9 Skill Komunikasi Entry Level yang Dibutuhkan di Tempat Kerja

Intinya sih...
- Kesadaran diri, adaptasi, dan mendengarkan aktif adalah kunci skill komunikasi entry level
- Follow up, kecerdasan emosional, dan resolusi konflik penting untuk hubungan kerja yang positif
- Pentingnya rasa ingin tahu dalam memperdalam pemahaman dan membangun hubungan yang kuat di tempat kerja
Kemampuan komunikasi yang solid, selalu menjadi kunci keberhasilan di sebagian besar bidang. Maka, skill ini menjadi semakin penting di pasar kerja yang kompetitif.
Untuk kamu pekerja baru atau entry level, perlu menyadari bahwa skill komunikasi tidak hanya tentang berbicara dengan lawan bicara (interpersonal). Ini termasuk berbicara pada diri sendiri (intrapersonal), mendengarkan, hingga pengertian.
Memiliki skill komunikasi yang baik tidak hanya meningkatkan efektivitas seseorang di tempat kerja, tetapi juga membantu membangun kepercayaan dan kredibilitas dengan rekan kerja dan atasan. Untuk itu, berikut berbagai skill komunikasi entry level yang dibutuhkan di tempat kerja!
1. Self-awareness
Keawasan atau kesadaran diri (self-awareness) termasuk dalam skill komunikasi entry level yang dibutuhkan di tempat kerja. Self-awareness memungkinkan kamu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Menjadi sadar diri berarti mampu belajar serta berlatih mengamati reaksi, pikiran, dan emosi. Ini akan membantu pekerja baru lebih memahami diri sendiri dan rekan kerja. Maka, kamu perlu mendengarkan, bertanya, dan kembangkan kesadaran yang lebih besar. Untuk itu, jadilah karyawan yang bekerja keras.
"Jika kamu adalah pekerja dengan etos kerja yang kuat, bersedia meluangkan waktu dan energi untuk belajar serta berkembang, ajukan pertanyaan yang baik. Ambil inisiatif dan cari peluang untuk berkontribusi, bahkan jika itu hanya dengan memungut selembar sampah," ujar Charlie White, Founder Move Mountains, dan anggota Forbes Coaches Council, dilansir Forbes.
Menyadari siapa dirimu sendiri saat bekerja dalam tim memungkinkan produktivitas yang lebih besar, karena membuat emosi negatif tidak menjadi berlebihan. Bahkan, empati yang muncul dari self-awareness dapat digunakan untuk mengelola konflik dengan rekan kerja.
2. Adaptasi
Kemampuan beradaptasi termasuk dalam skill komunikasi entry level yang dibutuhkan di tempat kerja. Adaptasi berarti kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru, alat, proses, atau peran dengan mudah.
Artinya, seseorang yang mampu beradaptasi berarti dapat menerima perubahan dan belajar dengan cepat sebagai respons terhadap kebutuhan bisnis yang terus berkembang. Dalam industri yang selalu berubah, kemampuan untuk beradaptasi menjadi sangat penting.
Dari tatap muka, telepon, email hingga video konferensi, pesan teks, dan opsi lainnya, kemampuan untuk beradaptasi dengan preferensi komunikasi orang-orang yang bekerja denganmu, dapat menghilangkan frustrasi dalam mempercepat proses atau mendapatkan jawaban yang dibutuhkan.
"Beberapa orang lebih responsif melalui pesan teks yang dapat digabungkan dengan email untuk keperluan dokumentasi. Sampaikan preferensimu dan jangan berasumsi bahwa preferensi kamu adalah preferensi semua orang," ungkap CEO BizGrowth Inc., Sherre DeMao, dan anggota Forbes Coaches Council, dikutip Forbes.
3. Mendengarkan
Tidak hanya berbicara, aktif mendengarkan (active listening) adalah salah satu skill komunikasi paling penting untuk dikembangkan. Banyak pekerja baru begitu fokus untuk membuat dampak sehingga mereka lupa untuk mendengarkan.
"Konsentrasi berlebihan para pekerja baru, yaitu berbagi apa yang mereka ketahui, memberikan solusi, dan menciptakan pengaruh. Ini menyebabkan mereka melewatkan luas dan dalamnya situasi yang ada, yang pada akhirnya dapat menghasilkan hasil yang kurang optimal," ungkap William E. “Bill” Kieffer, President & Chief Advisor dari Kieffer & Associates dan anggota Forbes Coaches Council, dikutip Forbes.
Jika kamu sudah memiliki skill komunikasi yang baik, memahami dinamika, kebutuhan, dan tantangan beban kerja dapat membantu mengatasi hambatan kecil dan bekerja menuju keputusan serta tujuan yang lebih besar.
4. Observasi
Pelajari cara menyesuaikan diri dengan orang dan situasi dengan menjadi pengamat yang cermat dan pendengar yang lebih baik. Pertimbangkan bagaimana orang lebih suka menerima informasi dan sampaikan dengan cara yang sesuai.
Mulailah praktik saling memberikan pelatihan dengan rekan atau teman untuk mendapatkan feedback tentang keterampilan komunikasimu. Maka, jika kamu baru mulai berkarier di kantor membutuhkan waktu untuk latihan.
Tingkatkan level observasi dengan memperhatikan bahasa tubuh (body language). Dalam rapat, orang lebih banyak berkomunikasi melalui bahasa tubuh daripada secara verbal. Perhatikan bibir, mata, kaki, postur, dan tangan. Pelajari juga cara membaca suasana di ruangan.
5. Memahami
Salah satu kelemahan komunikasi yang sering terjadi pada pekerja baru, yaitu lupa bahwa pemaknaan sebenarnya terletak pada pendengar, bukan pada pembicara. Biasanya, pekerja baru terlalu sering melakukan percakapan singkat lewat teks yang kurang memberikan konteks dan tidak memeriksa apakah pesan dipahami dengan benar.
Menyelesaikan setiap percakapan dengan pemahaman yang sama merupakan hasil komunikasi dua arah yang sukses. Era digital telah membuat orang kehilangan pemahaman tentang apa itu komunikasi.
Mencari pemahaman memberikan kesempatan kepada orang lain untuk didengar. Dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam dan membuka eksplorasi lebih lanjut tentang suatu topik, pasti akan mengubah dinamika komunikasi. Hal ini dapat mendorong rasa percaya, menciptakan fondasi yang kuat untuk membangun hubungan.
6. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu (curiosity) membantu memperdalam pemahaman, membangun koneksi yang lebih kuat, meningkatkan kualitas interaksi, dan menunjukkan bahwa kamu peduli.
Tanpa rasa ingin tahu, kamu mungkin hanya menebak atau membuat asumsi yang salah. Pelajari cara untuk menjadi lebih penasaran dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk bertukar ide dengan lebih baik sehingga dapat unggul.
"Di lingkungan profesional, pemimpin dan anggota tim yang memiliki rasa ingin tahu cenderung lebih mampu mengenali dan menghargai sudut pandang yang beragam, yang pada akhirnya menghasilkan proses pengambilan keputusan yang lebih inklusif, kolaborasi, inovasi, serta budaya di mana setiap orang merasa dihargai dan didengar," ungkap Dr. D’Amico Founder Vetta Consultants, LLC, dilansir Forbes.
7. Follow up
Tindak lanjut (follow up) adalah salah satu skill komunikasi entry level yang sangat penting. Ini bagian penting dari komunikasi dan kolaborasi yang efektif di tempat kerja, yang sering kali terlewatkan. Follow up penting untuk memastikan bahwa tugas atau proyek yang telah selesai dikerjakan dilakukan dengan benar dan tidak ada hal yang terlewat.
Sebagian besar karyawan, khususnya pekerja baru, cenderung akan lebih mendengar dan menerima tugas, tetapi banyak yang lupa untuk menindaklanjuti untuk memastikan tugas tersebut apakah telah diselesaikan.
Sebagai karyawan, kamu akan menerima permintaan tindak lanjut dari manajer atau rekan kerja, atau perlu menginisiasi follow up sendiri. Selain masalah tugas kantor, follow up ini dapat berupa berbagai bentuk, seperti panggilan telepon, email, rapat, atau bahkan bentuk obrolan informal lainnya.
8. Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri, serta mengenali dan memengaruhi emosi orang lain. Skill komunikasi entry level, EQ, berkontribusi pada hubungan kerja yang positif, penyelesaian konflik, dan kepemimpinan efektif.
EQ termasuk dalam komunikasi intrapersonal yang menghasilkan interaksi positif. Seperti dengan rekan kerja, klien, dan pemangku kepentingan. Kualitas ini sangat dihargai oleh pemberi kerja karena berkontribusi pada budaya kerja yang positif dan membantu menyelesaikan konflik antarpribadi sebelum menjadi lebih besar.
"EQ membantu membangun hubungan yang kuat, meningkatkan kerja sama tim, memperbaiki penyelesaian konflik, meningkatkan potensi kepemimpinan, dan meningkatkan kemampuan beradaptasi. Hal ini juga memungkinkan komunikasi yang efektif, hubungan yang lebih baik, dan kemampuan untuk menghadapi kompleksitas di tempat kerja dengan sukses," ungkap Aurelien Mangano, Leadership & Executive Career Coach DevelUpLeaders dan anggota Forbes Coaches Council, dikutip Forbes.
9. Resolusi konflik
Keterampilan resolusi konflik merupakan bagian dari skill komunikasi entry level. Pemecahan masalah adalah penerapan dari pemikiran kritis untuk mengidentifikasi solusi terhadap hambatan atau tantangan yang sangat penting untuk menjaga produktivitas.
Resolusi konflik dan komunikasi yang kuat sangat penting bagi kamu sebagai karyawan entry level yang menghadapi dinamika tim yang semakin kompleks.
“Hal ini mungkin terlihat mendasar, tetapi tanpa kemampuan ini, bahkan tugas sederhana pun bisa terhenti,” kata Dhanvin Sriram eksekutif SDM PromptVibes, dikutip The Muse.
Ini melampaui sekadar menyelesaikan perselisihan dan sangat berharga untuk mengklarifikasi arahan yang saling bertentangan, menyuarakan ide-ide yang berbeda tetapi inovatif, serta menjembatani perbedaan berbasis identitas. Keterampilan ini mendorong kolaborasi dan menunjukkan kompetensi serta kepercayaan diri.
Itulah berbagai bentuk skill komunikasi entry level yang dibutuhkan di tempat kerja. Tidak hanya bicara, tetap action menjadi implementasinya. Jadi, apakah kamu sudah mengasah skill komunikasi sebelum masuk ke dalam dunia kerja?