TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Fakta Unik Aeroponik, Teknik Budidaya Tanaman Pertanian di Udara

#PANJATPOIN Wah, gak melulu pakai lahan gede!

8villages.com

Untuk kamu yang tinggal di daerah perkotaan dengan lahan terbatas tapi punya hobi berkebun, tidak perlu risau. Berbagai teknik budidaya alternatif bisa kamu lakukan di lahan sempit seperti vertikultur, hidroponik, aquaponik, hingga aeroponik.

Nah, kali ini kita akan mengupas teknik budidaya aeroponik alias bercocok tanam di udara. Di udara? Kok bisa sih? Nah, daripada bingung, yuk intip beberapa faktanya berikut.

1. Dalam teknik aeroponik, tanaman menggantung di udara dan diberi semprotan nutrisi dalam bentuk kabut

jurukebun.com

Budidaya tanaman secara aeroponik dilakukan di udara tanpa melibatkan penggunaan tanah. Media tanam aeroponik seringkali berupa styrofoam dengan akar tanaman menggantung di udara.

Sebenarnya, teknik budidaya secara aeroponik mirip dengan hidroponik karena tetap menggunakan air atau larutan nutrisi sebagai pengganti media tanah. Namun pada sistem aeroponik, akar tanaman tidak dicelupkan terus menerus pada larutan nutrisi ini. Larutan nutrisi tadi disemprotkan menjadi bentuk kabut ke daerah perakaran tanaman, sehingga akar dapat menyerapnya dengan efektif.

2. Penyemprotan kabut air ke daerah perakaran tanaman tidak boleh berhenti sampai panen

aessensegrows.com

Dalam teknik aeroponik, penyemprotan larutan nutrisi ke daerah perakaran tanaman harus dilakukan secara terus menerus hingga waktu panen. Menyemprot tanaman secara terus menerus akan menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi sehingga tanaman tidak layu.

Penggunaan sprinkler membantu mengatur ketepatan waktu penyiraman, jumlah air, dan keseragaman distribusi air yang diberikan. Penyemprotan dengan sprinkler sebenarnya bisa diatur dengan sistem nyala-mati (on-off) menggunakan timer, tetapi lama mati (off) tidak boleh lebih dari 15 menit karena tanaman bisa layu.

Baca Juga: Sita Pujianto: Dedikasi demi Indonesia Rajin Berkebun

3. Jenis tanaman yang dibudidayakan bisa berupa sayuran daun dan beberapa jenis tanaman umbi

ruralmarketing.in

Jenis tanaman yang paling sering ditanam secara aeroponik merupakan sayuran daun dengan waktu panen yang cepat, seperti kangkung, bayam, sawi, pak coy, dan selada. Contoh tanaman aeroponik lainnya adalah beberapa jenis tanaman umbi, seperti kentang dan ketela pohon.

4. Benih atau biji tanaman tidak bisa langsung ditanam secara aeroponik, tapi harus disemai dulu di rockwool

daquagrotechno.org

Sebelum dibudidayakan secara aeroponik, benih yang akan kamu tanam harus disemai dulu di rockwool yang disusun dalam tray pembibitan. Caranya, buat lubang pada rockwool, lalu setiap lubang ditanami satu benih, kemudian disimpan di ruangan gelap agar cepat tumbuh.

Setelah tumbuh dengan jumlah helai daun minimal dua, bibit yang telah disemai di rockwool baru dipindah pada lubang-lubang di styrofoam dengan posisi akar menggantung.

5. Hasil panen tanaman aeroponik tergolong tinggi

cipotato.org

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pembentukan umbi tanaman kentang lebih lama pada teknik budidaya aeroponik, tapi produksinya 2,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional.

Hasil penelitian lain mengungkapkan bahwa produktivitas berat selada aeroponik bisa mencapai 20 ton per hektare, lebih tinggi daripada selada hasil pertanian konvensional yaitu sebanyak 10 ton per hektare.

6. Kualitas tanaman aeroponik lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman hasil budidaya dengan teknik lainnya

simple.com

Kualitas tanaman yang dibudidayakan menggunakan teknik aeroponik jauh lebih tinggi dibanding dengan teknik bertanam lainnya. Dalam sistem aeroponik, larutan hara disemprotkan dalam bentuk kabut yang kaya oksigen.

Kadar oksigen yang tinggi menyebabkan proses fotosintesis tanaman lebih optimal dan proses respirasi akar lebih lancar sehingga bisa menghasilkan banyak energi. Dengan begitu, tanaman akan mengandung gizi lebih banyak.

Sayuran aeroponik juga disebut-sebut lebih higienis, segar, renyah, beraroma, dan bercita rasa tinggi dibandingkan hasil dari teknik budidaya lainnya.

7. Dibandingkan pertanian konvensional, aeroponik lebih menghemat air dan pupuk, serta perawatannya mudah

petaniindo.com

Pertanian aeroponik lebih menghemat air dan pupuk karena keduanya sudah terpenuhi dalam larutan hara yang diberikan. Perawatan tanaman aeroponik pun tergolong mudah karena kamu tidak perlu menyiram dan memupuk.

Pengendalian hama dan penyakit pada aeroponik masih diperlukan dan dilakukan, tapi tidak sesulit pada tanaman yang dibudidayakan di lapangan.

8. Tanaman aeroponik lebih mudah dipanen dibandingkan dengan yang ditanam secara konvensional

spudsmart.com

Panen tanaman aeroponik tentu lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan tanaman yang dibudidayakan secara konvensional. Pada budidaya tanaman umbi seperti kentang dan ketela pohon secara aeroponik, kamu tidak perlu repot menggali tanah untuk panen, kan? Pemanenan tanaman aeroponik juga lebih murah karena dapat mengemat tenaga kerja.

9. Membudidayakan tanaman secara aeroponik memang membutuhkan keterampilan khusus, tapi bisa dipelajari

blog.ciat.cgiar.org

Tidak semua orang bisa membudidayakan tanaman secara aeroponik karena diperlukan keterampilan khusus. Kamu tentu harus paham larutan nutrisi apa yang akan digunakan nanti, dan hal-hal teknis lainnya.

Tapi saat ini, banyak sumber informasi yang bisa kamu dapatkan seputar aeroponik, seperti di buku atau internet. Kamu bisa memanfaatkannya untuk belajar dan mempraktikkan teknik budidaya aeroponik secara langsung.

Baca Juga: 10 Fakta Hidroponik, Metode Bertanam tanpa Tanah yang Bisa Kamu Coba  

Verified Writer

Rivandi Pranandita Putra

Mencari proofread skripsi/tesis/jurnal ilmiah? IG: @mollyproofread

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya