6 Pemecah Konsentrasi yang Gak Disadari, Bikin Produktivitas Menurun

Intinya sih...
Berbalas chat dapat memecah konsentrasi dan mengganggu produktivitas
Melihat konten yang memengaruhi emosi bisa mengganggu fokus saat bekerja
Multitasking, memikirkan terlalu banyak ide, dan lapar serta haus juga bisa menjadi pemecah konsentrasi
Konsentrasi yang terganggu akan sangat memengaruhi kelancaran pekerjaanmu. Meski tingkat kesulitan tugas tidak seberapa, apabila konsentrasi terpecah hasilnya bisa salah atau waktu pengerjaannya menjadi lama sekali. Penyebab pecahnya konsentrasi macam-macam. Paling gampang disadari ialah suasana berisik di sekitarmu. Kesehatan yang lagi menurun sehingga menimbulkan rasa tak nyaman juga mengganggu fokusmu.
Apalagi bila tiba-tiba ada orang yang mengajakmu berbicara selagi dirimu mengerjakan sesuatu. Percakapan singkat pun dapat membuatmu lupa apa yang tadi akan dilakukan. Masalah pribadi yang belum menemukan solusi juga merusak konsentrasi dalam bekerja, namun masih ada pemecah konsentrasi lainnya yang kerap tidak disadari. Cari tahu dalam artikel ini!
1. Berbalas chat
Meski kamu gak suka mengangkat telepon apalagi saat bekerja, bukan berarti fokus pasti terjaga. Dirimu mungkin tetap tidak bisa membiarkan notifikasi chat yang masuk, terlebih kamu mengenal orangnya. Atau, pesan masuk di grup WA keluarga dan teman-teman dekat. Sekalipun topiknya gak penting, dirimu terdorong untuk segera membalasnya. Gabungan antara rasa nyaman setiap berinteraksi dengan mereka sekaligus tidak enak apabila terkesan cuek malah merusak konsentrasimu.
Mau tak mau kamu mesti latihan mengesampingkan dulu chat dari siapa pun selama tidak urgen. Balas nanti saja setelah tugasmu selesai. Bila menanti sampai semua pekerjaan beres dirasa terlalu lama, balaslah ketika jeda antartugas.
2. Melihat konten yang terlalu memengaruhi perasaan
Sekarang di mana-mana ada konten. Begitu kamu membuka smartphone, di media sosial apa pun konten tidak ada habisnya. Tidak semua konten berpengaruh buruk. Banyak juga konten positif yang memberimu inspirasi dan motivasi, namun mendekati waktu bekerja bukan saat yang tepat untukmu mengakses konten tertentu. Terutama jenis konten yang mudah memengaruhi emosimu. Ini berbeda-beda antarorang. Ada orang yang mudah tersulut emosinya saat menyaksikan konten pertengkaran pasangan.
Ada pula orang yang menjadi terlalu ikut sedih ketika terpapar konten kemanusiaan. Walaupun konten itu dapat menumbuhkan empati serta semangatmu dalam berbagi, konsentrasi pasti pecah. Konten-konten yang mudah mengaduk-aduk perasaanmu sebaiknya dinikmati sehabis seluruh pekerjaan kelar.
3. Keinginan mengunggah aktivitas kerja di medsos
Apakah kamu kerap menyalakan kamera, memasangnya di meja kerjamu, lalu berlagak serius? Dirimu berkeinginan mengunggah aktivitas kerja ke media sosial. Jika kamu sedang longgar dan cuma pura-pura bekerja tentu tak menjadi masalah. Fokusmu cukup ditujukan ke usaha bikin konten yang semenarik mungkin. Akan tetapi apabila dirimu membuat konten sambil benar-benar bekerja, konsentrasimu terbelah. Dirimu cemas rekaman di kamera tidak bagus.
Kamu tak bisa sepenuhnya memikirkan pekerjaan dan malah sebentar-sebentar memeriksa rekaman. Kemudian dirimu mengatur ulang penempatan kamera, posisi duduk, dan berlagak bekerja padahal pikiran sudah gak fokus. Mulai sekarang matikan kameramu selagi bekerja biar tugas lebih cepat beres.
4. Multitasking
Tidak di setiap situasi kamu perlu multitasking. Pada dasarnya, mengerjakan beberapa hal sekaligus sudah pasti memecah fokus, tapi dampaknya makin terasa apabila kamu sedang menggarap tugas dengan tingkat kesulitan tinggi. Gangguan konsentrasi bertambah parah seiring makin banyaknya pekerjaan yang dilakukan di satu waktu. Nanti pengerjaannya malah tertukar-tukar. Kamu baru sadar setelah cukup lama dan mesti memperbaikinya dari awal. Waktu pengerjaan pun bertambah panjang. Multitasking hendaknya gak dijadikan kebiasaan. Lakukan cara ini cuma saat situasi genting. Kerjakan tugas satu per satu biar tuntas. Hindari berpikir multitasking adalah jaminan untuk produktivitasmu. Dirimu menggarap tugas secara bergiliran pun tetap produktif, kok.
5. Memikirkan terlalu banyak ide
Ide memang sangat berharga. Namun jika semuanya dipikirkan bersamaan, kamu akan sulit mengeksekusi salah satunya. Ide-ide yang terlintas dengan jelas cukup dicatat. Lalu kembali fokuskan pikiranmu ke ide yang paling dapat dieksekusi secepatnya. Sementara itu, ide-ide yang masih terlalu kabur diabaikan dulu, sebab kamu memikirkan ide-ide tersebut sekarang tak akan membuatnya matang lebih cepat. Kalau ide itu cukup bagus, pasti nanti kamu mengingatnya kembali.
Terlalu takut kehilangan ide padahal dirimu juga sedang mengerjakan ide lain justru memperlambat pekerjaan. Ide seperti buah di pohon. Buah-buah itu tidak usah dipandangi terus juga akan matang pada waktunya. Petik buah satu per satu setelah kira-kira tak terlalu mentah agar bisa matang sempurna ketika disimpan.
6. Lapar dan haus
Apakah dirimu sering menunda minum dan makan demi pekerjaan terus berjalan? Apa yang terjadi kemudian? Boleh jadi bukannya pekerjaanmu lekas beres malah rasanya kamu tambah sulit berkonsentrasi.
Kerongkongan yang kering serta perut yang keroncongan tidak bisa terus diabaikan. Tubuh meminta haknya agar dapat membantumu bekerja dengan cepat dan tepat. Meski sekilas dirimu merasa menghemat waktu dengan gak makan dan minum, malah daya konsentrasi jeblok.
Penggunaan waktu serta energimu akan lebih efisien apabila kamu makan dan minum dulu. Makan tak sampai 10 menit pun telah selesai. Dirimu bisa lanjut bekerja lagi dengan pikiran jernih. Sementara minum malah cuma hitungan detik. Tidak ada alasan buat menundanya hingga kamu kehausan.
Tingkat konsentrasi memang gak bisa stabil terus. Tanpa stimulus dari luar pun, fokusmu akan menurun setelah mulai lelah dan bosan. Mengambil jeda 2 sampai 3 menit setiap 1 jam kerja bisa membantumu. Jangan lupa buat mewaspadai enam pemecah konsentrasi seperti hal yang sudah dijelaskan pada artikel ini, ya.