5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagi

Biasanya tanpa melamar pun, kamu ditawari

Bekerja di usaha milik saudara berbeda dengan kamu sekadar bekerja di kantor yang sama dengannya. Jika dirimu cuma kerja satu kantor dengan saudara, status kalian sama-sama karyawan. Artinya, ada orang yang lebih berkuasa atas kalian dalam konteks pekerjaan.

Sementara itu, dengan kamu ikut bekerja di usaha kepunyaan saudara berarti dia atasan tertinggimu dan dirimu berada dalam kendalinya. Bekerja di usaha milik saudara tidak selalu buruk. Apalagi mengingat mencari pekerjaan juga tak mudah.

Tanpa kamu perlu repot-repot melamar, saudara barangkali sudah menawarimu untuk bergabung dalam usahanya begitu dirimu lulus kuliah atau justru sebelumnya. Jika dibandingkan dengan menganggur, tentu menerima tawaran tersebut lebih baik. Hanya saja perhatikan kelima hal di bawah ini, agar dari awal sampai akhir masa kerjamu di sana tak ada masalah serius, apalagi merusak persaudaraan kalian.

1. Jangan malu tanya gaji

5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagiilustrasi berbincang (pexels.com/Kindel Media)

Saudara berinisiatif untuk menawarimu pekerjaan saja sudah bagus. Tidak banyak orang yang memiliki saudara seperti ini. Akan tetapi, hal itu jangan membuatmu merasa gak etis buat bertanya soal pendapatanmu nanti.

Apalagi kalau kata yang digunakan saudaramu adalah bantu-bantu di tempat usahanya. Sekadar bantu-bantu punya makna yang tidak jelas. Pertama, itu penghalusan dari kamu bekerja secara profesional di tempat usahanya. Namun, tak perlu terlalu merasa menjadi bawahannya karena kalian bersaudara.

Kedua, dapat pula berarti kamu akan tetap mendapatkan upah. Namun, seikhlasnya saja dan tidak sama dengan karyawan lain, karena pekerjaanmu gak seberat mereka. Arti ketiga, dirimu sepenuhnya bekerja di sana sebagai pengisi waktu luang dan penambah pengalaman, sebelum memperoleh pekerjaan yang sesungguhnya. Itu maknanya, dia gak menjanjikan pendapatan sepeser pun.

Lantas, apa yang seharusnya dirimu lakukan? Selain meminta kepastian tentang gajimu nanti, lihat pula kebutuhanmu yang paling mendesak. Bila tidak ada upah yang layak padahal dirimu mesti segera membiayai hidup sendiri, tentu lebih baik bekerja di tempat lain.

2. Jangan berharap atau mau diistimewakan

5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagiilustrasi bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Kalau kamu dan saudara telah masuk ke pekerjaan, jangan lagi memandang hubungan persaudaraan itu. Maksudnya, hindari ada sedikit saja keinginan dalam dirimu buat dianak emaskan olehnya. Kamu bakal kecewa berat, jika mendapati saudaramu yang begitu akrab dalam keseharian, ternyata amat profesional begitu bekerja.

Salah-salah dirimu berpikir bahwa dia kejam, padahal begitulah semestinya ia membawa diri supaya tak memancing kecemburuan dari anak buahnya yang lain. Bahkan, andai saudaramu ingin memperlakukanmu lebih istimewa daripada teman-temanmu, tolaklah secara halus. Jelaskan padanya bahwa kamu bisa bekerja dengannya saja sudah senang.

Jangan sampai sikapnya yang mengistimewakanmu memicu konflik di antara dirimu dengan karyawan lain. Bukan malah kamu terlampau memanfaatkan kebaikan hatinya sebagai saudara yang berakibat, baik kamu maupun dia dibenci oleh semua orang. Sikapmu yang mengutamakan profesionalitas tentu bakal lebih dihargainya dan meningkatkan kepercayaannya padamu.

Baca Juga: 5 Tips Bekerja Lebih Produktif, Wajib Dicoba!

3. Tanyakan juga perincian tugasmu

5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagiilustrasi bertanya (pexels.com/Kampus Production)

Jangan gaji doang yang ditanyakan, tapi dirimu malah tampak tidak peduli dengan jatah tugasmu di kantor. Kalau seperti itu, jelas sekali bahwa orientasimu hanyalah hak berupa uang, tapi ada kecenderungan kamu bakal mengabaikan kewajiban. Meminta perincian tugas juga memberimu gambaran yang jelas, biar kamu gak bingung selama di kantor.

Ini pun berguna sebagai langkah antisipasi kalau-kalau saudaramu tipe yang kurang profesional. Alhasil, mencampuradukkan pekerjaanmu dengan permintaan tolong pribadi. Misalnya, mendadak menyuruhmu menunggui rumahnya yang kosong padahal seharusnya kamu berada di kantor. Bisa juga memintamu mengantar jemput anak-anaknya hampir setiap hari.

Kalau tugas-tugasmu telah dijabarkan dengan terperinci, mudah buatmu menolak hal-hal lain di luar itu. Sekalipun sama-sama dibayar, perintahnya yang sesuka hati tentu akan membuatmu jengkel. Bahkan, kamu bisa malu di depan karyawan lain yang betul-betul berada di kantor untuk bekerja.

4. Tetap bersikap bijak ketika tak lagi cocok dengannya

5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagiilustrasi bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sebagai saudara sekaligus anak buahnya, kamu menjadi tahu segala tentang dirinya. Di antara semua anggota keluarga besar, apalagi teman-teman kantor, dirimu yang paling mengenal sifat baik dan buruknya, termasuk semua persoalannya. Kelebihanmu ini dapat menjadi petaka, ketika kamu tak lagi seiring sejalan dengan saudara. 

Saat persoalan di antara kalian masih remeh, segalanya aman-aman saja. Namun, begitu kebencianmu padanya memuncak, kamu punya begitu banyak senjata untuk menghancurkannya.

Kalau dirimu ingin merusak reputasinya di kantor, tinggal ceritakan semua masalah pribadinya, termasuk yang paling memalukan. Sebaliknya untuk menjatuhkannya di depan keluarga, umbar masalah-masalah dalam usahanya yang menunjukkan rendahnya kompetensinya.

Tidak ada orang yang akan meragukanmu. Inilah yang wajib dihindari sebesar apa pun persoalan yang terjadi di antara kamu dengannya. Selalu ingat, bahwa dialah yang sudah memberimu kesempatan bekerja atau dengan kata lain, ia adalah salah satu pahlawan dalam hidupmu yang mesti tetap dihormati.

5. Siapkan diri untuk mandiri

5 Tips Bekerja di Usaha Milik Saudara, Waspadai saat Tak Akur Lagiilustrasi bekerja (pexels.com/Canva Studio)

Selamanya bekerja bersama saudara barangkali bukan cita-citamu. Kamu tetap ingin punya pekerjaan yang bukan buah belas kasihan dari orang terdekat. Bisa juga dirimu sadar bahwa terlalu dekat dengan saudara bisa berakhir di luar dugaan dan menyakitkan.

Maka dari itu, sebaik apa pun saudaramu dan sebagus apa pun pendapatanmu tidak ada salahnya, kalau kamu ingin suatu saat bisa lepas dari usaha tersebut. Dirimu tetap wajib berterima kasih dan kelak meninggalkan usaha saudara secara baik-baik. Kalau perlu bantu ia menyiapkan penggantimu dan berikan yang terbaik dari dirimu dulu.

Sebelum sampai ke situ, latih terus kemampuanmu agar suatu hari siap menghadapi dunia kerja dan usaha tanpa uluran tangan saudara. Tanpa persiapan mental dan kemampuan, kamu bakal terkaget-kaget mendapati dunia kerja dan usaha jauh lebih keras dari pengalamanmu. Boleh jadi selama ini saudara memang cenderung mengurangi tuntutannya padamu, sehingga dirimu merasa segalanya mudah.

Jika kamu memang membutuhkan pekerjaan dan pengalaman, tawaran saudara untukmu bergabung dalam usahanya dapat diterima. Bahkan, meski dirimu tetap harus mengikuti serangkaian proses seleksi layaknya calon karyawan, tempuh saja. Namun, jangan lupakan kelima hal di atas, supaya kelak putusnya hubungan kerja tidak berarti pula terputusnya persaudaraan kalian.

Baca Juga: 5 Tips Bekerja saat Suasana Mood Buruk, Beri Jeda!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya