Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Gen Z (freepik.com/freepik)

Gen Z dikenal sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Meskipun masih muda secara usia, banyak dari Gen Z yang sering merasa lebih tua dari seharusnya. Fenomena ini cukup berbanding terbalik dengan generasi milenial yang selalu merasa masih muda padahal usianya sangat jauh dari remaja.

Fenomena ini muncul karena Gen Z hidup dalam dunia yang menuntut mereka cepat dewasa. Masalah ekonomi hingga ekspektasi sosial ikut membentuk mentalitas yang jauh lebih matang dari usia mereka. Nah, berikut ini lima alasan kenapa Gen Z sering merasa lebih tua dari usianya. Keep scrolling!

1. Terlalu cepat terpapar masalah dunia

ilustrasi Gen Z (freepik.com/freepik)

Gen Z tumbuh dengan internet yang berarti mereka terpapar informasi dari dunia sejak usia sangat muda. Dari konflik global, isu kesehatan mental, sampai krisis ekonomi, semua informasi masuk tanpa filter setiap hari melalui media sosial. Mau tak mau, Gen Z jadi terpapar masalah dari dunia.

Paparan ini membuat mereka lebih sadar dan cemas akan dunia sekitar dibanding generasi sebelumnya di usia yang sama. Mereka merasa harus peduli, berpikir kritis, bahkan beraksi sejak remaja. Tak heran kalau banyak dari mereka merasa seolah telah hidup terlalu lama dalam kekhawatiran dan ketegangan yang cukup intens.

2. Beban hidup datang lebih dini

ilustrasi tertekan dengan pikiran sendiri (freepik.com/freepik)

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan dunia kerja yang makin kompetitif, Gen Z seringkali merasa harus segera menjadi sesuatu meski baru lulus sekolah atau kuliah. Banyak dari mereka sudah memikirkan investasi, penghasilan tambahan, bahkan burnout di usia awal 20-an. Semua ini tentu ada pengaruh besar dari media.

Tekanan untuk mandiri secara finansial dan emosional datang lebih cepat. Saat teman-teman dari generasi sebelumnya masih menikmati masa muda, banyak Gen Z sudah sibuk mengatur anggaran bulanan atau menjalani side hustle. Ini menciptakan ilusi kedewasaan yang terasa sangat nyata.

3. Budaya nostalgia yang sangat dini

ilustrasi seorang perempuan menikmati matahari terbenam (freepik.com/teksomolika)

Menariknya, Gen Z dikenal sangat suka bernostalgia, meskipun mereka sendiri belum terlalu jauh meninggalkan masa kecilnya. Dari tren Y2K, musik tahun 2000an, hingga gaya hidup ala 90an, semua menjadi bahan kenangan yang terus diromantisasi.

Budaya nostalgia ini biasanya muncul di usia 30an ke atas, namun sudah dijalani oleh Gen Z di usia belasan atau awal 20an. Kebiasaan ini secara tak langsung menciptakan perasaan bahwa mereka sudah melewati banyak hal, padahal usia sebenarnya masih sangat muda.

4. Krisis identitas di usia muda

ilustrasi perempuan bertopeng (unsplash.com/Engin Akyurt)

Berkat media sosial dan arus informasi yang deras, Gen Z menghadapi tekanan identitas sejak remaja. Mereka merasa harus tahu siapa diri mereka, passion-nya apa, harus berpikir dewasa, dan menunjukkan versi terbaik dari diri mereka. Hal ini terjadi bahkan sebelum mereka punya waktu untuk mengenal diri sendiri.

Tekanan untuk menjadi siap dalam segala hal membuat mereka menua secara emosional dengan lebih cepat. Rasa lelah karena terus membentuk citra diri dan mencari validasi, baik secara personal maupun profesional, sering membuat mereka merasa sudah melewati banyak fase, padahal itu semua baru permulaan.

5. Keseharian yang kurang ringan

Ilustrasi barista kafe (freepik.com/freepik)

Masa muda generasi sebelumnya, identik dengan kebebasan dan waktu luang. Namun bagi banyak Gen Z, keseharian mereka justru penuh dengan jadwal padat, multitasking, dan kekhawatiran tentang masa depan. Sekolah, kerja sampingan, media sosial, hingga urusan kesehatan mental, semuanya bercampur jadi satu beban berat.

Kondisi ini membuat mereka cepat lelah dan merindukan masa kecil, meski pada kenyataannya belum jauh-jauh amat dari masa itu. Mereka cenderung dewasa sebelum waktunya karena tidak sempat benar-benar menikmati proses bertumbuh tanpa adanya tekanan. Tak heran jika perasaan lebih tua dari umur yang sebenarnya.

Fenomena merasa lebih tua dari usia sebenarnya yang dialami oleh Gen Z ini sebenarnya cukup wajar mengingat situasi sosial mereka. Untuk keluar dari perasaan ini, Gen Z harus hidup pada momen sekarang dan mengurangi kekhawatiran akan masa depan. Dengan begitu, hidup mereka akan lebih tenang dan tak tertekan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy