6 Usaha yang Tetap Cuan saat Ekonomi Lesu, Alternatif buat Korban PHK

- Usaha kebutuhan sehari-hari masih dibutuhkan meski ekonomi lesu
- Perbaikan barang dan jasa persewaan diminati saat masyarakat menghemat pengeluaran
- Barang bekas dan usaha jasa seperti pangkas rambut tetap laku di tengah perlambatan ekonomi
Hidup harus terus berjalan walaupun perekonomian tanah air sedang lesu. Daya beli masyarakat menurun dan bikin banyak pedagang mengeluh sepi. Kalau kamu masih punya pekerjaan tetap, ini bukan waktu yang tepat untuk merintis usaha baru.
Risiko gagalnya lebih besar sebab tak sedikit usaha yang sudah mapan pun goyang hingga harus melakukan PHK. Akan tetapi jika malah kamu sendiri yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja, mau tak mau harus mempertimbangkan buat buka usaha. Terlebih setelah upaya mencari pekerjaan baru tidak juga berhasil.
Jangan sampai dirimu terlalu enggan melakukan apa-apa yang bikin rezeki tambah jauh dan stres akibat menganggur meningkat. Untukmu bertahan hidup, ada enam macam usaha yang tetap cuan saat ekonomi lesu. Pasarnya jelas dan produknya terus dibutuhkan. Pilih mana yang kira-kira-kira paling mudah dijalankan, ya.
1. Kelontong dan bahan makanan segar

Meski terlihat usaha kecil-kecilan, jenis usaha ini tahan banting. Berjualan bahan kebutuhan sehari-hari walau keuntungan per barang sedikit tetapi terus mengalir. Sebab sekalipun banyak orang sedang mengerem belanja, tetap saja membutuhkan sembako dan aneka barang kelontong seperti sabun, pasta gigi, dan sebagainya.
Begitu pula bahan makanan segar seperti sayuran, buah, tahu, tempe, serta ikan atau daging. Ketika orang berhemat, mereka hanya akan mengurangi pembelian daging yang mahal atau menggantinya dengan sumber protein lain. Maka dari itu, berjualan bahan makanan segar bisa menjadi pilihan.
Kamu dapat memulainya dengan stok terbatas dulu untuk menghindari risiko busuk bila tak laku. Prospeknya bagus apabila tempat tinggalmu jauh dari pasar dan masih jarang ada penjual sayur di sekitar. Juga jika terdapat perumahan baru yang belum dimasuki tukang sayur keliling.
2. Jasa perbaikan berbagai barang

Guna mengendalikan pengeluaran saat perekonomian melemah, masyarakat akan mengurangi belanja. Mereka berusaha memperpanjang usia barang-barang yang ada di rumah dengan memperbaikinya saja daripada beli baru. Segala jasa perbaikan bakal menggeliat.
Dari servis elektronik sampai perbaikan tas atau pakaian yang kebesaran agar dapat dikenakan kembali. Apabila kamu punya kemampuan menjahit misalnya, bukalah jasa jahit. Meski dirimu belum bisa membuat pakaian dari nol, lumayan jika orang-orang dapat mengganti ritsleting yang rusak atau mengecilkan celana dan baju.
Tarif beberapa puluh ribu rupiah masih tergolong murah dibandingkan mereka mesti beli barang baru. Apalagi barang elektronik yang harga barunya mencapai jutaan rupiah. Gunakan keahlianmu buat membantu orang sekaligus mendapatkan penghasilan. Kelak kamu punya pekerjaan lain, usaha ini masih bisa jadi sambilan.
3. Persewaan barang

Masih dalam upaya masyarakat menyimpan uang, sewa barang lebih diminati daripada sebentar-sebentar membelinya. Dahulu ketika perekonomian lancar, mereka mungkin enteng saja membelanjakan uang buat jas yang hanya akan digunakan beberapa jam. Tapi kini semuanya dihitung dengan cermat dan dicarikan alternatif yang lebih murah.
Harga jas bisa lebih dari satu juta rupiah. Beli jadi atau menjahitkan bahan tetap mahal karena harus pas dan enak dipakai. Lebih murah mereka menyewanya darimu. Malah dengan mereka menyewa dapat berganti-ganti model serta warna jas sesuai acara yang akan dihadiri. Mereka pun gak perlu bingung tentang pencuciannya sehingga sangat praktis.
Usaha persewaan lainnya misalnya ranjang bayi, pakaian musim dingin bagi mereka yang akan pergi ke luar negeri, alat olahraga, buku, hingga kendaraan bermotor. Namun, untuk persewaan kendaraan bermotor kamu harus lebih berhati-hati. Jangan sampai sepeda motor atau mobilmu malah dicuri orang yang berpura-pura menyewa.
4. Jual beli barang bekas

Lagi ngirit bukan berarti orang sama sekali tak berbelanja. Termasuk untuk pembelian produk non-pangan. Hanya saja mereka lebih memilih harga yang sesuai kantong bahkan di bawah bujet. Barang bekas tetapi masih dalam keadaan baik dapat menjadi pilihan saat barang baru tak terjangkau.
Kamu bisa menjadi makelar kendaraan bekas atau membeli dan menjual kembali segala barang yang masih dapat difungsikan lagi. Seperti kulkas, televisi, AC, sofa, kasur, dan lemari second. Barang-barang itu hanya perlu dicek, mungkin diperbaiki sedikit, dan dibersihkan agar tampak bagus.
Gak apa-apa bila ada orang yang menyebutmu tukang loak. Nyatanya tak sedikit orang yang bingung hendak menjual barangnya ke mana. Contohnya, saat mereka hendak pindahan dan ogah mengangkut banyak barang. Demikian pula masih banyak orang yang berminat dengan barang bekas karena murah serta tetap berkualitas.
5. Alat tulis

Target pasarnya jelas, yaitu terutama pelajar. Di samping juga orang yang bekerja dan masyarakat umum. Buku-buku pelajaran bisa dipinjam dari sekolah atau dilungsurkan. Akan tetapi, alat tulis perlu terus dibeli. Dari buku tulis sampai perlengkapan lainnya pasti laku.
Kamu cuma buka toko kecil-kecilan di rumah yang jauh dari sekolah pun masih laku. Anak-anak tetanggamu tentu banyak yang masih bersekolah. Daripada orangtuanya belanja jauh-jauh lebih praktis membelinya darimu. Pun makin kecil anak biasanya alat tulis makin sering hilang atau rusak.
Sedikit banyak ini meningkatkan penjualanmu. Meski usahamu tampak gak seberapa, uang bisa terus mengalir. Apalagi bila dirimu berjualan di dekat sekolah dan dilengkapi dengan layanan fotokopi atau rental komputer. Makin banyak orang yang datang.
6. Pangkas rambut

Usaha yang satu ini memang memerlukan keahlian. Kamu bakal kena semprot bila gagal mencukur rambut orang. Namun, usaha ini gak pernah sepi. Meski ada saat-saat ramai sekali seperti menjelang hari raya, di hari biasa pun orang akan tetap datang buat bercukur.
Dengan perlengkapan cukur ala kadarnya, usaha sudah bisa dimulai. Terpenting alat cukurnya bersih. Kamu tak perlu mencari karyawan dulu. Kerjakan semuanya sendiri saja selama dirimu mampu. Buka jasa pangkas rambut di rumah pun tak masalah. Manfaatkan teras, garasi, atau ruang tamu sebagai tempat usaha.
Kamu dapat mengambil kursus singkat memotong rambut. Bila kemampuanmu memangkas rambut sudah lumayan dan bisa menghasilkan uang, di sela-sela waktu dirimu dapat mengambil kursus merias wajah. Tentu hanya bila kamu berminat. Kursus merias wajah tak perlu diambil jika dirimu hanya ingin fokus memotong rambut pria.
Di tengah ekonomi yang tidak menentu, semua orang kudu tetap ulet dalam mencari rezeki. Usaha yang tetap cuan saat ekonomi lesu bisa kamu coba jalankan sebagai solusinya. Jangan gengsi memulai usaha yang tampaknya gak keren buat anak muda. Semua usaha keren karena menggambarkan semangat orang yang menjalankannya dan tambah hebat setelah menghasilan cuan berlimpah.