9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotor

Pastikan untuk memperhatikan alat pembersih yang digunakan!

Kesalahan dalam proses mengepel lantai seringkali dapat menyebabkan hasil yang bertolak belakang dari yang diinginkan. Daripada membuat lantai bersih, tindakan yang salah justru membuatnya semakin kotor.

Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa teknik atau alat yang salah dapat mengakibatkan penumpukan kotoran yang lebih parah, bahkan setelah usaha membersihkan dilakukan. Nah, untuk menghindari kejadian ini, ketahui kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari saat mengepel lantai berikut ini.

1. Tidak membersihkan debu sebelum mengepel

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi vacuum lantai (pexels.com/anetelusina)

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses mengepel lantai adalah ketidaksesuaian langkah-langkah pembersihan, terutama ketika tidak melakukan penyedotan debu sebelum mengepel. Banyak orang mungkin mengira bahwa mereka dapat langsung menuju ke langkah mengepel tanpa melalui tahap menyedot debu terlebih dahulu.

Namun, tanpa langkah ini, potongan kotoran dan partikel debu yang tidak terlihat oleh mata akan tetap menempel pada lantai dan pel, sehingga membuat air pel menjadi lebih cepat kotor. Akibatnya, bukannya membersihkan lantai, tindakan mengepel malah berpotensi memindahkan kotoran tersebut ke seluruh permukaan lantai, meninggalkan kekacauan basah dan lengket yang sulit diatasi.

2. Menggunakan teknik mengepel yang tidak tepat

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi seseorang mengepel lantai (pexels.com/timamiroshnichenko)

Menggunakan teknik mengepel yang tidak tepat juga menjadi salah satu penyebab lantai bisa menjadi tambah kotor saat mengepel. Teknik yang buruk dapat menghasilkan pola putaran dan garis-garis yang tidak rata di seluruh permukaan lantai.

Penting untuk diingat bahwa tujuan utama saat mengepel adalah untuk menghindari menginjak lantai yang baru dibersihkan dan untuk tidak menghalangi jalur keluar. Untuk itu, mulailah mengepel dari sudut terjauh dari pintu dan bergerak mundur saat mengepel, sehingga tidak menginjak lantai yang basah dan tidak menghalangi jalur keluar dari ruangan. 

"Seiring bergerak melalui ruangan, pastikan untuk menjalankan pel sepanjang pinggiran dinding terlebih dahulu, kemudian goyangkan ke depan dan belakang dalam pola angka 8 di bagian-bagian berukuran tertentu sambil bekerja secara sistematis," jelas Becky Rapinchuk, pakar kebersihan dan penulis Simply Clean dan The Organically Clean Home, dilansir Martha Stewart.

3. Terlalu banyak menggunakan air

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi mengepel lantai (pexels.com/shvetsproduction)

Menurut Melissa Homer, kepala petugas kebersihan untuk Microfiber Wholesale, dilansir Martha Stewart, menggunakan terlalu banyak air pada lantai yang sensitif terhadap kelembaban seperti kayu keras dan laminasi dapat mengakibatkan kerusakan serius. Hal ini terjadi karena kelebihan air dapat masuk ke dalam celah-celah dan sambungan pada lantai, merusak struktur di bawahnya.

Penting untuk diingat bahwa jumlah air yang tepat untuk membersihkan lantai hanya sekitar 1 milimeter berbuih. Menggunakan lebih dari itu tidak hanya membuang-buang produk, tetapi juga meningkatkan risiko membuat lantai semakin kotor.

Selain itu, memastikan untuk selalu memeras kepala pel sebanyak mungkin dan mempertimbangkan teknik mengepel yang benar. Untuk menghindari masalah bekas air pada lantai kayu keras, disarankan untuk menggunakan pel putar yang dapat memeras kelebihan air dengan efisien dan menghindari kontak langsung tangan dengan kepala pel yang basah dan kotor. 

4.  Menggunakan terlalu banyak sabun

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi mengepel lantai (pexels.com/shvetsproduction)

Penggunaan terlalu banyak sabun dapat membuat lantai menarik kotoran dan debu dengan mudah; busa yang tersisa akan bereaksi kembali dengan kelembaban, dan akan bergabung dengan kotoran dan serpihan. Ini dapat menyebabkan lantai menjadi lebih cepat kotor.

Selain itu, pastikan hanya menggunakan produk yang dirancang khusus untuk membersihkan lantai. Menggunakan produk yang tidak sesuai dengan tujuan aslinya, seperti mencampur kapsul deterjen cucian, dapat mengakibatkan ketidakefektifan pembersihan dan bahkan meningkatkan risiko membuat lantai semakin kotor.

5. Pel yang digunakan tidak bersih

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi peralatan membersihkan lantai (unsplash.com/photosofkorea)

Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam mengepel lantai yang dapat membuatnya semakin kotor adalah penggunaan kepala pel yang tidak bersih. Kepala pel tradisional, seperti benang dan spons, cenderung menjadi sarang bakteri karena sulit untuk dibersihkan sepenuhnya dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengering.

