Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tantangan Upgrade Skill di Tengah Tren Pekerjaan Hybrid

ilustrasi bekerja hybrid sambil belajar soft skill
ilustrasi bekerja hybrid sambil belajar soft skill (pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Manajemen waktu yang rumitBekerja dengan sistem hybrid membuat jadwal kita lebih dinamis dan fleksibel sehingga seringnya tidak menentu. Tantangan ini menuntut kita untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu.
  • Distraksi dari lingkungan kerjaBekerja dengan sistem hybrid berarti kita harus beradaptasi dengan dua lingkungan yang berbeda. Tantangan tersebut membuat kita harus pintar menciptakan ruang dan waktu belajar yang kondusif.
  • Keterbatasan akses terhadap pelatihanTidak semua perusahaan menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dengan sistem hybrid. Kita dituntut untuk harus lebih kreatif dalam mencari cara belajar yang efektif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pekerjaan hybrid kini menjadi tren yang menggabungkan kerja di kantor dan kerja dari rumah. Kita dituntut untuk lebih fleksibel dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tanggung jawab. Namun, tren ini juga membawa tantangan baru dalam hal mengembangkan keterampilan pribadi.

Upgrade skill menjadi hal penting agar kita tetap relevan di dunia kerja yang terus berubah. Sayangnya, tidak semua orang mampu menyeimbangkan kebutuhan belajar dengan rutinitas hybrid. Berikut lima tantangan yang sering muncul saat kita mencoba meningkatkan keterampilan di tengah dinamika tren pekerjaan hybrid.

1. Manajemen waktu yang rumit

ilustrasi perempuan sibuk (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi perempuan sibuk (pexels.com/Antoni Shkraba)

Bekerja dengan sistem hybrid membuat jadwal kita lebih dinamis dan fleksibel sehingga seringnya tidak menentu. Imbasnya, kita sering merasa kesulitan membagi waktu antara pekerjaan utama, urusan pribadi, dan waktu belajar. Hal demikian membuat upgrade skill terasa berat dan tertunda.

Selain itu, adanya peralihan antara bekerja dari rumah dan di kantor bisa menguras energi. Sehingga kita cenderung menomorduakan waktu untuk belajar karena merasa sudah lelah dengan rutinitas harian. Tantangan demikian menuntut kita untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu.

2. Distraksi dari lingkungan kerja

ilustrasi adanya distraksi dari rekan kerja
ilustrasi adanya distraksi dari rekan kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Bekerja dengan sistem hybrid berarti kita harus beradaptasi dengan dua lingkungan yang berbeda. Di rumah, kita cenderung mudah terganggu dengan aktivitas keluarga atau urusan pribadi. Sementara di kantor, interaksi sosial sering menyita fokus yang seharusnya bisa dipakai untuk belajar.

Mengatasi kondisi itu, kita perlu strategi khusus untuk menjaga konsentrasi ketika ingin mengembangkan skill. Tanpa pengaturan yang jelas, motivasi belajar bisa hilang begitu saja. Tantangan tersebut membuat kita harus pintar menciptakan ruang dan waktu belajar yang kondusif.

3. Keterbatasan akses terhadap pelatihan

ilustrasi mengikuti pelatihan online
ilustrasi mengikuti pelatihan online (pexels.com/Julia M Cameron)

Tidak semua perusahaan menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dengan sistem hybrid. Sehingga kita harus mencari alternatif sendiri melalui kursus online atau komunitas profesional. Namun, pilihan demikian juga bisa terkendala oleh biaya atau kualitas program.

Selain itu, beberapa keterampilan membutuhkan bimbingan langsung yang sulit didapatkan secara daring. Sehingga kita dituntut untuk harus lebih kreatif dalam mencari cara belajar yang efektif. Keterbatasan akses demikian bisa memperlambat proses upgrade skill kita jika tidak segera diatasi.

4. Tantangan konsistensi dan motivasi

ilustrsi lelah bekerja (pexels.com/
Photo By: Kaboompics.com)
ilustrsi lelah bekerja (pexels.com/ Photo By: Kaboompics.com)

Meningkatkan keterampilan membutuhkan konsistensi, tetapi pekerjaan hybrid sering membuat kita kehilangan ritme belajar. Ada kalanya kita bersemangat di awal, lalu merasa jenuh atau ingin berhenti di tengah jalan. Perubahan pola kerja dengan sistem hybrid membuat motivasi mudah naik turun.

Sehingga kita perlu mengingat tujuan jangka panjang agar tetap berkomitmen untuk belajar skill baru. Dukungan dari lingkungan kerja atau teman belajar juga sangat membantu menjaga semangat. Tanpa konsistensi, upgrade skill hanya menjadi rencana tanpa hasil nyata.

5. Perubahan teknologi yang cepat

ilustrasi tantangan teknologi yang selalu berkembang
ilustrasi tantangan teknologi yang selalu berkembang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dunia kerja hybrid sangat bergantung pada teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Sehingga kita dituntut untuk terus beradaptasi dengan platform, aplikasi, dan sistem baru. Jika tidak demikian, maka keterampilan kita bisa dengan mudah tertinggal.

Selain itu, perkembangan teknologi menuntut kita untuk belajar lebih dari satu bidang sekaligus. Ini bisa menimbulkan rasa kewalahan dan kebingungan menentukan prioritas. Dengan begitu, tantangan demikian mengajarkan kita pentingnya fokus pada skill yang benar-benar relevan.

Upgrade skill di tengah tren pekerjaan hybrid memang bukan hal yang mudah. Namun, dengan perencanaan yang baik, setiap tantangan bisa diatasi. Dengan kesadaran dan usaha berkelanjutan, upgrade skill dapat menjadi investasi penting bagi karier kita di era sistem kerja hybrid.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Dekorasi Rumah dengan Barang Bekas yang Tetap Estetik

09 Sep 2025, 23:12 WIBLife