TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Sepele yang Bisa Membuat Bahasa Daerah Semakin Punah

Mari lestarikan bahasa daerah kita

pixabay.com/5477687

Tanggal 21 Februari setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu secara internasional. Bahasa daerah di Indonesia dikenal juga dengan bahasa ibu yang merupakan ciri khas masyarakat lokal di Indonesia dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari. Semakin hari rasanya semakin jarang mendengarkan bahasa asing dijadikan alat komunikasi dalam kehidupan.

Untuk itu, kita bukan hanya berusaha untuk melestarikan bahasa daerah, namun juga harus menghindari beberapa penyebab yang bisa membuat bahasa daerah berubah status menjadi punah. Berikut lima hal sepele yang harus dihindari demi melestarikan bahasa daerah di Indonesia.

1. Orangtua tidak mengajarkan bahasa daerah kepada anaknya sejak kecil

pixabay.com/5477687

Bahasa daerah termasuk dalam lingkup bahasa ibu yang mulai diperkenalkan sejak seseorang lahir. Untuk itu, sebaiknya bahasa daerah mulai diajarkan dalam lingkungan terkecil dahulu yakni keluarga.

Orangtua harus lebih semangat dalam mengajarkan penuturan bahasa daerah beserta nilai-nilai budaya Indonesia kepada anak sejak masih kecil. Karena kemampuan verbal anak bisa dilatih saat masa perkembangannya di usia kanak-kanak.

Baca Juga: Hari Bahasa Ibu Internasional, Ini 6 Cara Lestarikan Bahasa Daerah

2. Malu menuturkan bahasa daerah dalam lingkungan pergaulan

pexels.com/Afta Putta Gunawan

Terkadang ada sebagian orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah, namun merasa malu menerapkannya dalam berbicara kepada seseorang. Mulai dari takut dianggap kuno atau bahkan terhalang tak adanya lawan bicara untuk diajak berbahasa daerah.

Justru, jika kita percaya diri menuturkan bahasa daerah bisa memicu ketertarikan orang lain untuk mengenal bahasa yang kita tuturkan. Jadi, jangan merasa khawatir untuk mencoba menerapkan kemampuan bahasa daerahmu. Siap?

3. Lebih merasa bangga jika mampu menguasai bahasa asing

Pexels/Petro Sandrini

Realita zaman sekarang sangat jarang ditemui banyak orang yang antusias memahami bahasa daerah. Bahkan, orang lebih semangat berbondong-bondong mempelajari bahasa asing. Tentu bukan hak yang salah jika mempelajari dan memiliki keahlian di luar bahasa Indonesia.

Namun, jangan sampai kita lupa dengan identitas utama kita sebagai bagian dari masyarakat lokal Indonesia. Pelajarilah dan perkenalkanlah bahasa dari asal daerahmu dengan percaya diri dan penuh kebanggaan. Buanglah stigma negatif yang memandang bahwa mempelajari dan menuturkan bahasa daerah adalah hal yang ketinggalan zaman.

4. Generasi tua tak lagi memahami bahasa daerah

unsplash.com/@ayahya09

Bahasa daerah bukan hanya bisa hilang di kalangan anak muda. Namun, pada generasi tua pun terkadang tak lagi memahami bahasa daerahnya secara sempurna. Kembali lagi, karena tidak adanya ketegasan dan keseriusan dalam mempelajari maupun mewarisinya kepada anak cucu. Sehingga membuat bahasa daerah bisa semakin hilang tergerus oleh zaman.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengenalkan Si Kecil Bahasa Jawa Krama Sebagai Bahasa Ibu

Verified Writer

Mia Lubis

Jika ada kesalahan / kekeliruan dalam tulisan saya adalah ketidaksengajaan. Ambil baiknya, buang buruknya. Thanks for reading!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya