5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipu

Cari tahu kebenarannya dulu, yuk

Pengelolaan keuangan yang baik menjadi kunci kesuksesan finansial di masa mendatang. Sayangnya, manajemen keuangan tak terlepas dari berbagai mitos yang kebenarannya masih dipertanyakan. Bukannya efektif, menuruti mitos-mitos ini malah membuat kondisi finansial tak sehat.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari kebenaran akan mitos yang terlanjur beredar di tengah masyarakat. Apa saja kumpulan mitos yang dimaksud? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Menabung harus dalam jumlah besar

5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipuilustrasi menabung (pexels.com/Joslyn Pickens)

Anggapan ini sering kali membuat kita malas untuk menabung, sebab kita merasa sia-sia jika menabung dengan nominal yang kecil setiap hari atau setiap bulannya. Dalam pikiran kita, mengalokasikan sedikit uang untuk pos tabungan tak akan sepadan dengan hasilnya kelak.

Namun, apakah kamu ingat dengan pepatah yang berbunyi, "Sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit"? Ini menunjukkan bahwa langkah kecil dapat menghasilkan perubahan besar. Berapapun jumlahnya, asal dilakukan dengan konsisten dan disiplin, dapat membuahkan hasil yang sepadan. Jadi, jangan meremehkan nominalnya, ya!

2. Menghindari investasi karena berisiko tinggi

5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipuilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Memang betul bahwa prinsip investasi ialah high risk high return. Artinya, risiko investasi berbanding lurus dengan imbalan atau keuntungan yang didapat. Dengan kata lain, semakin tinggi keuntungan yang ditawarkan, semakin tinggi juga risiko yang mengintai di depan mata.

Namun ini gak bisa dijadikan alasan untuk menghindari investasi sepenuhnya. Sebab, investasi tak hanya terbatas untuk memperoleh keuntungan, melainkan juga melindungi aset dari arus inflasi yang menggerus nilai mata uang setiap tahunnya. Ini lantaran disiplin berinvestasi memberikan snowball effect yang bisa meningkatkan nilai aset dalam jangka panjang.

Tak ada salahnya memulai langkah ini dengan mempelajari aset-aset investasi terlebih dahulu. Jika sudah paham dan mantap untuk mencobanya, kamu bisa sisihkan sebagian uangmu. 

Baca Juga: 5 Masalah Keuangan yang Perlu Dibahas Pasangan Pengantin Baru

3. Investasi membutuhkan modal besar

dm-player
5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipuilustrasi uang (pexels.com/Alexander Mils)

Mitos ini mungkin cukup familiar di telingamu. Banyak orang menganggap bahwa investasi hanya untuk orang kaya sebab produknya mahal dan menguras kantong. Mitos ini bisa jadi merupakan fakta jika kita berada di masa lalu.

Namun seiring perkembangan zaman, beberapa instrumen investasi bisa dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Berinvestasi juga semakin mudah karena bisa dilakukan melalui aplikasi di ponsel. Tak hanya itu, aplikasi ini menawarkan fitur-fitur canggih, seperti robo-advisors yang dapat menganalisis profil risiko dan memilih produk yang sesuai.

4. Masih muda jangan terburu-buru menyiapkan dana pensiun

5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipuilustrasi belanja (freepik.com/senivpetro)

Ini juga termasuk mitos keliru yang membahayakan kondisi finansial kita di masa depan. Walau perjalanan masih tampak panjang, tetapi kita tak pernah tahu apa yang terjadi di kemudian hari. Risiko dipecat dari pekerjaan, tertimpa musibah, dan kejadian tak terduga lainnya mengintai di depan mata.

Kamu tentu gak mau menderita di masa tua, kan? Setiap orang pastinya ingin menikmati hasil kerja keras di masa pensiun. Tanpa perencanaan keuangan yang matang, hal ini tak mungkin bisa diperoleh. Oleh karenanya, alokasikan dana untuk masa pensiun sedini mungkin.

Kamu bisa menggunakan instrumen investasi, mulai dari deposito, reksa dana, hingga saham. Namun ingat, sebaiknya kamu melakukan diversifikasi yakni menempatkan dana investasi ke dalam instrumen yang berbeda. Tujuannya tak lain untuk meminimalkan risiko kerugian. 

5. Kartu kredit membuat boros 

5 Mitos tentang Pengelolaan Keuangan yang Keliru, Jangan Tertipuilustrasi transaksi keuangan (pexels.com/energepic.com)

Banyak mitos yang beredar bahwa memiliki kartu kredit mendorong kita untuk belanja melebihi pendapatan. Akhirnya, saldo menjadi minus setiap bulan. Namun sejatinya bukan kartu kredit yang membuat penggunanya konsumtif, melainkan kepribadian sang pengguna yang cukup boros.

Faktanya, penggunaan kartu kredit bahkan bisa membuat kita lebih hemat, lho. Ini disebabkan karena banyak promo menarik yang ditawarkan jika bertransaksi menggunakan kartu kredit. Selain itu, penggunaan kartu kredit secara rutin bisa memberimu reward yang menguntungkan.

Kehadiran mitos-mitos ini tanpa disadari mempengaruhi cara kita dalam mengatur keuangan. Namun beberapa mitos justru membahayakan kondisi finansial kita di masa mendatang. Karenanya, yuk bersikap cerdas dan bijakana dalam mengelola finansial agar kamu tak terjerumus mitos-mitos di atas!

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan saat Masih Lajang, Jomblo Wajib Tahu!

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya