Dalam dunia kerja modern, kepercayaan adalah fondasi penting dalam membangun tim yang produktif. Sayangnya, masih banyak atasan yang memilih untuk mengawasi setiap detail kecil pekerjaan bawahannya. Alih-alih menunjukkan kepedulian, sikap ini justru menjurus pada micromanaging, sebuah pendekatan manajerial yang berlebihan dan menghambat ruang gerak. Padahal, tim yang diberi ruang untuk berkembang biasanya lebih berani mencoba hal baru dan mengambil tanggung jawab secara penuh.
Micromanaging gak cuma melelahkan bagi yang diawasi, tapi juga melelahkan bagi yang melakukannya. Dalam jangka panjang, pendekatan seperti ini dapat menurunkan semangat kerja, menghambat kreativitas, dan membuat hubungan antaranggota tim menjadi renggang. Di balik niat "Ingin memastikan semuanya berjalan lancar", tersembunyi dampak psikologis yang merugikan bagi karyawan. Berikut lima alasan kenapa micromanaging justru membuat kinerja menurun drastis.