Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Dikenal sebagai daerah yang sering mengalami kekeringan di musim kemarau, namun ternyata Gunungkidul menyimpan berbagai kekhasan yang unik baik budaya, kuliner maupun potensi pariwisatanya.
Salah satu kekhasan sejarahnya yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah kerajinan batik bahkan di Gunungkidul terdapat kampung batik yang berhasil mengenalkan batik ke kancah internasional.
Batik Tancep adalah salah satu kerajinan batik yang terkenal di Gunungkidul. Pemberian nama Batik Tancep sendiri diambil dari sebuah desa di Kecamatan Ngawen Desa Tancep.
Yang membedakan batik tancep dengan batik lainnya adalah proses pembuatan yang masih mempertahankan cara tradisional yaitu ditulis tangan. Selain itu, perpaduan motif dan pewarnaannya menggunakan bahan alami seperti biji dari jalawe, akar buah mengkudu, daun mahoni, Tunjung, daun tom dan berbagai jenis tumbuhan alam lainnya.
Menariknya batik tancep ini mempunyai beragam motif yang terinspirasi dari alam sekitar. Setiap motif mengandung makna filosofi. Mau tahu? Yuk, kita lihat motif batik tancep.
1. Motif buah naga yang terinspirasi dari buah naga
Buah naga mempunyai warna yang cerah, dan memberi kesan ceria. Penggunaan motif buah naga pada batik tancep mempunyai makna secara estetika, yaitu menyampaikan keindahan secara individual, seni kolektif, kreatif dan keindahan yang mengandung unsur nilai ekonomi.
2. Motif babon angrem, terinspirasi dari ayam betina yang sedang mengerami telurnya
Motif ini adalah motif klasik yang merupakan warisan kerajaan Mataram. Babon anggrem adalah gambaran ayam betina yang sedang mengerami telurnya, diartikan sebagai seorang ibu yang sedang mengandung hendaknya memiliki rasa kesabaran dan kasih sayang agar kelak anak yang dikandungnya akan mewarisi sifat tersebut.
Maka dari itu, batik ini sering digunakan pada saat acara tujuh bulanan atau kelahiran ibu hamil.
Baca Juga: 11 Fakta Embung Nglanggeran, Destinasi Wisata Hits di Gunungkidul
3. Motif jejeran perahu Baron, terinspirasi dari barisan perahu di pantai Baron
Motif ini menggambarkan barisan perahu. Jejeran perahu yang berbaris rapi ini, melambangkan kehidupan yang seiring dan berirama. Menggambarkan masyarakat Gunungkidul menjalani hidup yang penuh makna dan saling beriringan di tengah perbedaan yang ada.
4. Motif walang sinanding jati
instagram.com/batiktancep_besole Walang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti belalang. Sinanding berarti disandingkan dan jati diambil dari pohon jati. Menggambarkan bahwa belalang dan pohon jati merupakan ciri khas dusun pembuat batik tancep ini.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
5. Motif batik karang dan rumput laut. Terinspirasi dari alam sekitar Gunungkidul
instagram.com/batiktancep_besole Motif karang dan rumput laut melambangkan kekuatan dan kesuburan. Motif ini menggambarkan Gunungkidul adalah kabupaten yang mempunyai kekuatan dan tanah yang subur sehingga rakyatnya makmur.
6. Motif walang coletan terinspirasi dari binatang capung
instagram.com/batiktancep_besole Motif capung ini melambangkan kegembiraan layaknya hewan capung yang terbang bebas. Menggambarkan masyarakat Gunungkidul yang menjalani hidup penuh dengan kegembiraan.
7. Motif udang, terinspirasi dari kekayaan laut di Gunungkidul
instagram.com/batiktancep_besole Motif ini melambangkan air melimpah. Seperti kita ketahui, Kabupaten Gunungkidul memiliki panjang pantai yang luas terletak di sebelah selatan dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Hal ini memungkinkan Gunungkidul mempunyai potensi hasil laut dan wisata yang besar dan terbuka untuk dikembangkan.
8. Motif walang kencono jati, terinspirasi dari belalang dan pohon jati
instagram.com/batiktancep_besole Sesuai dengan namanya, motif ini mengeksplorasi bentuk tubuh hewan belalang dan daun jati. Daun jati digambarkan berwarna hijau keemasan tersusun dalam formasi motif lung-lungan hijau yang mengandung harapan Gunungkidul akan menjadi daerah yang subur dan makmur.
Bahkan Pemerintah Gunungkidul menjadikan batik motif ini sebagai seragam batik sekolah dan PNS di Kabupaten Gunungkidul yang wajib dipakai setiap hari Kamis/Jumat.
Baca Juga: Gak Cuma Museum Batik, Ini 7 Destinasi Asyik di Pekalongan