12 Cara Budidaya Burung Murai bagi Pemula

Pencinta burung wajib baca!

Ada berbagai jenis burung ocehan yang dipelihara, misalnya cucakrawa, jalak, kenari, cendet, lovebird, dan murai. Nah, bicara soal kelas, murai dan cucakrawa seolah selalu jadi juara di kalangan pencinta burung kicau. Suaranya yang khas dan lantang ditambah tubuhnya yang tak kalah indah, membuat dua spesies tersebut selalu menjadi primadona.

Di Indonesia, spesies murai yang terkenal adalah murai batu atau Copsychus malabaricus. Sementara itu, di luar sana, terdapat belasan jenis murai yang sama-sama indah dan tentu bersuara merdu. Nah, sebetulnya bagaimana cara budidaya burung murai bagi pemula? Kalau penasaran, simak artikelnya, yuk!

Baca Juga: 8 Cara Budi Daya Lebah Madu di Lahan yang Terbatas

Membudidayakan murai batu bagi pemula

12 Cara Budidaya Burung Murai bagi Pemulailustrasi burung murai di alam liar (wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)
dm-player

Kamu perlu menyukai dan memiliki hobi memelihara burung hias. Pasalnya, memegang dan membudidayakan murai batu boleh dikatakan cukup menantang. Kendati tidak ribet dan bisa dilakukan siapa saja, memelihara burung tidaklah sama dengan memelihara hewan peliharaan lainnya.

Asia Timur dan Asia Tenggara adalah wilayah yang menjadi habitat dari burung murai, seperti dilampirkan dalam laman Commonwealth Agricultural Bureaux International (CABI). Bahkan, Indonesia dan China menjadi wilayah terluas bagi penyebaran habitat dan ekosistem burung murai.

So, beberapa langkah bisa dilakukan untuk memulai pembudidayaan burung murai seperti di bawah ini.

  1. Siapkan lahan dan kandang untuk penempatan murai batu. Nah, di sini, lokasi kandang sangat memengaruhi kelancaran pembudidayaan. Pasalnya, kandang di dekat lingkungan bising dan berpolusi akan membuat mereka stres dan mudah sakit.
  2. Atur tempat agar sesuai dengan habitat aslinya di alam liar. Cara ini bisa kamu konsultasikan dengan ahli burung murai yang sudah berpengalaman.
  3. Pilih lokasi yang jauh dari hewan predator alami. Patut diingat bahwa penempatan lahan yang salah akan membuat burung murai sulit untuk kawin dan berkembang biak.
  4. Jangan membuat kandang yang terlalu kecil atau besar. Ukuran ideal adalah panjang 100 cm x lebar 200 cm x tinggi 200 cm. Namun, disarankan supaya kamu juga berkonsultasi dengan pakar burung murai karena ukuran kandang untuk budidaya mungkin bisa berbeda.
  5. Buat kandang senyaman mungkin untuk murai batu. Mereka akan bereproduksi dan menghasilkan telur di kandang tersebut. Jangan lupa membersihkan kandang dengan rutin karena murai batu sangat menyukai kebersihan.
  6. Pemberian pakan yang rutin bisa dilakukan sesuai kebutuhan. Pakan alami dan buatan bisa diberikan secara berkala. Harap dijaga agar pemberian pakan tidak kurang dan tidak berlebihan.
  7. Pakan alami yang disukai murai adalah jangkrik, cacing, kroto, dan belalang kecil. Sebelum memberi jangkrik dan belalang, patahkan dulu kedua kaki serangga tersebut karena durinya bisa berbahaya bagi burung murai. Jangan terlalu berlebihan memberi pakan karena hanya akan membawa penyakit.
  8. Perhatikan air minumnya. Jangan sampai kehabisan air karena burung murai cukup rentan kehausan.
  9. Di alam liar, seekor murai jantan bisa mengawini beberapa ekor murai betina. Hal ini bisa dipraktikkan agar membuat reproduksi murai menjadi lebih cepat. Dalam perkawinan buatan macam ini, usahakan burung murai tidak terlihat stres, gelisah, dan marah.
  10. Murai betina akan bertelur setelah selesai masa kawin. Pada umumnya, inkubasi telur akan berlangsung sekitar 2 minggu. Pada hari pertama penetasan telur, anakan murai sangat rentan dan bisa saja mati. Induk murai akan rutin memberikan pakan ke anak-anaknya. Di sini, kamu wajib menyediakan pakan alami terbaik buat keluarga murai tersebut.
  11. Anakan murai pada hari ke-10 sudah menampakkan bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya. Di sini, masa-masa rentan sudah lewat, tapi mereka masih butuh perhatian dari induknya.
  12. Nah, pada hari ke-20, anakan murai sudah dapat belajar untuk makan sendiri. Hal ini bisa saja menjadi waktu rawan kedua karena murai muda masih harus berjuang untuk belajar memasukkan makanan secara mandiri.

Nah, bagaimana menurutmu? Jika dijalankan dengan serius dan benar, tingkat kematian burung murai sebetulnya tidak terlalu tinggi. Yang wajib kamu perhatikan adalah masa-masa rawan di saat anakan murai masih berusia di bawah 20 hari. So, semoga artikel ini dapat menambah wawasan baru untukmu, ya!

Baca Juga: 9 Cara Budi Daya Ikan Mujair yang Menguntungkan, Murah dan Mudah!

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya