Mengupas Tren Pasar Indonesia Tahun 2021, Para Pencari Kerja Wajib Tau

Membuka diskusi webinar, Chief Marketing Officer, SEEK Asia Ramesh Rajandran, mengatakan pandemik mempengaruhi teknologi dan itu membuat startup dan e-commerce berkembang semakin pesat.

"Kita juga melihat bisnis tradisional berganti menjadi teknologi digital. Ini memunculkan talenta yang berpotensi dari Indonesia dan Asia Tenggara. Kita ingin memainkan pekerja sukses yang ingin mengembangkan karier melalui JobStreet," tambahnya. 

Melalui survei JobStreet di bulan Desember 2020, ada beberapa temuan yang diperoleh terkait dengan ketertarikan pekerja Indonesia untuk bekerja di luar dan ketertarikan pekerja global datang ke Indonesia. 

Dari data tersebut disimpulkan daya tarik Indonesia bagi pekerja global berada di peringkat 53. Jika dibandingkan di tahun 2014, Indonesia hanya di peringkat 65. Selain itu, pekerja dari negara tetangga Singapura dan Malaysia adalah yang paling terbuka memperoleh kesempatan kerja di Indonesia.  

Peningkatan pekerja global yang ingin bekerja di Indonesia bukan hanya berasal dari negara Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang, melainkan juga dari negara Eropa Timur dan Australia. Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan karena sekarang sudah banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote atau jarak jauh.

Berbanding terbalik dengan peningkatan pekerja luar yang ingin bekerja di Indonesia, tren orang Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri dari tahun 2014 mengalami penurunan 30 persen di tahun 2020.

"Kita bandingkan di situ tahun 2014, bahkan ada 76 persen yang ingin bekerja di luar negeri. Akan tetapi, tahun 2020 berkurangnya sebesar 30 persen, itu sangat besar. Ini sejalan dengan global yang mengalami penurunan pada aspek pekerja yang ingin bekerja di luar negeri," jelas Ramesh Rajandran. 

Country Manager JobStreet Indonesia, Faridah Lim memaparkan preferensi bekerja di Indonesia melalui berbagai aspek. Pada survei yang dilakukan JobStreet, ia ingin melihat perubahan apa yang terjadi di lingkungan kerja terutama dalam hal preferensi dari pencari kerja. Setelah melakukan survei dan analisis data, terdapat perubahan karena mulai terjadi adaptasi dengan adanya pandemik COVID-19. 

"Mereka yang bersedia kombinasi antara bekerja di rumah dan di kantor sebanyak 68 persen. Ini perubahan sangat besar, di mana dulu pekerjaan harus dilakukan di kantor, sekarang bisa dilakukan dengan kondisi di rumah," paparnya

Apabila dilihat dari sisi industri untuk pekerjaan jarak jauh, ada peningkatan 2 kali lipat yang tadinya kurang dari 20 persen menjadi 40 persen setelah adanya pandemik. Artinya, ada lebih banyak industri yang memberlakukan sistem jarak jauh bagi pekerjanya.

"Walaupun kita lihat bekerja secara remote memungkinkan, tapi ada tantangan. Meski ada peningkatan 2 kali lipat untuk memilih kerja remote, mix kombinasi kerja di kantor dan remote tetap menjadi pilihan yang tertinggi pekerja. Saya rasa ini satu sisi pentingnya interaksi dan tatap muka serta faktor yang menunjang interaksi," tambahnya. 

Di top 3 survei tahun 2018 menyebutkan pekerja lebih membutuhkan jaminan atau keamanan dalam bekerja, rekan kerja yang nyaman, dan kesempatan karier atau peningkatan jabatan. Namun dengan adanya pandemik, ada faktor yang mengalami perubahan, misalnya pengembangan karier yang turun di peringkat ke-4 dan peningkatan dalam hal keuangan naik menjadi urutan ke-3.

"Karena kita tahu selama pandemik banyak pemotongan gaji yang dilakukan perusahaan. Menariknya adalah nomor 1 adalah hubungan baik antara rekan kerja dan kemudian yang ke-2 adalah hubungan dengan atasan. Kemudian yang ke-3 dalam hal keuangan," ungkapnya. 

Dalam segi bentuk tanggung jawab, generasi muda yang dulunya lebih menginginkan gaji besar, sekarang bergeser pada kepedulian terhadap isu sosial dan lingkungan. Menurutnya, generasi muda semakin peduli dengan tanggung jawab sosial, lingkungan, dan hal keberagaman, serta inklusi. 

"65 persen generasi muda idealismenya masih kuat. Mereka akan menghindari perusahaan yang gak sesuai dengan idealisme mereka," terangnya.

Setelah memaparkan perubahan kerja apa saja yang terjadi selama pandemik, Country Manager JobStreet Indonesia itu juga menyebutkan fitur baru yang bisa kandidat pekerja nikmati di aplikasi mobile JobStreet. 

"Selama pandemik ini, kita melihat semakin meningkatnya pencari kerja dan perusahaan mengalami kesulitan. Tapi kita melihat peluang itu selalu ada. Kami hadir dengan mobile app yang baru dan lebih canggih sehingga pekerja dapat pekerjaan yang relevan. Kami juga melihat dengan adanya pandemik, perusahaan memiliki tingkat kebutuhan pekerja yang berbeda," ujar Faridah Lim.

Ada berbagai pilihan yang dapat menjadi referensi pencari kerja di JobStreet, misalnya pilihan iklan Lite Ad, Branded Ad, dan Premium Ad. Selain itu, ada fitur baru di mana perusahaan bisa memberikan pertanyaan langsung pada kandidat untuk proses pencarian kerja.

Itu tadi pemaparan dari webinar JobStreet yang mengupas tren pasar pekerjaan di Indonesia di tahun 2021.