bisa memilih jalur karier yang paling cocok, yuk simak penjelasan lengkap tentang 5 jobdesk Content Writer vs Copywriter berikut ini mulai dari tugas harian, skill yang dibutuhkan, hingga prospek karier dan gaji.

1. Penulisan artikel dan blog vs iklan dan promosi

ilustrasi penulis blog (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seorang Content Writer biasanya fokus membuat konten yang bersifat edukatif, informatif, dan panjang, seperti artikel blog, e-book, atau konten website. Tugas sehari-harinya termasuk melakukan riset topik, menulis artikel SEO-friendly, serta memastikan konten bisa menjawab kebutuhan pembaca. Tujuan utama mereka adalah membangun kredibilitas brand dan memberikan value kepada audiens.

Berbeda dengan itu, Copywriter bertugas menulis konten promosi yang lebih singkat, padat, dan persuasif. Fokus mereka adalah membujuk audiens untuk melakukan aksi, seperti membeli produk, mengklik iklan, atau mendaftar layanan. Aktivitas hariannya termasuk menulis headline, slogan, caption iklan, email promosi, dan script iklan digital. Mereka sering bekerja erat dengan tim marketing dan desain untuk membuat kampanye iklan yang menarik.

2. Optimasi SEO vs teknik persuasi

ilustrasi melakukan riset (pexels.com/Christina Morillo)

Content Writer perlu menguasai skill riset yang kuat serta pengetahuan dasar SEO (Search Engine Optimization). Mereka juga harus familiar dengan tools seperti Google Docs, Grammarly, Surfer SEO, atau SEMrush. Di sisi soft skill, kemampuan berpikir analitis, storytelling, dan konsistensi menulis sangat dibutuhkan agar konten tetap berkualitas dan terstruktur.

Di sisi lain, Copywriter harus punya kemampuan menulis dengan gaya yang menarik dan memikat dalam ruang yang terbatas. Mereka perlu memahami psikologi konsumen, teknik AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), dan prinsip copywriting. Tools yang biasa digunakan antara lain Notion, Hemingway Editor, serta platform iklan seperti Meta Ads Manager atau Google Ads. Soft skill penting yang dibutuhkan termasuk empati, kreativitas tinggi, dan kemampuan berpikir strategis.

3. Mendukung strategi konten jangka panjang vs kampanye marketing jangka pendek

ilustrasi menentukkan jadwal konten (pexels.com/Pixabay)

Content Writer berkontribusi dalam membangun strategi konten jangka panjang. Mereka menulis konten yang bisa digunakan dalam strategi inbound marketing untuk mendatangkan traffic secara organik. Selain menulis, mereka juga bisa terlibat dalam membuat kalender editorial, melakukan keyword research, dan mengevaluasi performa artikel berdasarkan data analytics.

Sementara itu, Copywriter lebih sering terlibat dalam kampanye pemasaran jangka pendek, misalnya peluncuran produk baru atau promosi musiman. Mereka harus mampu menyesuaikan gaya bahasa sesuai brand voice dan target audiens dalam waktu singkat. Copywriter juga sering bekerja di bawah tenggat waktu yang ketat untuk membuat copy yang efektif dalam meningkatkan conversion rate.

4. Kemampuan menulis panjang & terstruktur vs gaya bahasa yang emosional & menjual

ilustrasi kepenulisan terstruktur (pexels.com/pexels.com/)

Dalam menulis konten panjang, Content Writer harus punya kemampuan merangkai informasi kompleks menjadi narasi yang mudah dipahami. Kemampuan grammar, penulisan akademik/populer, dan penguasaan topik tertentu (misalnya teknologi, kesehatan, bisnis) bisa jadi nilai plus. Mereka juga perlu sabar dan teliti karena menulis konten panjang butuh waktu dan revisi berkali-kali.

Sementara Copywriter dituntut punya sense of words yang tinggi memilih kata-kata yang powerful, ringkas, tapi tetap menggugah emosi. Mereka harus bisa menciptakan “hook” dalam satu kalimat atau bahkan satu kata. Gaya penulisan mereka lebih fleksibel dan ekspresif, serta sangat berorientasi pada hasil, seperti klik, beli, atau daftar. Di sinilah kreativitas dan pemahaman emosi audiens jadi kunci utama.

5. Peluang karier & prospek gaji

ilustrasi gaji (pexels.com/Yan Krukau)

Content Writer bisa berkembang menjadi Content Strategist, SEO Specialist, atau bahkan Head of Content dalam perusahaan besar. Profesi ini banyak dibutuhkan di startup, media online, agensi digital, hingga perusahaan edukasi. Untuk pemula, gaji content writer di Indonesia berkisar antara Rp4-7 juta per bulan, sementara yang senior bisa mencapai Rp10-15 juta atau lebih, tergantung pengalaman dan industri.

Copywriter karena berperan langsung dalam peningkatan penjualan, juga memiliki jalur karier menjanjikan. Mereka bisa naik menjadi Creative Lead, Brand Strategist, hingga Creative Director. Posisi ini dibutuhkan hampir di semua industri dari FMCG, teknologi, hingga e-commerce. Gaji awal copywriter biasanya berada di kisaran Rp5-8 juta, dan bisa menembus Rp20 juta per bulan di level senior, terutama di agensi besar atau perusahaan multinasional.

Content Writer dan Copywriter sama-sama penting dalam dunia pemasaran digital. Kalau kamu suka menulis panjang, mendalam, dan edukatif, menjadi Content Writer bisa jadi pilihan terbaik. Tapi jika kamu lebih suka merangkai kata-kata yang ringkas, emosional, dan menjual, maka Copywriter adalah jalanmu.

Keduanya saling melengkapi. Content membangun kepercayaan, copy mendorong aksi. Dan keduanya bisa jadi karier menjanjikan di era digital sekarang. Jadi, sudah tahu mau pilih jalur yang mana?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team