6 Alasan Jangan Kesal jika Dinasihati agar Menabung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika kecil, kamu sudah dinasihati agar rajin menabung. Sampai kamu dibelikan celengan dan memecahkannya setiap beberapa bulan sekali menjadi ritual dalam kehidupanmu. Namun hingga dirimu besar pun, orangtua masih saja menyuruhmu buat terus menabung.
Meski kali ini kamu tak lagu menyimpan uang di celengan melainkan di bank, pernahkah dirimu kesal dan bosan oleh nasihat yang ini? Apalagi kamu kini sudah punya gaji sendiri. Kenapa orang lain seperti masih ingin mengatur penggunaannya?
Sebelum kamu uring-uringan bahkan berbuat semaunya dengan uang yang dimiliki, simak dulu uraian berikut ini. Bukannya marah, dirimu justru perlu berterima kasih atas nasihat itu dan menjalankannya.
1. Kondisi keuangan yang sehat merupakan salah satu sumber ketenangan hidup
Bahkan bila sekarang kamu telah memiliki asuransi kesehatan, tidak semua biaya rumah sakit akan ditanggung oleh pihak asuransi. Apabila kamu terlalu mengandalkannya dan tak punya tabungan, bagaimana dirimu akan membayar kekurangannya? Biaya rumah sakit tidak pernah murah, lho.
Itu baru soal biaya rumah sakit yang mungkin timbul di kemudian hari. Belum hal-hal lain yang tak terduga. Maka kondisi keuanganmu harus sehat sejak muda. Tandanya adalah pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan sehingga kamu punya tabungan. Itu akan membuat hidupmu lebih tenang.
2. Mau berinvestasi pun diawali dengan menabung dulu
Milenial kadang suka meremehkan nasihat untuk menabung. Apakah kamu juga begitu? Menabung seperti nasihat lawas yang gak berlaku buat sekarang karena kini eranya berinvestasi.
Perlu kamu pahami bahwa sejak zaman dahulu pun orang sudah mengenal investasi. Bentuknya memang biasanya bukan saham, melainkan tanah dan emas. Namun apa pun instrumen investasi yang dipilih, dasarnya ialah menabung dulu.
Sebab kamu hanya boleh berinvestasi dengan uang dingin. Artinya, uang itu bukan bagian dari dana darurat apalagi masih akan dipakai buat biaya hidup atau beli rumah. Dari mana kamu memperoleh uang dingin itu jika tidak diawali dengan giat menabung?
3. Menabung penting untuk mengantisipasi kehidupanmu yang masih panjang
Hampir tidak pernah terdengar seorang lansia dinasihati oleh siapa pun untuk rajin menabung. Bahkan seandainya lansia itu tak pernah melakukannya di masa muda. Mengapa demikian? Penyebabnya, tabungan memang lebih ditujukan untuk persiapan masa depan yang masih panjang.
Sementara itu, kehidupan seorang lansia sudah lebih banyak tentang masa lalu ketimbang masa depan. Tidak begitu denganmu yang masih berusia 20 atau 30 tahun. Dirimu wajib mempersiapkan masa depan dengan baik sehingga menabung amat diperlukan.
Editor’s picks
4. Bila kondisi ekonomimu sulit, orang-orang terdekat akan terdampak
Gak usah jauh-jauh membicarakan pasangan dan anak, deh. Kalaupun kamu masih lajang, kondisi ekonomimu yang gak mapan bakal bikin keluargamu repot. Orangtua atau saudara-saudaramu jadi punya pengeluaran ekstra buat membantumu.
Berusahalah semaksimal mungkin supaya kehidupanmu layak dan mandiri. Selain dengan bekerja, kamu juga wajib punya tabungan. Jangan menghabiskan uang selagi punya, kemudian kebingungan setelah uangmu ludes.
Baca Juga: 8 Nasihat Keuangan bagi Perempuan yang Baru Memasuki Usia 20-an
5. Orang melihat di masa muda kamu berfoya-foya, tua sedikit bakal sengsara
Ketika kamu merasa punya banyak uang, sulit untuk menyadari bahwa belanjamu setiap bulannya sudah berlebihan. Bukan hanya tentang membeli barang-barang, tetapi juga segala bentuk kesenangan. Seperti pesta, arisan dengan iuran yang tinggi, atau terlalu sering berlibur.
Orang yang peduli padamu bakal ketar-ketir menyaksikan sikapmu yang tidak bijaksana soal uang. Sedang mereka yang gak peduli mungkin justru mendorongmu untuk lebih konsumtif. Sayangnya, kamu sering menyalahartikan kepedulian itu sebagai sikap ikut campur. Padahal, mereka hanya mengkhawatirkan nasibmu beberapa tahun dari sekarang.
6. Menabung tak perlu tunggu bekerja, uang saku pun bisa disisihkan
Kebiasaanmu dalam menabung mungkin berhenti bersama datangnya masa remaja. Kegiatan itu terasa hanya pas buat anak kecil atau kelak apabila kamu sudah punya gaji sendiri. Padahal, dalam menabung tak ada aturan uangnya wajib hasil keringat sendiri atau pemberian orang lain.
Sekalipun kamu belum bekerja, menabung masih bisa dilakukan. Jangan habiskan uang saku yang diberikan orangtua atau saudara yang lebih tua. Gunakan sebagian untuk memenuhi kebutuhanmu. Sebagiannya lagi ditabung tanpa perlu kamu memikirkan besok tabungan itu mau buat apa. Kumpulkan saja dulu sampai sebanyak mungkin.
Sayang sekali jika kebiasaanmu menabung terhenti mendekati tibanya masa dewasa. Masa dewasa memerlukan banyak persiapan, baik secara psikis maupun finansial. Orangtua bisa saja langsung menghentikan uang sakumu begitu kamu lulus kuliah.
Walau dirimu masih menganggur, maksud mereka adalah mendorongmu biar lebih cepat mandiri. Bila kamu selalu rajin menabung, tabungan itu dapat menolongmu untuk bertahan sembari mencari pekerjaan pertama.
Sedang untukmu yang sudah bekerja, menabung makin penting agar hasil kerjamu ada wujudnya. Bukan habis terus setiap bulannya padahal capekmu belum hilang. Yuk, nabung lagi biar kamu kaya tanpa neko-neko.
Baca Juga: 5 Nasihat untuk Hidup dengan Mindfulness, Bangkitkan Kesadaranmu!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.