Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Intinya sih...

  • Miliki visi pribadi dalam pekerjaanmuPunya visi, tujuan, dan motivasi dalam pekerjaan agar tidak rentan merasa stres dan tertekan.

  • Bijak menerima tuntutan sesuai kapasitasmu sendiriKenali batas kemampuanmu untuk tahu kapan harus menerima atau menolak request orang lain.

  • Komunikasikan baik-baik pada atasanNegosiasi dengan sopan jika atasan memberi tuntutan yang tidak realistis, sertakan solusi alternatif.

Menapaki dunia kerja pasti ada suka-dukanya sendiri. Di satu sisi, kamu sudah bisa menjadi orang dewasa yang mandiri. Namun, di sisi lain, kamu juga belajar menghadapi berbagai macam keinginan, ekspetasi, dan tuntutan dari banyak orang, termasuk atasanmu.

Bila tidak mampu menghadapi dengan baik, tuntutan yang ada malah jadi beban yang meningkatkan stres, khawatir, bahkan depresi. Kamu jadi tidak bisa menikmati pekerjaanmu. Untuk itu, coba tanamkan beberapa strategi realistis di bawah. Kerja tanpa tekanan mungkin dilakukan saat kamu paham lima hal ini.

1. Miliki visi pribadi dalam pekerjaanmu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Edmond Dantès)

Pertama, kamu harus punya visi, tujuan, dan motivasi dalam pekerjaanmu. Hal ini penting karena, tanpa visi yang kuat, kamu akan mudah untuk “disetir” oleh orang lain. Di situlah masalahnya, kamu akan rentan merasa stres dan tertekan, terutama ketika tuntutan orang berada di luar kapasitas dan ekspetasimu.

Inilah pentingnya punya visi dalam pekerjaan. Kamu tidak lagi membandingkan dirimu dengan orang, karena kamu tahu batas kapasitasmu sendiri. Saat diperhadapkan dengan kegagalan pun, kamu akan cepat pulih karena kamu punya motivasi yang kuat dalam diri.

2. Bijak menerima tuntutan sesuai kapasitasmu sendiri

ilustrasi percakapan (pexels.com/Thirdman)

Tuntutan, ekspetasi, dan keinginan orang lain berada di luar kendali kita. Tapi, kamu masih bisa mengendalikan ucapan dan ekspetasi orang yang ingin kamu terima. Bila semua dimasukkan dalam hati, malah kamu yang nantinya stres sendiri.

Kamu perlu mengenal kapasitas dan batas kemampuanmu, agar tahu kapan harus menerima dan menolak request orang lain. Hal seperti ini pun perlu dipertimbangkan baik-baik.

3. Komunikasikan baik-baik pada atasan

ilustrasi wanita bercakap-cakap (pexels.com/SHVETS production)

Kalau atasan tetap memberi tuntutan yang tidak realistis, kamu bisa coba untuk negosiasi. Tentu gunakan bahasa dan nada yang sopan, agar tidak menyinggung atasanmu. Jelaskan dengan baik mengapa kamu merasa tidak sanggup untuk mencapai target tersebut, kalau perlu berikan data dan fakta yang mendukung.

Namun, jangan melulu fokus pada ketidakmampuanmu, paparkan juga solusi alternatif yang bisa kamu capai. Misal, kalau atasanmu menargetkan goal dicapai dalam sebulan, mungkin kamu bisa nego untuk perpanjangan waktu. Jangan lupa untuk menepati janjimu, jangan asal nego lalu ujungnya malah ingkar janji.

4. Jadwalkan self-care dengan sengaja

ilustrasi wanita menggunakan laptop (pexels.com/Artem Podrez)

Di tengah hectic-nya pekerjaan, kamu tetap perlu menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Self-care gak perlu mahal, kok. Cukup sesederhana ambil waktu untuk istirahat, nonton film kesukaan, atau makan makanan yang kamu suka.

Juga, bangun batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu personal. Misal, tidak menghubungi rekan kerja dan atasan di luar jam kerja. Hal tersebut memang terlihat sederhana, tapi penting agar kamu pun belajar menghargai waktu.

5. Jalin relasi yang baik dengan rekan kerja

ilustrasi ngobrol (pexels.com/George Milton)

Tuntutan di dunia kerja pasti akan lebih ringan bila kamu nyaman dengan lingkunganmu. Inilah pentingnya membangun hubungan pertemanan yang baik dengan rekan kerjamu. Bukan berarti harus curhat panjang lebar—cerita pun tetap harus bijak dan ada batasnya. Tapi maksudnya adalah, punya teman baik yang bisa memotivasi dan mendukung satu sama lain.

Berbagi dukungan emosional itu penting, lho. Kamu dan temanmu jadi tidak merasa sendiri menghadapi tuntutan dan ekspetasi yang bermacam-macam.

Saat berada di tempat kerja penuh tuntutan, jangan hanya fokus pada survive atau sekadar bertahan. Fokuslah juga mengejar pertumbuhan. Terus buka dirimu pada peluang untuk belajar hal baru tanpa merasa tertekan. Dengan demikian, kompetensimu dalam dunia kerja pun akan meningkat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian