TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sebab Rumahmu Penuh Barang, Waktunya Hidup Minimalis

#IDNTimesLife Sedikit barang gak berarti tak punya duit

ilustrasi belanja mebel (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jika rumahmu makin hari makin terasa tidak nyaman dihuni karena penuh oleh barang, kira-kira apa yang salah? Ukuran rumahmu kekecilan atau barangmu yang terlalu banyak dan sebagiannya perlu disingkirkan?

Ukuran rumah yang terlalu kecil memang bisa membuatnya terasa sumpek. Akan tetapi, tentu saja kamu tidak dapat terus memperbesar ukuran rumahmu atau membeli rumah baru dengan tipe yang lebih besar. 

Jadi, mau tidak mau kamu kudu diet barang dan memulai kehidupan yang lebih minimalis. Berbagai penyebab dari kepadatan isi rumahmu harus diidentifikasi. Cara pandangmu terhadap barang juga perlu diperbaiki. Cek yuk, mana yang jadi penyebab rumahmu sudah menyerupai gudang?

1. Menggantungkan kepercayaan diri pada barang-barang yang dimiliki

ilustrasi belanja pakaian (pexels.com/Gustavo Fring)

Artinya, makin banyak serta mahal barang yang dimiliki, kamu pun menjadi makin percaya diri. Kamu tak tahu bagaimana nasib kepercayaan dirimu kalau harus berpisah dari barang-barang tersebut.

Masalahnya, banyaknya barang yang telah dipunyai juga gak menghentikanmu dari membeli barang yang baru. Alasannya, tentu karena barang lama sudah kurang menarik. Akibatnya, dari waktu ke waktu tumpukan barang di rumahmu kian tinggi dan bermacam-macam.

2. Tidak membeli barang berdasarkan fungsinya saja

ilustrasi mengemasi barang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Rumah tentu akan terasa kosong dan kurang hidup apabila tidak diberi beberapa hiasan. Akan tetapi, fokusmu harus lebih pada fungsi suatu barang. Kamu bisa membeli satu atau dua lukisan untuk dipajang, misalnya. 

Namun, jangan keasyikan mengurus kepuasan mata atau rumahmu akan makin penuh oleh berbagai barang. Barang-barang itu tadinya dibeli agar ruangan lebih menarik, tapi akhirnya cuma bikin rumah terasa sesak. Prioritaskan pada barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan meja kursi secukupnya dengan ukuran tak terlalu besar.

Baca Juga: 5 Kesalahan Menyimpan Barang yang Membuatnya Cepat Rusak

3. Merasa sayang melewatkan berbagai diskon

ilustrasi tertarik diskon (pexels.com/RODNAE Productions)

Diskon memang menarik. Apabila kamu membeli barang berdiskon di saat yang tepat dan jelas kebutuhannya, ini juga menghemat pengeluaranmu. Namun, pemborosan justru akan terjadi kalau setiap barang berdiskon dibeli.

Selain itu, rumahmu menjadi cepat sekali penuh sesak oleh berbagai barang yang tidak benar-benar dipakai. Tahanlah diri dari godaan diskon demi dua keuntungan sekaligus. Yaitu, penghematan serta rumah yang lebih lega.

4. Terikat kuat dengan kenangan setiap barang

ilustrasi belanja sepatu (pexels.com/cottonbro)

Setiap barang di rumahmu pastinya punya kenangan. Seperti sepatu yang menemanimu meraih juara dalam pertandingan olahraga, boneka pemberian kekasih saat kamu berulang tahun, televisi yang dibeli dari gaji pertamamu, dan sebagainya.

Ketika kenangan akan barang-barang itu melekat erat dalam ingatan serta perasaanmu, kamu jadi sulit terlepas darinya. Selalu ada perasaan berat saban kamu hendak membuang barang-barang itu sekalipun sudah rusak. Lama-lama rumahmu jadi gudang sungguhan, lho!

5. Berpikir suatu saat barang-barang lama akan kembali terpakai

ilustrasi banyak barang (pexels.com/cottonbro)

Contoh paling mudah ialah pakaian. Berat badanmu sudah bertambah banyak sejak bekerja dan punya penghasilan sendiri. Baju serta celana pun menjadi banyak yang gak muat lagi.

Akan tetapi, bukannya mengeluarkan pakaian-pakaian itu dari lemari untuk diberikan pada orang lain yang membutuhkannya atau menjualnya, kamu terus saja menyimpan semuanya. Pikirmu, jika suatu saat nanti kamu kurus lagi, pakaian-pakaian itu masih bisa dipakai.

Kenyataannya itu tak pernah terjadi. Walaupun kamu berhasil menurunkan berat badan, model pakaian yang sudah gak kekinian serta penampakannya yang kusam pasti bikin kamu ogah mengenakannya kembali. Semua itu cuma memenuhi lemari.

Baca Juga: 5 Cara Membuang Barang Kenangan, Biar Kamu Tak Galau Berkepanjangan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya