5 Strategi Mengatasi Stres karena Peran Ganda

- Delegasikan tugas penting dengan meminta bantuan orang terpercaya
- Buat jadwal untuk diri sendiri atau me-time
- Buat to-do list sebelum tidur
Apakah saat ini kamu sedang menjalani peran ganda? Misalnya seorang mahasiswa di kampus yang juga seorang pekerja? Atau seorang perempuan karier juga seorang ibu di rumah? Bekerja di kantor sekaligus mengurus rumah tangga maupun keluarga memang bukan suatu hal yang mudah.
Peran ganda ini kerap kali menimbulkan stres karena beban dan tanggung jawab dari dua bidang yang berbeda. Individu yang punya dua peran sekaligus secara otomatis dituntut untuk menjalankan kewajiban-kewajibannya. Maka, wajar jika mengalami konflik peran ganda.
Greenhaus dan Beutell membagi konflik peran ganda menjadi beberapa bagian, di antaranya time based conflict yakni ketika konflik peran terjadi karena waktu yang digunakan untuk menunaikan satu peran mengurangi kebutuhan waktu peran lainnya, strain based conflict yakni ketika konflik peran terjadi karena satu memengaruhi kinerja peran lainnya, dan behavior based conflict yakni ketika konflik peran terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara perilaku dengan tujuan yang diharapkan dari peran ganda itu.
Mengatasi stres karena peran ganda bisa dilakukan dengan menerapkan coping stress yang sehat. Kalau kamu sedang mencari solusi tersebut, berikut cara yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Delegasikan tugas penting dengan meminta bantuan orang terpercaya

Kalau kamu merasa kewalahan karena tugas maupun pekerjaan yang menumpuk dari dua peran yang kamu jalani. Kamu bisa belajar untuk memanajemen pekerjaanmu itu. Dengan manajemen yang baik, semua tugas gak perlu kamu selesaikan secara mandiri, melainkan mendelegasikannya.
Coba gunakan teknik eisenhower matrix. Metode ini membantu kamu mengatur tugas berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingan sehingga kamu dapat mengidentifikasi pekerjaan yang menjadi prioritasmu. Tugas yang paling penting dan urgen dapat kamu prioritaskan dan kerjakan langsung secara mandiri, sementara tugas yang gak urgen dan gak terlalu penting bisa kamu delegasikan. Mendelegasikan tugas dapat kamu lakukan di kondisi tertentu, ya.
2. Buat jadwal untuk diri sendiri atau me time

Di antara banyaknya jadwal kerja yang mungkin kamu susun di jurnal harianmu, tetapkan jadwal untuk dirimu sendiri. Terus-menerus larut dalam pekerjaan dalam jangka waktu yang lama tanpa memikirkan kebutuhan diri sendiri tentu membuat kamu stres. Maka, cara untuk mengatasinya ialah dengan menghibur diri.
Tetapkan jadwal me time di akhir pekan atau di hari-hari libur. Atau, kalau kamu memang sesibuk itu, gak harus menghabiskan waktu seharian, cukup sisihkan waktu beberapa jam di akhir pekan atau beberapa menit di tiap harinya untuk diri sendiri. Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan menenangkanmu. Memberi jeda pada diri sendiri membantu kamu kembali ke peran ganda dengan pikiran yang lebih fresh dan energi yang terisi.
3. Buat to-do list sebelum tidur

Perencanaan merupakan salah satu bentuk coping stres yang efektif. Dengan merencanakan suatu hal, kamu jadi lebih siap menghadapi hari dan menjalaninya. Ivana Thania, dkk. dalam artikel jurnalnya yang berjudul Stress Caused by Multiple Roles Conflicts and Work From Home Mothers’ Stress Coping during Pandemic menjabarkan bahwa perencanaan merupakan bentuk coping stres yang dilakukan dengan memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres dengan membuat strategi bertindak serta memikirkan langkah atau mengupayakan cara terbaik yang perlu diambil untuk menangani suatu masalah.
Perencanaan yang bisa kamu lakukan adalah dengan membuat skenario harian atau to-do list, selain membuat daftar prioritas tugas. To-do list membantumu untuk gak lupa terhadap tugas-tugas yang kamu lakukan. Selain membuat daftar tugas, alangkah baiknya kamu juga menetapkan estimasi waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikannya. Oh iya, perencanaan gak hanya tentang tugas saja sebenarnya, melainkan tentang keseimbangan. Jadi, jangan lupa untuk alokasikan waktu istirahat di tengah kesibukan yang melanda agar kamu gak semakin stres, ya.
4. Miliki support system yang kuat

Cipta Rohmatun Ikrimah dalam skripsinya mengenai coping of stress menjabarkan bahwa salah satu jenis coping adalah seeking social support. Seeking social support masuk dalam kategori coping of stress yang berfokus pada masalah. Mencari bantuan dari sekitar berarti mencari dukungan dari lingkungan sosialnya. Dukungan itu dapat berupa informasi, saran, nasihat, serta bantuan nyata maupun emosional.
Nah, ketika kamu merasa kewalahan dan tertekan akibat peran ganda, kamu bisa mencari dukungan dari orang terdekatmu, keluarga atau sahabatmu, misalnya. Jika perlu, kamu juga bisa mencari dukungan pada ahli, seperti psikolog atau konselor.
5. Rayakan dirimu sendiri

Ini sebenarnya sama dengan me time, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan terhadap usaha maupun pencapaian kamu, sekecil dan sesederhana apa pun itu. Di tengah tekanan, sulit memang untuk gak memikirkan peran dan tanggung jawab pribadi. Namun, penting loh untuk sesekali berhenti sejenak dan merayakan setiap pencapaian kecil yang telah kamu raih. Ini membuat kamu gak terus-menerus burn out dan kamu pun enjoy setiap waktu.
Gak usah buru-buru, ya. Pelan-pelan, tapi pasti. Kamu keren bisa mengemban dua peran sekaligus sejauh ini. Setiap langkah kamu patut diapresiasi. Kamu juga bisa melatih diri untuk bersyukur, sebab, rasa syukur bisa mengubah perspektif dan mengurangi fokus terus-menerus pada beban maupun tekanan yang kamu rasakan.
Amat wajar jika kamu merasa sangat lelah. Siapa, sih, yang gak lelah dengan tuntutan berbagai peran? Mengatasi stres karena peran ganda itu gak bisa semalam, maka terima dan rasakan perasaan itu. Tidak apa-apa untuk merasa lemah karena kamu manusia. Kamu gak sendirian. Kamu selalu punya support system yang bisa diandalkan, baik itu kamu sadari atau gak. Tetap berbuat baik pada dirimu sendiri, ya!