6 Hal tentang Pekerjaan yang Sering Bikin Iri, Jadikan Motivasi!
ilustrasi bekerja (pexels.com/Edmond Dantès)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua hal dalam hidup ini bisa menimbulkan rasa iri di benak kita. Apalagi soal pekerjaan yang tak hanya menjadi sumber nafkah, tetapi juga pendongkrak gengsi di mata masyarakat. Rasa iri biasa timbul ketika pekerjaan orang lain tampaknya lebih baik daripada pekerjaan kita.
Rasa iri ini perlu diwaspadai karena dapat membuat hati kita kotor. Kita harus sesegera mungkin mengubah rasa iri menjadi motivasi dalam mengembangkan karier. Biasanya, hal-hal terkait pekerjaan yang bikin kita iri meliputi beberapa hal ini.
1. Cepatnya seseorang diterima bekerja setelah lulus kuliah
ilustrasi bekerja (pexels.com/Jonathan Borba)Ada sejumlah orang yang bahkan tak sempat merasakan menganggur sehari saja setelah wisuda. Bahkan sebelum wisuda, mereka telah mendapatkan pekerjaan bermodalkan surat keterangan lulus.
Sambil menunggu jadwal wisuda, mereka malah mulai training di sebuah kantor. Tentunya, ini juga menjadi impian kita. Namun meski kita menirunya dengan mulai melamar pekerjaan begitu dinyatakan lulus, belum tentu nasib kita sama mujurnya.
Sebenarnya masih ada solusi bila kita tidak ingin merasakan masa menganggur setelah wisuda. Yaitu dengan mau bekerja apa saja, termasuk menjalankan usaha kecil-kecilan, sambi terus melamar pekerjaan yang diimpikan.
2. Karier teman yang memelesat meski masih muda
ilustrasi bekerja (pexels.com/Kampus Production)Dalam situasi ini, kita dan teman sama-sama sudah bekerja. Namun dalam beberapa tahun saja, karier teman telah melesat meninggalkan kita. Kita masih di posisi yang sama sejak awal bekerja, sedangkan dia telah menduduki jabatan penting di kantornya.
Hal ini tentu dapat membuat kita iri sekaligus minder dengan pencapaiannya. Kita selalu bertanya-tanya apa rahasianya sehingga kariernya bisa naik dengan cepat. Semoga kita tak lantas menuduhnya mendapatkan posisi bagus itu dengan cara-cara yang buruk, ya.
Sebab meski ketika berkuliah seseorang terlihat biasa-biasa saja dan tidak punya prestasi apa pun, saat bekerja keadaan dapat berubah. Apalagi ia bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuannya. Kecocokan ini mempercepat perkembangan kariernya.
3. Penghasilan orang jauh di atas upah minimum
ilustrasi bekerja (pexels.com/RODNAE Productions)Untuk karyawan baru, mendapatkan gaji sesuai upah minimum yang ditetapkan saja kadang sulit. Akan tetapi, beberapa orang justru seperti dengan mudahnya memiliki penghasilan berlipat-lipat dari upah minimum. Tentu kesejahteraan mereka menjadi lebih baik daripada kita yang penghasilannya pas-pasan.
Selain karier yang moncer, biasanya orang dengan penghasilan di atas upah minimum justru tidak bekerja kantoran atau punya sumber penghasilan lainnya termasuk investasi. Misalnya mereka berdagang, menjadi kreator konten, atau melakukan pekerjaan lain yang memungkinkan penghasilan mengalir tak terbatas.
Baca Juga: 5 Tips Berdamai dengan Stres Berlebihan akibat Pekerjaan, Penting!
4. Penempatan kerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/RODNAE Productions)Editor’s picks
Soal penempatan kerja juga bisa menjadi sumber kecemburuan. Kita biasanya ingin ditempatkan di daerah yang sama dengan tempat tinggal kita sehingga dekat dengan keluarga.
Atau setidaknya ditempatkan di kantor pusat yang berada di kota besar. Aksesnya mudah dan fasilitas di sana pasti lengkap. Akan tetapi, kita malah seperti 'dibuang' ke pelosok daerah.
Penempatan kerja yang jauh dari harapan ini menjadi beban psikis maupun finansial bila dari segi penghasilan tidak terlalu berbeda dari penempatan di daerah lainnya. Sedang teman merayakan penempatannya yang sesuai dengan keinginan. Langsung ingin tukar nasib, deh.
5. Orang-orang yang bisa bekerja sesuai passion
ilustrasi bekerja (pexels.com/Kaushal Moradiya)Terlepas dari seberapa besar penghasilannya, bekerja sesuai passion memang memberi kepuasan lebih. Orang menjadi jauh lebih bersemangat dalam melakukan tugas-tugasnya dan terhindar dari stres yang terlalu tinggi. Apalagi ketika passion itu telah memberinya banyak uang.
Hidup akan terasa bak sekadar bersenang-senang. Melakukan pekerjaannya saja sudah bikin bahagia, masih pula diganjar dengan uang yang tak sedikit. Sementara itu, kita masih belajar sekuat tenaga untuk mencintai suatu pekerjaan.
6. Awet bekerja di satu kantor
ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)Orang yang awet bekerja di satu kantor meyakinkan kita bahwa dia telah betah di sana. Meski alasannya bertahan bermacam-macam, lingkungan kerjanya sedikit banyak pasti memberinya rasa nyaman. Sampai dia tidak tertarik pada berbagai kesempatan kerja di tempat lain.
Sementara itu, setiap beberapa bulan atau maksimal dua tahun kita memutuskan resign atau kontrak kerja tak diperpanjang oleh perusahaan. Hidup kita menjadi jauh dari tenang, selalu cemas kalau-kalau kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Soal pekerjaan memang tak bisa dipisahkan dari ikhtiar, doa, dan rasa syukur. Walaupun nasib orang lain dalam pekerjaannya sepertinya lebih baik dari kita, jangan sampai kita tidak mensyukurinya.
Apalagi ditenggelamkan oleh rasa iri sampai-sampai kita selalu berpikir buruk tentang orang lain dan rezeki yang diperolehnya. Nanti malah rezeki kita sendiri tambah jauh, lho.
Baca Juga: 5 Tips Mendapatkan Pekerjaan Tanpa Melamar, Kamu yang Dilamar!
Marliana Kuswanti
Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
