3 Contoh Materi MPLS SMP, Wiyata Mandala hingga Kepramukaan!

- Wawasan Wiyata Mandala: Sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat belajar.
- Unsur-unsur Wiyata Mandala: Meliputi sekolah, kepala sekolah, guru, orang tua, warga sekolah, dan hubungan dengan masyarakat.
- Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar: Ada guru dan siswa dengan proses belajar mengajar yang tertib, sadar akan pentingnya pendidikan, dan berperan dalam membentuk karakter manusia Indonesia.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menjadi kegiatan pertama yang wajib diikuti oleh para siswa baru di minggu pertama awal tahun pelajaran. Program MPLSĀ diselenggarakan dengan berbagai tujuan, salah satunya untuk membantu para peserta didik beradaptasi dengan aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah.
Nah, kali ini IDN Times akan membagikan contoh materi MPLS untuk anak SMP. Bisa banget jadi referensimu, yuk simak bersama!
1. Materi Wiyata Mandala

Wawasan Wiyata Mandala mengacu pada sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat belajar. Ini meliputi:
- Wawasan: Sikap mendalam terhadap hakikat atau esensi.
- Wiyata: Pendidikan.
- Mandala: Lingkungan.
Unsur-unsur Wiyata Mandala meliputi:
- Sekolah: Tempat utama pendidikan.
- Kepala Sekolah: Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan.
- Guru dan Orang Tua: Kerjasama dalam mendidik siswa.
- Warga Sekolah: Menghormati dan mendukung guru.
- Hubungan dengan Masyarakat: Sekolah sebagai bagian dari dan mendukung masyarakat sekitarnya.
Sekolah berfungsi sebagai tempat masyarakat belajar dengan aturan yang mengatur kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar, antara lain:
- Ada guru dan siswa dengan proses belajar mengajar yang tertib.
- Masyarakat sekolah yang sadar akan pentingnya pendidikan dan bekerja keras.
- Berperan dalam membentuk karakter manusia Indonesia.
Sekolah sebagai Wiyata Mandala tidak hanya bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi juga mencegah konflik dan menjadi teladan bagi lingkungannya. Sekolah digunakan sebagai lembaga pendidikan, tidak untuk promosi komersial, propaganda politik, atau kegiatan yang merusak suasana belajar.
Penataan Wiyata Mandala dilakukan dengan meningkatkan koordinasi warga sekolah, menerapkan tata tertib secara konsisten, dan mengadakan kegiatan untuk mendukung ketahanan sekolah. Kepala sekolah memiliki tugas memimpin belajar mengajar, membina pendidik dan staf, serta membangun kerjasama dengan masyarakat dalam menerapkan Wiyata Mandala di sekolah.
Mekanisme pelaksanaan Wiyata Mandala, antara lain:
- Tahap preventif: Upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran dengan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
- Tahap eepresif: Penanganan kasus pelanggaran dengan tindakan sesuai aturan yang berlaku.
2. Materi kepramukaan

Gerakan Pramuka adalah organisasi kepanduan di Indonesia yang berawal pada tahun 1923 dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta. Tujuannya adalah membentuk setiap pramuka untuk memiliki kepribadian yang beriman, berakhlak mulia, dan berjiwa patriotik, serta menjadi warga negara yang setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip dasar Gerakan Pramuka, antara lain:
- Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Peduli terhadap bangsa, tanah air, sesama, dan alam.
- Peduli terhadap diri sendiri.
- Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Metode Kepramukaan adalah cara belajar yang interaktif dan progresif, melalui:
- Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
- Belajar sambil melakukan.
- Kegiatan berkelompok, kerjasama, dan kompetisi.
- Kegiatan menarik dan menantang.
- Kegiatan di alam terbuka.
- Bimbingan dan dukungan dari orang dewasa.
- Pemberian tanda kecakapan.
- Satuan terpisah antara putra dan putri.
Tujuan Kepramukaan, yaitu untuk membentuk pramuka yang memiliki karakter unggul, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani, serta mampu berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara.
3. Materi kesadaran berbangsa dan bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara adalah sikap dan perilaku yang tumbuh dari kemauan diri untuk bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Hal ini penting untuk membangun karakter patriotisme, nasionalisme, dan kecintaan terhadap tanah air.
Di tengah era globalisasi, tantangan utama meliputi berbagai gejolak sosial seperti tawuran, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, dan konflik atas sumber daya. Indikator penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara, antara lain; bermunculannya konflik internal yang memecah belah persatuan dan keutuhan bangsa.
Nilai-nilai utama
- Cinta Tanah Air: Mencintai dan melestarikan sumber daya alam serta budaya bangsa.
- Kesadaran Berbangsa dan Bernegara: Menghargai keberagaman dan mempromosikan persatuan di antara masyarakat.
- Pancasila: Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemersatu bangsa.
- Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara: Menunjukkan dedikasi dan pengabdian yang tinggi terhadap kemajuan bangsa.
Implementasi dalam kehidupan, antara lain
- Pendidikan: Sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah dan masyarakat penting untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini. Hal ini mencakup pemahaman etika multikulturalisme dan toleransi terhadap perbedaan.
- Nasionalisme dan Patriotisme: Nasionalisme yang sehat menghindari sikap sukuisme, chauvinisme, ekstremisme, dan provinsialisme. Patriotisme diwujudkan melalui pengorbanan dan keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk olahraga dan ekonomi.
Implementasi sehari-hari
- Dalam keluarga: Mendorong kegiatan yang memperkuat rasa cinta tanah air, seperti menonton film perjuangan atau mengibarkan bendera pada hari-hari tertentu.
- Di sekolah: Melaksanakan upacara bendera, mengintegrasikan nilai-nilai perjuangan dalam kurikulum, dan memberikan contoh nyata prestasi dan keberhasilan nasional.
- Di masyarakat: Membangun kesetiakawanan sosial dan memelihara kerukunan antarwarga, serta mendukung kebijakan pemerintah yang progresif dan keberlanjutan lingkungan hidup.
- Dalam kehidupan berbangsa: Meningkatkan persatuan dan kesatuan melalui ketaatan pada Pancasila dan UUD 1945, serta mematuhi hukum dan menghormati supremasi hukum.
Beberapa contoh materi di atas dapat menunjang kelancaran Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diadakan di sekolahmu. Untuk kamu yang sedang menjalani MPLS, tetap semangat, ya!