Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FOTO Bali Festival, Panggung Fotografi Dunia di Nuanu Creative City

FOTO Bali Festival.jpg
FOTO Bali Festival (dok. Nuanu Creative City)
Intinya sih...
  • Tema "LIFE" melambangkan kehidupan dalam banyak wajah dan warna, dengan pendekatan kuratorial yang penuh ruang eksplorasi.
  • Ruang pameran yang hidup dan berlapis makna, menampilkan karya-karya seniman global dengan relevansi lokal.
  • Menyajikan program diskusi dan lokakarya sebagai bentuk edukasi visual yang kuat, memperkaya ekosistem seni lewat lebih dari 25 sesi.

Bali kembali menunjukkan taringnya sebagai pusat kreativitas dunia dengan menggelar edisi perdana FOTO Bali Festival di Nuanu Creative City, Tabanan. Acara ini tidak hanya menyuguhkan eksplorasi visual dari seniman lokal dan internasional, namun juga menandai sebuah titik penting dalam perkembangan seni fotografi di Indonesia. Dengan tema besar "LIFE", festival ini menghadirkan lebih dari 32 proyek dari 34 seniman lintas 10 negara.

Selama 23 hari penyelenggaraan, pengunjung diajak masuk ke dalam pengalaman multidimensi yang tidak sekadar memanjakan mata, tetapi juga menggugah makna terdalam tentang hidup, ingatan, duka, dan kebangkitan. Sebuah atmosfer yang membuka ruang diskusi, kolaborasi, dan apresiasi lintas budaya, menjadikan FOTO Bali Festival bukan sekadar pameran, melainkan peristiwa seni.

1. Tema “LIFE” melambangkan kehidupan dalam banyak wajah dan warna

FOTO Bali Festiva_Exhibition 2.jpg
FOTO Bali Festival Exhibition (dok. Nuanu Creative City)

Tema “LIFE” menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh karya di festival ini. Dengan pendekatan kuratorial yang penuh ruang eksplorasi, para seniman diberi kebebasan untuk menafsirkan kehidupan melalui lensa personal dan kultural. Hasilnya, rangkaian karya yang berlapis-lapis emosi, mulai dari ketahanan, kehilangan, hingga rasa ingin memulai kembali.

Tim kurator Ng Swan Ti dan Gatari Surya Kusuma menyebut proses pemilihan karya sebagai perjalanan reflektif. Tidak sekadar mengedepankan estetika, tetapi menelusuri seniman yang berani berdamai dengan ketidakpastian dan merayakan kompleksitas hidup. Nilai inilah yang menjadi fondasi artistik FOTO Bali Festival.

"Proses kurasi membawa kami menelaah kembali ruang yang sering terlupakan. Kami terhipnotis dengan seniman yang nyaman dengan ketidakpastian. Selama proses kurasi, kami ditantang dan diminta untuk melambat dan tetap terbuka. Ini terjadi karena kepercayaan Nuanu, kami tidak ditekan untuk harus menjelaskan, hanya kebebasan untuk membangun. Nilai ini menjadi landasan dari festival ini," kata Ng Swan Ti dan Gatari Surya Kusuma, Tim Kurator FOTO Bali Festival 2025, dalam rilis yang diterima IDN Times.

2. Ruang pameran yang hidup dan berlapis makna

FOTO Bali Festival_Exhibition 5.jpg
FOTO Bali Festival Exhibition (dok. Nuanu Creative City)

Tiga lokasi utama dijadikan panggung eksplorasi visual, yakni Labyrinth Art Gallery, Labyrinth Garden, dan Popper’s Triangle. Masing-masing ruang dirancang untuk menghadirkan pengalaman visual storytelling yang khas, mengajak pengunjung berpindah suasana dan narasi dengan naturalitas yang memikat.

Kehadiran karya-karya dari seniman Asia Tenggara hingga Eropa pun memberikan lanskap visual yang global, namun tetap relevan secara lokal. Nama-nama seperti Kim Hak, Rony Zakaria, hingga Tomasz Lazar menampilkan pendekatan dokumenter dan eksperimental, yang menjadikan pameran ini beresonansi dengan isu kemanusiaan dan lingkungan.

3. Menyajikan program diskusi dan lokakarya sebagai bentuk edukasi visual yang kuat

FOTO Bali Festival_Exhibition 7.jpg
FOTO Bali Festival Exhibition (dok. Nuanu Creative City)

Tak hanya berhenti di ruang pamer, FOTO Bali Festival memperkaya ekosistem seninya lewat lebih dari 25 sesi diskusi dan lokakarya. Dihadiri oleh pembicara lintas generasi, seperti Beawiharta, Edy Purnomo, dan kolektif Film Photography Club, program ini menjadi ruang belajar dan bertukar gagasan yang intim.

Dengan pendekatan praktikal dan konseptual, peserta lokakarya bisa merasakan pengalaman langka, seperti eksplorasi teknik gelap atau praktik visual storytelling langsung dari fotografer dokumenter kawakan. Suatu bentuk komitmen untuk menjadikan fotografi sebagai bahasa yang hidup dan berkembang.

4. Nuanu Creative City jadi episentrum kreativitas baru

FOTO Bali Festival_Popper's Triangle.jpg
FOTO Bali Festival Popper's Triangle (dok. Nuanu Creative City)

Dipilihnya Nuanu sebagai tuan rumah, bukan tanpa alasan. Kawasan kreatif seluas 44 hektar ini, dirancang sebagai ekosistem yang menyatu dengan alam dan budaya. FOTO Bali Festival menjadi contoh nyata bagaimana Nuanu mewujudkan visinya, yaitu menciptakan ruang kolaboratif yang menyemai inovasi dan seni secara organik.

“Seni merupakan inti dari kawasan ini dan terselenggaranya FOTO Bali Festival sangat berarti bagi kami. Karena sebagai medium, fotografi merupakan contoh nyata bertemunya dunia nyata dan seni,” kata Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City.

Dengan dukungan penuh dari tim internal dan komunitas lokal, Nuanu tidak hanya menghadirkan fasilitas pameran berkelas dunia, tapi juga atmosfer yang mengundang untuk eksplorasi lintas disiplin. Festival ini menjadi cara konkret dalam memosisikan Bali sebagai hub seni kontemporer Asia Tenggara.

“Sungguh sebuah kehormatan untuk menyambut para seniman, melalui karya-karya mereka yang menjelajahi seluk beluk kehidupan. Mendukung para seniman dan membuat ruang untuk berdiskusi tentang seni, kemudian membawa diskusi ini langsung ke pengunjung dan mitra adalah cara kami menciptakan nilai untuk kawasan kreatif yang sedang kami bangun ini,” imbuhnya.

5. Nuanu Nights, perayaan seni di balik panggung pameran

FOTO Bali Festival_Exhibition 4.jpg
FOTO Bali Festival Exhibition (dok. Nuanu Creative City)

Sebagai bagian dari semarak festival, hadir pula Nuanu Nights yang merupakan perayaan budaya bulanan untuk menyatukan seni pertunjukan, musik, dan tradisi dalam satu pengalaman imersif. Dari pertunjukan di instalasi ikonik karya Daniel Popper, Earth Sentinels, hingga musik malam di amphitheater, acara ini menjadi pelengkap jiwa dari festival fotografi.

Nuanu Nights tidak hanya merayakan hasil karya, tetapi juga proses dan semangat komunitas yang terlibat di baliknya. Ini adalah ruang di mana batas antara seniman dan penonton mencair, menjadi perayaan kehidupan itu sendiri, selaras dengan tema besar “LIFE”.

“Festival ini adalah sebuah pengingat akan apa yang mungkin terjadi ketika sekelompok orang yang benar-benar peduli terhadap seni berkumpul dan berkolaborasi,” pungkas Kelsang Dolma, Direktur Festival FOTO Bali Festival.

FOTO Bali Festival bukan sekadar momentum debut sebuah ajang seni, tapi titik tolak penting dalam upaya menjadikan fotografi sebagai kekuatan budaya yang berdampak. Melalui tema “LIFE”, pameran lintas negara, program edukatif, hingga ruang perayaan seperti Nuanu Nights, festival ini berhasil menjahit banyak sudut pandang ke dalam satu lanskap visual yang menggugah. Dengan dukungan dari Nuanu Creative City dan partisipasi seniman dari berbagai latar belakang, FOTO Bali Festival menandai babak baru dalam sejarah fotografi Indonesia dan membuka cakrawala baru bagi seni kontemporer Asia Tenggara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us