5 Cara Membedakan antara Toxic dan Challenge saat Bekerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasanya kita sering sekali mendengar kata-kata toxic dalam dunia kerja. Ada toxic leader, toxic company hingga toxic job. Perlu diingat bahwa tidak semua hal yang tidak kita sukai bisa disebut sebagai toxic, siapa tahu itu adalah challenge yang justru akan memberikan dampak positif ketika kita bisa melewatinya.
Sebenarnya antara toxic dan challenge sama-sama membutuhkan usaha yang tak mudah untuk menjalaninya. Nah agar kamu lebih memahami mana pekerjaan yang toxic dan pekerjaan yang penuh tantangan, sebaiknya baca dulu artikel di bawah ini. Berikut ini adalah cara membedakan antara toxic dan challenge saat bekerja. Yuk, kita baca!
1. Lihat bagaimana kesejahteraan fisik dan mentalmu
Cara pertama untuk membedakan antara toxic dan challenge adalah dengan melihat ke dalam dirimu sendiri. Lihat bagaimana kondisi kesehatan fisik maupun mentalmu saat menjalani pekerjaan. Pekerjaan toxic cenderung memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan fisik, mental bahkan emosional. Kamu mungkin akan merasa stres, cemas, tertekan dan mengalami masalah kesehatan seperti kelelahan hingga gangguan tidur.
Sebaliknya, pekerjaan yang penuh tantangan seharusnya tidak sampai mengganggu kesehatan fisik dan mentalmu. Walaupun terasa sulit untuk dilakukan namun pekerjaan yang penuh tantangan dapat memicu motivasi dan kepuasan diri saat berhasil menyelesaikannya dengan baik.
2. Kenali bagaimana lingkungan kerja
Pekerjaan yang toxic biasanya ditandai oleh lingkungan kerja yang buruk dan bahkan membahayakan untuk bekerja. Misalnya budaya kerja yang tidak sehat, peraturan yang tidak jelas, tidak adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja hingga perilaku yang merugikan seperti intimidasi atau pelecehan.
Di sisi lain, pekerjaan yang penuh tantangan seringkali memiliki lingkungan kerja yang lebih kondusif. Walaupun tak selalu berada pada lingkungan kerja yang nyaman, namun dari sisi aturan perusahaan dan budaya kerja masih bisa diterima oleh karyawan. Contohnya bagi pekerja yang harus bekerja di lapangan, walaupun berpanas-panasan namun ada kejelasan terkait hak dan kewajiban karyawan serta adanya perlindungan diri dari segala hal yang membahayakan saat bekerja.
Baca Juga: Tips Karier Gen Z dari Vina Muliana, Dua Skill Ini Wajib Ditingkatkan!
3. Hubungan dengan rekan kerja
Editor’s picks
Selanjutnya kita bisa melihat bagaimana hubungan antar rekan kerja. Pekerjaan toxic seringkali ditandai oleh hubungan yang tidak harmonis antar rekan kerja. Misalnya adanya konflik yang tidak sehat, saling menjatuhkan hingga pertemanan yang manipulatif.
Dalam pekerjaan yang penuh tantangan, hubungan antar rekan kerja biasanya cenderung positif. Adanya sikap saling mendukung antar karyawan dan sikap kolaboratif menjadi indikator bahwa pekerjaan yang kamu jalani bukan pekerjaan yang toxic dan kesulitan dalam pekerjaan hanyalah sebuah tantangan.
4. Sikap atasan terhadap team-nya
Mari kita melihat bagaimana sikap atasan terhadap bawahannya. Pekerjaan yang toxic seringkali didukung oleh atasan yang kurang memberikan pengakuan atau penghargaan atas upaya dan kontribusi team-nya. Ini bisa membuat kamu merasa tidak dihargai atau diremehkan.
Sebaliknya, sikap atasan yang baik biasanya akan memberikan dukungan penuh terhadap bawahannya agar bisa mencapai goal perusahaan. Dukungan tersebut bisa berupa arahan yang jelas hingga pemberian pengakuan dan penghargaan yang sesuai terhadap prestasi dan kontribusi yang kamu berikan.
5. Kesempatan mengembangkan diri
Pekerjaan yang toxic biasanya tidak memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk tumbuh dan mengembangkan diri. Kamu akan merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan hingga tidak ada peluang untuk memperluas keterampilan dan pengetahuan selama bekerja. Akibatnya karier dan pendapatanmu selama bekerja juga seolah berhenti.
Pekerjaan yang penuh tantangan selalu menawarkan peluang untuk mempelajari hal baru, meningkatkan keterampilan, hingga memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh karyawan. Secara otomatis hal ini juga dapat meningkatkan karier dan pendapatan karyawan selama bekerja dari waktu ke waktu.
Sangat penting untuk memahami apakah pekerjaan yang kamu jalani adalah pekerjaan yang toxic atau justru malah pekerjaan yang penuh tantangan. Jika kamu merasa menjalani pekerjaan yang toxic, pertimbangkan untuk mencari kesempatan di tempat kerja yang lebih sehat.
Namun jangan sampai menyesal karena meninggalkan pekerjaan justru memberimu banyak tantangan dan akan memberikan banyak dampak positif pada akhirnya. Sekali lagi, kenali dengan baik pekerjaanmu apakah memang benar-benar toxic atau malah penuh tantangan!
Baca Juga: 4 Alasan Lingkungan Kerja Kompetitif Bisa Bikin Kamu Berkembang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.