ilustrasi membaca buku (pexels.com/RF._.studio _)
Sering kali, yang mendapat sorotan utama adalah penulis, sementara penerjemah jarang disebut-sebut. Padahal, penerjemah punya peran besar dalam menghadirkan karya itu ke hadapan pembaca. Mereka harus menjaga agar makna, gaya, dan nuansa bahasa penulis asli tetap tersampaikan, tapi di sisi lain juga memastikan teksnya terasa natural dalam bahasa Indonesia.
Dengan membaca buku terjemahan, kita bisa lebih menghargai betapa penting sekaligus rumitnya peran penerjemah. Dari kalimat yang terasa alami hingga istilah yang tepat sasaran, semua merupakan hasil kerja keras mereka. Salah satu contoh terbaik bisa dilihat pada terjemahan Listiana Srisanti, yang mengalihbahasakan "Mirror of Erised" menjadi "Cermin Tarsah" dalam novel Harry Potter. Pilihan ini kerap dianggap sebagai terjemahan brilian karena mampu menangkap nuansa magis karya aslinya sekaligus tetap mudah dipahami pembaca Indonesia. Kesadaran semacam ini membantu kita memahami bahwa penerjemah bukan sekadar pengalih bahasa, melainkan juga kreator yang menjembatani dunia penulis dan pembaca.
Ternyata, membaca buku terjemahan punya banyak manfaat yang jarang kita sadari. Selain kita bisa lebih memahami cerita atau isi bacaan yang berasal dari bahasa asing, membaca buku terjemahan juga membuat kita belajar tentang bahasa, kreativitas, bahkan menghargai profesi penerjemah. Jadi, lain kali kalau kamu baca buku terjemahan, coba perhatikan detail-detail kecilnya. Siapa tahu justru dari situ kamu dapat ilmu baru yang gak pernah kamu bayangkan sebelumnya.