5 Akibat Minimnya Apresiasi untuk Kinerja Karyawan, Gak Hanya Resign!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagaimana jadinya perusahaan tanpa karyawan? Tentu saja usaha apa pun tidak akan dapat berjalan. Meski teknologi makin canggih, peran manusia tak akan mungkin sepenuhnya digantikan oleh mesin-mesin.
Oleh karena itu, penting bagi setiap pemimpin atau pemilik usaha untuk memberikan apresiasi yang pantas atas kinerja karyawannya. Tanpa adanya apresiasi yang sepadan, karyawan akan mengalami lima kondisi sebagai berikut.
1. Kehilangan motivasi berprestasi
Jika pemimpin perusahaan berpikir motivasi berprestasi adalah urusan masing-masing karyawan dan bukan tanggung jawabnya, ini keliru. Motivasi berprestasi memang harus tumbuh dalam diri mereka.
Akan tetapi, tinggi atau rendahnya motivasi berprestasi karyawan akan langsung memengaruhi maju dan mundurnya suatu perusahaan. Jadi, pemimpin perlu terus memberikan stimulus pada seluruh karyawannya agar motivasi berprestasi mereka senantiasa terjaga.
Salah satu caranya ialah dengan memberikan apresiasi sesuai dengan kinerja mereka. Jangan mereka bekerja dengan baik atau setengah-setengah sama saja bentuk dan besaran apresiasinya. Rugi buat mereka dong?
2. Kesal, merasa bekerja hanya untuk membuat bos makin kaya
Contoh, target perusahaan tercapai 100 persen maupun berlipat-lipat dari itu, karyawan tidak mendapatkan apresiasi khusus. Bagian pemasaran misalnya, tak mendapatkan bonus dari kemampuannya menjual produk berlipat-lipat dari biasanya.
Wajar apabila mereka merasa hanya diperbudak oleh pemilik usaha. Semua keuntungan dinikmati oleh atasan padahal bagian pemasaran yang memeras peluh di lapangan. Mereka merasa kerja kerasnya tak memberikan keuntungan lebih bagi mereka dan keluarga di rumah.
Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Kamu Persiapkan Sebelum Resign, Tabungan Sudah Cukup?
3. Merasa tertekan selama bekerja
Editor’s picks
Dengan adanya apresiasi yang sesuai, karyawan bakal bersemangat dalam bekerja. Mereka tahu ada reward yang menarik apabila mampu bekerja dengan baik. Tanpa disuruh-suruh pun, mereka akan berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Sebaliknya, tiadanya apresiasi yang memadai atas kinerja karyawan membuat mereka bekerja dengan ala kadarnya. Mereka cuma gak mau sampai dipecat dan setiap hari terasa sebagai penderitaan.
4. Mendorong perilaku korup
Bicara perilaku korup, penyebabnya memang bukan hanya minimnya apresiasi atas kinerja karyawan. Faktor utama pencetusnya adalah sifat serakah oknumnya yang tak dapat dikendalikan lagi.
Walau demikian, apabila kurangnya apresiasi atas kinerja karyawan berpengaruh langsung pada rendahnya kesejahteraan mereka, perilaku korup juga lebih mungkin muncul. Awalnya, karyawan melakukan korupsi demi mencukupi kebutuhan pokok saja.
Akan tetapi jika perilaku ini tak segera diketahui atasan, dibiarkan, atau tak ada perubahan dalam cara mengapresiasi kinerja mereka; maka terjadi perubahan motivasi. Dari semula korupsi dilakukan sekadar untuk menambahi gaji yang terlalu kecil menjadi keserakahan yang membuat mereka tak pernah puas dengan kekayaan yang dimiliki.
5. Muncul keinginan untuk resign
Pekerjaan yang lebih menjanjikan selalu diburu orang. Meski persaingan untuk mendapatkannya amat ketat, karyawan yang merasa kinerjanya kurang diapresiasi bisa saja memilih untuk meninggalkan kantornya.
Minimal, dia jadi gak perlu capek fisik dan hati dengan bekerja tanpa apresiasi yang sesuai. Kalau pekerjaan di kantor lain tak kunjung diperoleh, ia bahkan lebih suka merintis usaha sendiri. Dan makin tinggi jumlah karyawan yang resign, makin buruk juga untuk masa depan suatu perusahaan.
Bersikap pelit pada karyawan sendiri akhirnya memang cenderung merugikan pemilik usaha. Baik itu pelit pujian maupun pelit bonus sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja mereka. Berikan hak karyawan sebelum jadi bumerang untuk perusahaan.
Baca Juga: 7 Bentuk Apresiasi atas Kinerja Karyawan, Tak Melulu Dengan Uang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.