Sisa kotoran yang menempel pada kepala pel bisa menjadi sarang bakteri, menyebabkan bau tak sedap dan risiko penyebaran infeksi. Untuk menghindarinya, lebih baik gunakan kepala pel yang bisa dicuci di mesin cuci dan pengering untuk membunuh bakteri dengan suhu tinggi. Kain pel kepala disposabel juga bisa jadi pilihan alternatif yang lebih higienis karena bisa dibuang setelah digunakan.

"Sebelum mengepel lantai, pastikan untuk membersihkan pel mop di wastafel dengan air panas yang mengalir untuk melonggarkan sisa-sisa kotoran dari waktu sebelum membersihkannya," jelas Peterson, dari perusahaan jasa cleaning service, dilansir Southern Living.

Baca Juga: 9 Inspirasi Dekorasi Lantai Rumah, Bikin Ruangan Tambah Cantik!

6. Tidak menggunakan alat yang tepat untuk membersihkan noda

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi pel (pexels.com/pixabay)

Walaupun sapu lantai dirancang untuk meluncur di atas lantai dan cocok untuk mengepel, namun mereka tidak efektif untuk menggosok noda. Jika lantai sangat kotor, sebaiknya gunakan pel khusus yang dirancang dengan strip pengikis atau kain pel chenille yang bisa digunakan kembali. Pel-pel ini memiliki kemampuan untuk membersihkan noda tanpa menggores permukaan lantai. 

Selain itu, memilih menggunakan alat pel dengan kain mikrofiber yang memiliki serat penggosok, efektif untuk menghilangkan kotoran yang menempel dan mencapai area-area sulit seperti celah dan sambungan. Jangan lupa untuk menggunakan pembersih lantai yang tepat yang dapat membantu menghilangkan kotoran dan penumpukan tanpa merusak permukaan lantai

7. Melewatkan langkah bilasan akhir

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi seseorang mengepel lantai (pexels.com/martproduction)

Ketika mengepel lantai yang berpori atau memiliki tekstur seperti batu, air berbusa akan mengangkat kotoran dari celah dan alur. Namun, jika tidak semua kotoran yang terlepas dan mengapung diserap dengan benar, ketika sudah kering, kotoran tersebut akan kembali dan membuat lantai jadi kotor kembali.

Beberapa pembersih lantai mungkin menampilkan label "tidak perlu dibilas" pada kemasan, namun, ada kemungkinan pembersih lantai inimeninggalkan residu jika tidak dibilas. Hal ini dapat membuat lantai kayu atau laminasi terlihat kusam atau bercak. Oleh karena itu, penting untuk melakukan bilasan akhir dengan air bersih dan kemudian mengelap lantai untuk menghapus residu yang tersisa setelah proses pembersihan selesai dilakukan.

8. Kurangnya pengetahuan tentang jenis material lantai

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi seseorang mengepel lantai (pexels.com/timamiroshnichenko)

Menurut Alex Varela dari Dallas Maids di Frisco, dilansir Southern Living, banyak orang sering membersihkan lantai tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu jenis materialnya. Penting untuk mengetahui material lantai yang akan dibersihkan.

Beberapa material, seperti lantai kayu, sangat sensitif dan rentan terhadap kerusakan jika dibersihkan dengan produk atau teknik yang salah. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan produk pembersih yang sesuai dan teknik yang tepat untuk setiap jenis material lantai.

Misalnya, material yang berasal dari sumber mineral atau tanaman, seperti linoleum, kayu keras, granit, dan bambu, sebaiknya dibersihkan dengan produk khusus yang dirancang untuk menjaga keindahan dan kualitasnya. Hal yang sama berlaku untuk material lainnya, termasuk lantai dapur atau meja dapur dari batu alam, seperti granit atau marmer.

"Mengepel aman dilakukan pada berbagai jenis permukaan, termasuk kayu berlapis, vinyl, keramik, dan laminasi. Tetapi sebaiknya tidak mengepel lantai yang sensitif terhadap air seperti kayu telanjang yang belum selesai, papan kayu yang diolesi minyak atau lilin, atau ubin yang belum diberi segel," kata Maria Striemer, manajer komunikasi ilmiah global senior di Procter & Gamble, dilansir Martha Stewart.

9. Tidak mengepel cukup sering

9 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Bikin Tambah Kotorilustrasi mengepel lantai (pexels.com/shvetsproduction)

Menunggu terlalu lama antara setiap sesi mengepel dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan noda pada permukaan lantai. Hal ini membuat proses pembersihan yang lebih dalam menjadi lebih sulit dilakukan pada kesempatan berikutnya.

Sangat penting untuk memasukkan kegiatan mengepel ke dalam rutinitas harian atau mingguan untuk menjadikan proses pembersihan secara keseluruhan lebih efisien. Jadwalkan hari dan waktu yang tetap untuk mengepel. Seberapa sering harus mengepel tergantung pada gaya hidup dan seberapa banyak aktivitas yang terjadi di dalam rumah.

Kesalahan dalam mengepel lantai dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan mengurangi efektivitas proses pembersihan. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan ini, kamu dapat menjaga kebersihan lantai dengan lebih efektif dan menjaga kualitasnya dalam jangka panjang.

Baca Juga: 9 Ide Dekorasi Lantai Ruangan, Tampil Lebih Menarik! 

Shasya Khairana Photo Verified Writer Shasya Khairana

S

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya