"Why You Shouldn’t Change Your Accent When Speaking English" Hey Lady. Diakses pada Oktober 2025
"Why you should not feel ashamed of your English." Edgy. Diakses pada Oktober 2025
"Are you ashamed of your accent speaking English?" Learn English with Camille. Diakses pada Oktober 2025
5 Alasan Gak Perlu Malu Ngomong Bahasa Inggris dengan Dialek Lokal

- Dialek menunjukkan dari mana kamu berasal, bukan tanda kurang pintar atau belum fasih
- Semua orang di dunia punya dialek, termasuk penutur asli
- Fokus pada isi pembicaraan, bukan cara ngomongnya
Banyak orang masih merasa malu saat ngomong bahasa Inggris karena dialeknya terdengar “lokal”. Padahal, kalau dipikir-pikir, semua orang di dunia juga punya dialek masing-masing, tergantung dari mana mereka berasal. Orang Amerika, Inggris, Australia, bahkan Singapura, semuanya punya cara bicara yang berbeda, tapi gak ada yang saling menertawakan. Jadi kenapa giliran orang Indonesia yang dialeknya terdengar khas malah dijadikan bahan ejekan?
Dialek itu bukan kesalahan, tapi ciri khas. Selama pesanmu bisa dipahami dan kamu nyaman berbicara, dialek gak seharusnya jadi hal yang bikin minder. Justru di era global sekarang, cara bicaramu bisa jadi pembeda yang bikin kamu diingat. Berikut lima alasan kenapa kamu gak perlu malu ngomong bahasa Inggris dengan dialek lokal.
1. Dialek menunjukkan dari mana kamu berasal

Dialek bukan tanda kamu kurang pintar atau belum fasih, tapi bukti kamu punya latar bahasa sendiri sebelum belajar bahasa Inggris. Orang Prancis, Jepang, atau India juga punya dialek khas, dan itu bagian dari identitas mereka. Kalau kamu terdengar “Indonesia banget”, artinya kamu membawa budaya sendiri dalam percakapan. Itu sesuatu yang gak bisa ditiru orang lain.
Faktanya, banyak orang justru merasa bangga karena dialeknya bikin mereka mudah dikenali. Lihat aja figur publik seperti Jackie Chan, Penélope Cruz, atau Priyanka Chopra semua tetap terdengar khas walau berbicara lancar dalam bahasa Inggris. Jadi, bukan dialeknya yang perlu dihilangkan, tapi rasa malunya yang perlu dikurangi.
2. Semua orang di dunia punya dialek, termasuk penutur asli

Sering kali orang mengira hanya non native yang punya dialek. Padahal, bahkan di negara penutur asli pun, dialek mereka bisa beda-beda. Orang London terdengar beda dari orang Manchester, sama seperti orang Texas beda dengan orang New York. Jadi, gak ada satu pun dialek yang bisa disebut paling benar.
Kalau dipikir, justru dialek bikin bahasa lebih hidup dan berwarna. Kamu harus ingat kalau yang utama adalah kamu bisa menyampaikan maksud dengan jelas, bukan meniru orang lain. Lagipula, gak ada jaminan kamu akan langsung dipahami hanya karena meniru logat British atau American. Orang akan lebih menghargai kalau kamu berbicara dengan percaya diri dan niat yang tulus untuk berkomunikasi.
3. Fokus pada isi pembicaraan, bukan cara ngomongnya

Banyak orang jadi terlalu fokus memperbaiki pelafalan sampai lupa apa yang sebenarnya mau disampaikan. Padahal, komunikasi itu bukan lomba artikulasi. Kalau lawan bicara mengerti maksudmu, berarti kamu sudah berhasil berkomunikasi. Gak masalah kalau beberapa kata terdengar “kurang native”, yang penting pesannya sampai.
Terlalu sibuk mikirin cara ngomong justru bisa bikin percakapan terasa kaku dan gak alami. Kamu malah kehilangan spontanitas dan jadi ragu untuk ngomong. Sementara orang yang bicara dengan lancar, meski berdialek, biasanya terdengar lebih menarik dan ekspresif. Jadi, jangan terjebak pada suara yang sempurna yang penting, isi percakapanmu punya makna.
4. Dunia sekarang lebih terbuka dengan dialek beragam

Zaman dulu mungkin banyak orang menganggap dialek lokal itu lucu atau aneh. Tapi sekarang, dunia udah jauh lebih terbuka. Di tempat kerja internasional, konferensi global, bahkan kelas online, mayoritas orang yang ngomong bahasa Inggris bukan penutur asli. Artinya, dialek lokal itu justru normal.
Perusahaan besar juga sekarang menilai kemampuan bahasa dari seberapa efektif seseorang menyampaikan ide, bukan dari seberapa “Amerika” suaranya. Jadi kalau kamu masih minder, coba ubah cara pandang. Dunia gak lagi menuntut kamu untuk terdengar seperti native speaker. Selain itu yang penting, kamu bisa nyambung dan punya pendapat yang jelas.
5. Dialek bisa jadi ciri khas yang bikin kamu diingat

Setiap orang punya hal yang bikin dia berbeda, dan dialek bisa jadi salah satunya. Suara dengan intonasi khas Indonesia misalnya, bisa terdengar hangat dan ramah di telinga banyak orang. Kadang, itu justru bikin kamu lebih mudah diingat di antara orang-orang lain yang terdengar biasa saja.
Selain itu, berani ngomong dengan dialek sendiri menunjukkan rasa percaya diri. Orang bisa langsung tahu kamu gak berusaha jadi orang lain. Sikap itu menarik dan bikin orang nyaman mengobrol denganmu. Jadi, daripada malu, lebih baik kamu bangga karena punya cara bicara yang unik, sesuatu yang gak dimiliki siapa pun di dunia.
Dialek bicara gak pernah jadi masalah selama kamu bisa menyampaikan pikiran dengan jelas. Justru keberanian untuk tetap jadi diri sendiri itulah yang bikin percakapan terasa tulus. Semakin kamu terbiasa berbicara dengan dialekmu, semakin besar pula peluangmu untuk berkembang. Karena pada akhirnya, bahasa diciptakan untuk menghubungkan manusia, bukan untuk menilai siapa yang terdengar paling sempurna.
Referensi:


















