TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wawasan Wiyata Mandala: Pengertian, Unsur, Fungsi, dan Prinsip

Maknanya sangat filosofis

ilustrasi MPLS (flickr.com/Universitas Ciputra)

Wawasan Wiyata Mandala adalah salah satu materi yang diperuntukkan untuk kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dengan begitu, Wawasan Wiyata Mandala menjadi filosofi dasar yang harus dipelajari siswa dari tingkat SD, SMP, SMA atau sederajat. 

MPLS sendiri merupakan program penyambutan murid baru dengan mekanisme yang telah diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Terkait hal ini, Wawasan Wiyata Mendala menjadi fundamental penting agar pendidikan di sekolah terselenggara secara optimal. 

Lalu, apa sebenarnya Wawasan Wiyata Mandala itu? Berikut IDN Times sajikan rangkuman lengkap seputar Wawasan Wiyata Mandala di artikel ini.

1. Pengertian Wawasan Wiyata Mandala

ilustrasi gedung sekolah (unsplash.com/@wanderfleur)

Menurut asal kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wawasan diartikan sebagai pandangan atau cara pandang mendalam tentang hakikat sesuatu. Sementara kata wiyata berarti pengajaran atau pendidikan dan mandala adalah lingkungan. 

KBBI secara khusus mendefinisikan Wiyata Mandala sebagai lingkungan pendidikan untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar. Bila disatukan, Wawasan Wiyata Mandala memiliki arti filosofis berupa sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. 

Baca Juga: Seni Mengamati: Menghargai Kecerdasan dan Wawasan Sifat Pendiam 

2. Unsur-unsur Wawasan Wiyata Mandala

Ilustrasi lingkungan sekolah (unsplash.com/kenny eliason)

Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa, Wawasan Wiyata Mandala memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Berdasarkan materi yang dipublikasikan laman Dapodik, unsur-unsur Wawasan Wiyata Mandala antara lain:

  1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan.
  2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas    penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
  3. Antara guru dan orang tua siswa harus saling pengertian dan bekerjasama untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi).
  4. Warga sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru baik di dalam maupun di luar sekolah.
  5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitar dan mendukung antarwarga.

Baca Juga: MPLS adalah Pengganti MOS, Ini Tujuan dan Peraturannya

3. Fungsi dan karakteristik sekolah

ilustrasi kegiatan sekolah anak (Pexels.com/Max Fischer)

Menurut fungsinya, sekolah adalah tempat Proses Belajar Mengajar (PBM) antara guru, siswa, dan warga sekolah lainnya. Sekolah juga tempat untuk membina dan mengembangkan hal-hal esensial meliputi:

  1. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. Pandangan hidup/kepribadian.
  3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau Tuhannya.
  4. Kemampuan dan keterampilan berkarya.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah berfungsi untuk mendidik masyarakat lewat tata tertib yang mengatur hubungan antara guru, siswa, dan pengelola pendidikan. Untuk bisa membuat tempat belajar yang kondusif, sekolah harus memiliki karakteristik seperti:

  1. Terdapat guru dan siswa agar PBM berjalan secara tertib.
  2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
  3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.

Baca Juga: 5 Tips Kaya Ilmu Pengetahuan, Wawasan Jadi Luas!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya