TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Sebaiknya Dihindari Saat Memutuskan Gap Year

Jangan sampai lima hal ini menghambatmu tumbuh!

Ilustrasi seorang pria yang sedang melihat ke luar jendela (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Akhir-akhir ini, jalur tes masuk di beberapa Perguruan Tinggi Negeri sudah tutup. Untuk lulusan SMA terdapat dua pilihan yang bisa dipertimbangkan. Bisa dengan mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta atau memutuskan gap year untuk mencoba kesempatan di tahun berikutnya.

Kedua pilihan tersebut wajib dipikirkan matang-matang. Selain itu juga perlu disesuaikan dengan biaya yang dimiliki. Hindari terlalu memaksakan keadaan agar dalam menjalaninya bisa lebih lega. Untuk kamu yang memutuskan gap year, perhatikan dulu lima hal ini yang sebaiknya kamu hindari agar masa gap year-mu tidak sia-sia!

1. Scrolling media sosial

Ilustrasi telepon genggam (pexels.com/Magnus Mueller)

Menerima kenyataan pahit memang tidak mudah. Untuk menangkal kesedihan itu, kamu cenderung mencari distraksi. Salah satu caranya adalah dengan scrolling media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Youtube. Dari semua media sosial itu kamu melihat banyak pencapaian teman-teman seumuran yang sudah berhasil masuk di kampus idaman.

Hal tersebut sangat rentan mengundang kesedihanmu lagi. Ada baiknya, kamu menghindari kegiatan scrolling media sosial. Kalaupun ingin, kamu bisa membuat akun baru yang khusus berisi konten-konten motivasi. Jadi, kamu tidak merasakan trigger yang mengundang sedih.

2. Terlalu meratapi nasib

Ilustrasi perempuan yang sedang memegang kepala (pexels.com/RODNAE Productions)

Jika dibayangkan, memutuskan gap year bisa menjadi hal yang berat untuk sebagian besar orang. Apalagi bagi mereka yang terpaksa melakukannya karena keadaan. Namun, hidup harus terus berjalan. Rasanya tidak baik juga jika terus meratapi kenyataan.

Setelah menangis seharian, cobalah mencari hiburan yang lain. Hindari terlalu lama meratapi nasib di pojok kamar. Bagaimanapun juga kenyataan pahit itu perlu diterima. Cobalah untuk berdamai dengan semuanya secara perlahan.

Baca Juga: 5 Plus Minus Memilih Gap Year Sebelum Kuliah, Yuk Pertimbangkan Dulu

3. Tidak memiliki rencana ke depan

Ilustrasi seseorang yang sedang berbaring (pexels.com/Arina Krasnikova)

Situasi yang sedih memang sering menghambat seseorang untuk berpikir terang. Pikiran yang masih fokus pada kesedihan sering dilanda kebingungan dan ketakutan. Apalagi rasa trauma masa lalu tentang kegagalan juga menyebabkan takut untuk kembali mencoba. Namun, itu semua perlu dilewati dengan kepercayaan diri lagi.

Gagal hari ini bukan berarti gagal selamanya, bukan? Untuk itu, cobalah untuk menyusun kembali rencana-rencana yang tumbang. Perbaiki beberapa kesalahan yang bisa diubah. Teruslah yakin bahwa Tuhan akan selalu bersama dengan orang-orang yang sabar dan berjuang.

4. Mengisi waktu gap year dengan hal-hal tidak bermanfaat

Ilustrasi lelaki yang sedang makan (pexels.com/Ron Lach)

Memiliki banyak waktu luang bukanlah alasan untuk mengisinya dengan hal-hal sembarangan. Hal-hal yang memang membuatmu bahagia, tapi tidak ada gunanya. Sebenarnya tidak ada salahnya juga untuk membahagiakan diri sendiri. Namun, tetap tahu batasan agar tidak kelewatan.

Hibur dirimu secukupnya dan kembali berjuang semaksimal mungkin yang kamu bisa. Isi waktu gap year-mu dengan hal-hal bermanfaat. Seperti halnya kembali belajar materi ujian, belajar hal baru, berolahraga, berkerja, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 10 Motivasi Untukmu yang Sedang Gap Year, Bukan Akhir Segalanya!

Verified Writer

Adira Putri Aliffa

A full time learner in life | Instagram: adiraaliffa & perahuteduh, twitter: @deardir1

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya