TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rekonsiliasi: Definisi, Syarat, dan Prinsipnya!

Yakin selama ini kamu sudah tahu artinya?

Ilustrasi rekonsiliasi (pexels.com/Pixabay)

Secara umum rekonsiliasi adalah cara untuk menangani konflik dengan berunding atau melakukan perjanjian. Dalam pelaksanaannya, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti permintaan maaf dan pengakuan. Cara ini juga dianggap efektif untuk menyelesaikan masalah.

Buat kamu yang ingin tahu lebih jauh mengenai rekonsiliasi, dalam artikel kali ini akan dibahas secara lengkap. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Baca Juga: Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Tujuan, Prosedur, dan Bentuknya

1. Pengertian rekonsiliasi

Ilustrasi jabat tangan (Pixabay.com/adamr)

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rekonsiliasi adalah perbuatan memulihkan hubungan persahabatan ke keadaan semula atau perbuatan menyelesaikan perbedaan. Pengertian lainnya, rekonsiliasi adalah cara menghilangkan ketidakpercayaan dan kebencian yang memicu konflik demi mencapai konsolidasi perdamaian serta terwujudnya perdamaian yang berkelanjutan.

Untuk melakukan rekonsiliasi, setidaknya ada dua hal yang harus dipenuhi. Pertama adalah ada pihak yang mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Kedua, ada pula pihak memberikan maaf. Dengan begini, proses rekonsiliasi pun bisa terjadi untuk mencapai tujuan positif bersama.

2. Prinsip dari rekonsiliasi

Ilustrasi jabat tangan (unsplash.com/Science in HD)

Untuk melakukan rekonsiliasi atau penyelesaian konflik membutuhkan beberapa prinsip. Kedua belah pihak pun harus memenuhi prinsip ini agar tercapai kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut prinsip rekonsiliasi.

Membangun kembali kepercayaan

Konflik harus diselesaikan tanpa kekerasan dan berpedoman pada adanya kepercayaan kembali antara pihak-pihak yang berkonflik. Dengan begitu, maka konflik pun bisa menghasilkan evaluasi bagi masyarakat itu sendiri, sehingga menuntun kedua belah pihak pada perdamaian.

Penerimaan dari kelompok lain

Pihak yang berkonflik harus memiliki pandangan terbuka terhadap satu sama lain. Hal ini akan menghindarkan kekerasan. Pasalnya sikap penerimaan sangat penting untuk penyelesaian konflik dalam rekonsiliasi.

Baca Juga: Sejarah Gedung Syahrir, Lokasi Rapat Naskah Perundingan Linggarjati

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya