ilustrasi anak melukis (pexels.com/Yan Krukau)
Siswa yang mengikuti sekolah terlalu lama mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka yang berbeda dari kurikulum sekolah. Hal ini dapat menghambat kreativitas dan inovasi siswa, yang merupakan keterampilan penting di abad ke-21. Siswa yang kreatif dan inovatif dapat berpikir di luar kotak, menemukan solusi baru, dan beradaptasi dengan perubahan. Siswa yang kreatif dan inovatif juga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia.
Kreativitas dan inovasi siswa dapat berkembang jika mereka diberikan ruang dan waktu untuk bereksperimen, berekspresi, dan berkolaborasi dengan sesama siswa atau orang lain yang memiliki minat dan bakat yang sama atau berbeda. Misalnya, siswa dapat membuat proyek, produk, atau karya seni yang menunjukkan ide-ide orisinal dan unik mereka; siswa dapat mengikuti lomba, kompetisi, atau festival yang menantang kemampuan dan kreativitas mereka; siswa dapat bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Oleh karena itu, sekolah perlu memberikan kesempatan dan fasilitas bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi mereka di luar kurikulum sekolah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah terlalu lama sangat tidak efektif bagi siswa dan guru. Sekolah terlalu lama dapat menurunkan motivasi dan prestasi siswa, mengurangi waktu untuk kegiatan lain yang penting bagi perkembangan siswa, menyebabkan stres dan tekanan bagi siswa dan guru, mengurangi efektivitas belajar siswa, dan menghambat kreativitas dan inovasi siswa.
Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam sistem pendidikan yang dapat memberikan waktu yang cukup dan sesuai bagi siswa dan guru untuk belajar dan mengajar dengan optimal.