Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Project

Freelancer pemula wajib banget simak!

Sebagai seorang freelancer, kamu diberikan keleluasaan untuk menentukan sendiri berapa besar rate harga yang akan kamu tawarkan kepada klien. Rate menggambarkan besaran balas jasa yang kamu terima atas jasa atau tawaran yang kamu berikan kepada klien.

Freelancer berhak untuk menentukan rate selagi dalam batas yang masih wajar. Adapun besaran rate setiap freelancer tentu berbeda-beda. Hal ini bergantung pada indikator pengalaman kerja, skill, jam terbang, maupun tingkat kesulitan pekerjaan yang pernah ditangani freelancer pada klien-klien sebelumnya.

Namun, untuk menentukan rate card ini tidaklah semudah yang kamu kira. Apabila kamu adalah seorang pemula yang baru saja terjun di dunia freelance, pastikan untuk tidak
asal dalam menentukan rate.

Kalau kamu memasang tarif terlalu mahal, tentunya klien akan berpindah ke freelancer lain yang harganya jauh lebih murah. Sedangkan jika seorang freelancer menetapkan rate terlalu murah, maka itu juga bakal menurunkan standar, pendapatan, dan citra freelancer di mata klien. Langsung pelajari saja, yuk, tentang bagaimana cara perhitungan sistem pembayaran per jam maupun per project untuk freelancer lewat ulasan berikut!

1. Tentukan kisaran pendapatan bersih tahunan

Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Projectilustrasi freelancer fokus dalam menghitung target pendapatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hal pertama yang kamu lakukan dalam menyusun besarnya rate adalah tentukan terlebih dahulu target pendapatan bersih tahunan. Sebagai seorang freelancer yang juga self-employee, kamu bisa mulai dulu dengan menentukan proporsi pendapatan bersih sendiri sesuai dengan kebutuhan. Anggaplah pada kisaran Rp40 juta -- Rp50 juta. Dalam kasus ini, penulis mengambil contoh maksimal di angka Rp50 juta.

Baca Juga: 6 Jenis Pekerjaan Freelancer yang Cepat Menghasilkan Uang

2. Pertimbangkan biaya pengeluaran

Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Projectilustrasi freelancer sedang melakukan perhitungan rate dan rinciannya (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dalam mengerjakan tugas-tugas klien, freelancer biasanya banyak melakukan pengeluaran pada komponen biaya listrik, internet, maupun biaya lainnya. Jangan lupa sisihkan untuk biaya tunjangan kesehatan. Dalam sistem kerja lepas seperti ini, pihak klien umumnya tidak akan memberikan fasilitas apa pun, apalagi tunjangan kesehatan. Coba kita asumsikan bersama kalau pengeluaran ini dalam setahun menghabiskan biaya Rp25.000.000.

3. Berikan perkiraan kasar untuk pemasukan per tahun

Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per ProjectIlustrasi perhitungan pemasukan oleh freelancer (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penentuan besarnya pendapatan bersih tahunan sudah diperoleh. Biaya pengeluaran juga sudah ditentukan. Kemudian, sekarang saatnya memberi perkiraan kasar untuk pemasukan per tahun. Berikut adalah rumus perhitungannya:

  • Pemasukan per tahun = Pendapatan Bersih Tahunan + Biaya Pengeluaran
    • Maka, kamu tinggal menambahkan saja:
      • Rp 50.000.000 + Rp 25.000.000 = Rp 75.000.000

4. Kalkulasi lamanya jam kerja efektif dalam setahun

dm-player
Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Projectilustrasi perhitungan jam kerja dalam kalender (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Kita ilustrasikan sistem pembayarannya adalah per jam. Maka, kamu juga perlu memertimbangkan soal berapa lama jam kerja yang kamu alokasikan untuk pekerjaan dalam setahun. Gak mungkin 24 jam juga, bukan? Mari kita coba lakukan penghitungannya bersama-sama, yuk! Anggap perhitungannya seperti menghitung gaji kerja kantoran.

  • Misalnya, dalam satu minggu terdapat 5 hari kerja maka dalam setahun berarti totalnya 260 hari kerja.
  • Asumsikan jam kerja normal 8 jam sehari. Jika diubah ke dalam tahun, maka total jam kerjamu menjadi 8 jam x 260 hari = 2080 jam per tahun.
  • Kemudian, kurangi dengan libur nasional dan cuti bersama, di mana dalam setahun ada 20 hari. Maka, jam kerja kamu dikurangi 160 jam (20 hari x 8 jam) sehingga totalnya menjadi 1920 jam.
  • Jangan lupa untuk memasukkan waktu untuk liburan pribadi. Asumsikan 10 hari dalam setahun maka kurangi jam kerja kamu sebesar 80 jam (10 hari x 8 jam).
  • Sisihkan waktu untuk keadaan yang tidak terduga, misalnya sakit, keperluan mendadak, dan lain-lain. Misalnya dalam setahun kamu alokasikan 5 hari. Maka, kurangi jam kerja kamu menjadi 40 jam.
  • Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang freelancer tidak hanya fokus kerja saja. Kamu juga berhak untuk menyisihkan waktu untuk keperluan lain, seperti meeting, revisi, dan event yang diadakan oleh pihak klien. Maka, kamu bisa menyisihkan 25 persen waktu untuk keperluan ini. 
  • Akhirnya, dalam keseluruhan untuk total waktunya, kamu bekerja 1350 jam per tahun.

5. Hitung tarif per jam

Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Projectilustrasi jam (pexels.com/Jeffrey Paa Kwesi Opare)

Sudah paham dengan perhitungan sebelumnya? Nah, sekarang kamu bisa menghitungnya dengan cara membagi pendapatan tahunan dan jumlah jam efektif bekerja. Apabila memakai data di atas, maka kamu bisa menghitung tarifnya dengan hasil seperti ini:

Rp50.000.000/1350 jam = Rp37.000/jam.

Maka, jika kamu dibayar dalam per jam, penentuan rate berdasarkan langkah-langkah di atas menjadi Rp 37.000/jam. Nah, kamu juga bisa menghitung rate ini dengan mengalokasikan berapa lama waktu yang kamu butuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Asumsikan saja kamu menyelesaikan pekerjaan dari klien selama 5 jam dalam sehari. Maka, tinggal kalikan saja di mana pengalinya adalah waktu yang kamu berhasil selesaikan.

Tarif = acuan rate x alokasi waktu yang dibutuhkan
Tarif = Rp37.000 x 5 jam = Rp185.000

Namun, kelemahan cara ini adalah ketika jamnya kurang memenuhi, maka kamu sendiri yang rugi. Maka dari itu, kamu perlu akurat dan jeli ketika melakukan perhitungan, ya!

6. Cara menghitung harga freelance dengan sistem per project

Cara Menghitung Tarif Freelance Per Jam Vs. Per Projectilustrasi freelancer menandai project yang diberikan klien (pexels.com/Pixabay)

Seperti yang sudah dijelaskan, selain sistem pembayaran per-jam juga ada sistem per project. Sistem pembayaran ini dinilai lebih mudah dalam perhitungannya dan tidak sedetail dari sistem pembayaran per jam. Adapun, cara menghitungnya sangat mudah sekali. Kamu tinggal kali antara acuan rate yang telah dibahas pada poin sebelumnya dengan jumlah project yang tuntas dikerjakan oleh freelance writer.

  • Misalnya, freelance A dalam sebulan berhasil mengerjakan 15 artikel dengan rate Rp37.000. Maka fee yang kamu dapatkan adalah:
    Fee freelancer = acuan rate X jumlah project yang berhasil dikerjakan
    Fee freelancer = Rp37.000 x 15
    Fee freelancer = Rp555.000

Melalui perhitungan di atas, kamu jadi lebih leluasa untuk menentukan berapa besar rate yang ingin kamu tawarkan kepada klien berdasarkan acuan dan pertimbangan tersebut. Tetapi, kamu juga harus ingat bahwa kesepakatan rate ini hendaknya kamu diskusikan lebih lanjut kepada klien. Apakah mereka menganut sistem pembayaran per project yang berhasil dikerjakan oleh freelancer atau per jam. Jadi, pastikan dahulu agar tidak salah paham dalam melakukan perhitungan rate card bersama klien, ya!

Baca Juga: 7 Tanda Kamu Harus Menolak Tawaran Freelance, Jangan Takut!

Reyvan Maulid Photo Writer Reyvan Maulid

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya