TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekstrakurikuler Jadi Salah Satu Kunci Seleksi Masuk Universitas Dunia

Pelajar yang ingin kuliah di luar negeri wajib tahu!

ilustrasi kuliah di luar negeri (pexels.com/ICSA)

Membaiknya situasi pandemik di seluruh dunia memantik kembali harapan para orangtua untuk memberangkatkan anaknya menempuh pendidikan di universitas terbaik dunia. Sayangnya, perjuangan menembus universitas-universitas ini tidaklah mudah.

Terlebih tahun ini, hampir seluruh universitas terbaik dunia mencatatkan angka rata-rata penerimaan yang semakin rendah seiring tingginya minat calon mahasiswa. Untuk menembus ketatnya seleksi pendaftaran di universitas-universitas tersebut, tentunya para orangtua membutuhkan informasi memadai untuk mempersiapkan putra-putrinya dengan sebuah strategi khusus.

Dari sisi anak, sebagai pelajar tentunya kamu juga perlu mempersiapkan beberapa hal guna terlihat lebih menonjol dibandingkan kandidat pelajar lainnya. Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler seperti yang disarankan dalam Crimson Education lewat Press Conference pada Rabu (10/8/22).

1. Aktivitas ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan jadi salah satu kunci diterima masuk universitas top dunia

Daniel Chung, Former Associate Director of Admissions di Stanford University, dalam acara Press Conference. 10 Agustus 2022. (dok. Crimson Education)

Daniel Chung, Former Associate Director of Admissions di Stanford University yang hadir secara virtual dalam acara tersebut menjelaskan bahwa memang banyak orangtua yang hanya berfokus pada nilai akademik untuk mengantar anak-anaknya masuk ke universitas pilihan. Padahal, ada yang lebih penting daripada itu.

“Mungkin praktik semacam ini umum berlaku di sistem pendidikan berbagai negara. Namun, berbeda halnya jika ingin memasuki universitas sekelas Ivy League di Amerika Serikat (AS), cemerlang secara akademis saja tidaklah memadai. Siswa yang tidak mencantumkan aktivitas ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan dalam aplikasinya akan sulit dipertimbangkan masuk ke universitas AS mana pun, apalagi Ivy League,” paparnya.

2. Umumnya, pihak universitas akan menilai calon mahasiswa secara holistik

Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education, dalam acara Press Conference. 10 Agustus 2022. (dok. Crimson Education)

Dalam lingkungan yang kompetitif, prestasi akademis gak selalu cukup untuk mendapatkan pengakuan dan membuat siswa tersebut diterima di universitas unggulan. Setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS menerima puluhan ribu aplikasi, tetapi hanya sebagian kecil mahasiswa yang diterima.

Saat menyeleksi puluhan ribu aplikasi, umumnya dari siswa-siswi berprestasi seluruh dunia, pihak universitas akan menilai calon mahasiswa secara holistik. Sehingga, kegiatannya di luar ruang kelas turut memberikan bobot yang besar. 

Baca Juga: Mengenal Group of Eight, 8 Universitas Paling Bergengsi di Australia

3. Bahkan, Universitas Stanford menolak 69 persen calon mahasiswa dengan skor SAT sempurna dalam lima tahun terakhir

Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education, dalam acara Press Conference. 10 Agustus 2022. (dok. Crimson Education)

Sebagai contoh, Universitas Stanford menolak 69 persen calon mahasiswa dengan skor SAT sempurna dalam lima tahun terakhir. Universitas-universitas unggulan di AS seperti Stanford ingin melihat mahasiswa yang dapat membawa pengaruh positif bagi budaya kampus dan menambah kekayaan sejarah alumninya.

Dengan kata lain, tolok ukur tidak lagi sekadar skor SAT sempurna, tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan. Inilah yang menjadi fokus pengembangan Crimson Education, konsultan pendidikan yang menyediakan bimbingan bagi siswa-siswi sekolah menengah yang berambisi untuk menembus ketatnya seleksi penerimaan di universitas-universitas kelas dunia. 

4. Crimson Education akan membantu pelajar untuk menonjolkan diri dan kualitas terbaik mereka

Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education, dalam acara Press Conference. 10 Agustus 2022. (dok. Crimson Education)

Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education menjelaskan lebih lanjut mengenai fokus layanan Crimson Education. Mereka membimbing siswa sekolah menengah melampaui standar menjadi siswa cemerlang secara akademis untuk menembus seleksi masuk universitas unggulan.

“Bersama Crimson, siswa akan dibimbing menjalankan inisiatif yang sesuai minat dan ketertarikan mereka dengan menyoroti kreativitas, kemampuan analisis, kemampuan berpikir kritis, dan berbagai hal lainnya yang akan menjadi bekal mereka dalam perkuliahan nanti," katanya.

 

"Dengan cara ini, siswa berkesempatan untuk menonjolkan diri dan menunjukkan kepada pihak universitas bahwa mereka memiliki segala kualitas yang pihak universitas cari dalam diri mahasiswa tingkat sarjananya: kecerdasan; kepraktisan; keberanian; kedewasaan; fokus; determinasi; kemampuan untuk bertindak lanjut (follow-through); serta kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan,” tambah Vanya.

Siswa yang mampu mempertahankan minatnya secara konsisten dalam satu kegiatan ekstrakurikuler selama beberapa tahun memang akan lebih dilirik. Akan tetapi, bukan berarti kegiatan ekstrakurikuler harus selalu menjadi komitmen jangka panjang. 

Baca Juga: Ranking 7 Universitas Swasta di Banten Versi Webometrics 2022

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya